26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Banjir Rendam 1.935 Rumah

Sungai Deli dan Sungai Babura Meluap

MEDAN-Hujan deras selama enam jam di Tanah Karo dan Medan merendam 6 kelurahan di Kecamatan Medan Maimun dan 1 kelurahan di Medan Polonia. Sedikitnya 1.935 rumah terendam akibat Sungai Deli dan Sungai Babura meluap pada Rabu (16/5) malam.

Banjir setinggi 1 meter bermula pada pukul 02.00 Kamis (17/5) dini hari. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugiann
diduga cukup tinggi. Warga bisa menyelamatkan diri karena banjir di tempat tersebut sudah sangat sering. Hanya saja, ada sebahagian harta benda milik warga yang tidak bisa diselamatkan saat air dengan deras membawa lumpur masuk ke dalam rumah.

Berdasarkan data yang diperoleh Sumut Pos, banjir merendam rumah warga di enam kelurahan, yaitu Kelurahan Aur sebanyak 456 KK, Keluarahan Sukaraja sebanyak 83 KK, Kelurahan Sei Mati sebanyak 812 KK, Kelurahan Jati sebanyak 15 KK, Kelurahan Hamdan sebanyak 220 KK, dan Kelurahan Kampung Baru sebanyak 343 KK. Sedangkan di Kecamatan Medan Polonia ada enam rumah di Kelurahan Polonia yang terendam akibat meluapnya Sungai Babura. Total rumah yang terendam adalah 1.935 rumah.

Pantauan Sumut Pos di lokasi kemarin, ketinggian air di Sungai Deli sudah mulai surut jelang fajar. Warga dari empat kelurahan sudah kembali ke rumah masing-masing dan memulai bekerja secara bergotong royong membersihkan kotoran dari sisa air yang membawa lumpur dan sampah. Sedangkan warga di Kelurahan Aur dan Sukaraja, masih menunggu air surut di posko kecamatan dan kelurahan yang terus lanjut.
Khairun Yunus, Warga gang Sepakat, Kelurahan Sungai Mati, Kecamatan Medan Maimon mengaku sudah terbiasa dengan banjir susulan. Walau dirinya sempat panik saat air sudah masuk ke dalam rumah. “Sudah tidur kami, tidak tahunya air sudah masuk ke dalam rumah,” kata Khairun sambil mengepel lantai rumahnya.

Dijelaskannya, air mulai naik dan masuk kedalam rumah warga sekitar pukul 02.00-05.00 WIB. “Tetapi sekitar pukul 06.00 WIB, air sudah mulai surut. Waktu air sudah masuk, kita hanya menyelamatkan barang berharga saja. Kalau untuk harta benda seperti kursi dan lemari sudah terendam, hanya barang eletronik yang bisa diselamatkan ke tempat yang tinggi,” ucapnya lagi.

Selama banjir, lanjutnya, dirinya bersama keluarga, terpaksa mengungsi ke tempat keluarganya yang berada di seberang Jalan Brigjen Katamso. “Kalau warga lain, juga mengungsi mencari tempat yang lebih aman di kantor lurah dan ke rumah tetangga yang tidak terkena banjir serta ke rumah keluarganya masing-masing.  Kami hanya meminta kepada pemerintah agar dapat memfungsikan kanal agar warga yang tinggal di bantaran sungai tidak terkena imbas banjir yang setiap tahun kami rasakan,” pintanya.

Camat Medan Maimon, Said Reza yang langsung turun ke lokasi menjelaskan kalau pihaknya sudah tanggap dengan bencana banjir dan langsung membangun dapur umum. “Sejak pagi dari pukul 03.00 WIB, kita sudah sibuk membuat dapur umum. Untuk dapur umum yang dibangun ada lima yaitu di Kelurahan Sungai Mati satu dapur umum, Kelurahan Hamdan satu dapur umum, Kelurahan Aur juga satu dapur umum. Sedangkan Kelurahan Suka Raja kita bangun dua dapur umum,” kata Said.

Lurah Aur, Yuna Tri Nasution sudah menyalurkan bantuan dari Dinsosnaker Medan dan dermawan kepada warganya yang terkena banjir. “Bantuan untuk makanan seperti nasi akan kita berikan sampai malam ini (kemarin, Red). Kalau untuk kerugian, kita tak ada,” ucap Yuna singkat.
Sedangkan Lurah Sei Mati, Asbin Siregar menjelaskan wilayahnya yang terendam banjir ada di empat lingkungan, yaitu Lingkungan 7, 8, 9, dan 12. “Untuk korban jiwa tak ada. Kita sudah menyiapkan bantuan bencana dengan menampung warga yang mengungsi di aula Kelurahan. Sedangkan makanan ringan sudah kita berikan sebagai antisipasi,” jelasnya.

Kabag Tapem Pemko Medan, Sofyan menambahkan kalau peristiwa banjir akibat meluapnya Sungai Deli. Hanya ada di satu Kecamatan saja. “Hanya satu kecamatan saja yang parah, kalau yang lain tidak begitu parah,” bebernya.

Selain itu, di Kecamatan Medan Polonia, banjir dari luapan Sungai Babura juga merendam rumah warga di Kelurahan Polonia. “Kalau di Kecamatan kita, hanya enam rumah saja,” jelas Camat Medan Polonia, Ody Dodi.

Medan Marelan dan Labuhan pun Khawatir

Di sisi lain, curah hujan yang kian meningkat di pegunungan dan di beberapa kawasan di Kota Medan menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang bermukim di bantaran Sungai Deli di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan. Bahkan warga sudah mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Warga di sini masih trauma datangnya banjir kiriman seperti yang terjadi tahun lalu. Apalagi sekarang hampir tiap malam hujan terus turun sangat deras dan mengakibatkan air sungai hampir melewati tanggul,” ujar, Ramlan (51) warga Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, kemarin.

Ramlan menuturkan, sejak Kamis malam sejumlah warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai mulai mengemas barang perabotan rumah tangga. “Sampai tadi pagi (kemarin, Red) beberapa warga mulai mengungsi ke rumah keluarganya yang tinggal agak jauh dari sungai. Karena selain khawatir sungai meluap, mereka takut kalau nanti tanggul sungai jebol dan menghantam rumah mereka,” ungkapnya.

Warga di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, juga terlihat waspada terhadap luapan air Sungai Deli. “Lebih bagus bersiap-siap dari awal sebelum banjir yang dikhawatirkan itu datang, beberapa hari ini saja mulai berjaga-jaga kalau-kalau banjir kiriman itu datang lagi seperti yang terjadi sebelumnya,” kata, Nurhayati (35) warga Raja Lama Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan.

Sementara, Camat Medan Labuhan, Zain Noval mengatakan, saat ini terdapat 200 Kepala Keluarga (KK) lebih yang bermukim di sekitar bantaran Sungai Deli. Noval menuturkan, terkait debit air sungai deli yang mulai naik, pihaknya telah memberikan imbauan kepada warga supaya untuk tetap waspada. Di samping itu, pihaknya juga telah menyiapkan posko pengungsian yang di tempatkan di kantor kelurahan.

“Sebelumnya air sungai sempat surut, tapi sekitar jam 10 pagi tadi air kembali naik karena adanya tekanan pasang air laut. Jadi sekarang ini yang kita takuti datangnya banjir kiriman dari hilir,” pungkasnya. (adl/mag-17)

Dua Kecamatan Terendam Banjir

Kecamatan Medan Maimun[table]KELURAHAN ,TINGGI AIR ,KORBAN
Kelurahan Aur ,1.2 meter ,456 Kepala Keluarga (KK)
Kelurahan Sei Mati ,1 meter ,812 KK
Kelurahan Sukaraja ,70-80 cm ,83 KK
Kelurahan Hamdan ,1 meter ,220 KK
Kelurahan Kampung Baru ,70-80 cm ,343 KK[/table]Kecamatan Medan Polonia[table]KELURAHAN ,TINGGI AIR ,KORBAN
Kelurahan Aur ,70-80 cm ,6 Kepala Keluarga (KK)[/table]
Dapur Umum Pemko Medan[table]Kelurahan Sungai Mati ,1 unit
Kelurahan Hamdan ,1 unit
Kelurahan Aur ,1 unit
Kelurahan Suka Raja ,2 unit[/table]

Sumber: Pemko Medan

Sungai Deli dan Sungai Babura Meluap

MEDAN-Hujan deras selama enam jam di Tanah Karo dan Medan merendam 6 kelurahan di Kecamatan Medan Maimun dan 1 kelurahan di Medan Polonia. Sedikitnya 1.935 rumah terendam akibat Sungai Deli dan Sungai Babura meluap pada Rabu (16/5) malam.

Banjir setinggi 1 meter bermula pada pukul 02.00 Kamis (17/5) dini hari. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugiann
diduga cukup tinggi. Warga bisa menyelamatkan diri karena banjir di tempat tersebut sudah sangat sering. Hanya saja, ada sebahagian harta benda milik warga yang tidak bisa diselamatkan saat air dengan deras membawa lumpur masuk ke dalam rumah.

Berdasarkan data yang diperoleh Sumut Pos, banjir merendam rumah warga di enam kelurahan, yaitu Kelurahan Aur sebanyak 456 KK, Keluarahan Sukaraja sebanyak 83 KK, Kelurahan Sei Mati sebanyak 812 KK, Kelurahan Jati sebanyak 15 KK, Kelurahan Hamdan sebanyak 220 KK, dan Kelurahan Kampung Baru sebanyak 343 KK. Sedangkan di Kecamatan Medan Polonia ada enam rumah di Kelurahan Polonia yang terendam akibat meluapnya Sungai Babura. Total rumah yang terendam adalah 1.935 rumah.

Pantauan Sumut Pos di lokasi kemarin, ketinggian air di Sungai Deli sudah mulai surut jelang fajar. Warga dari empat kelurahan sudah kembali ke rumah masing-masing dan memulai bekerja secara bergotong royong membersihkan kotoran dari sisa air yang membawa lumpur dan sampah. Sedangkan warga di Kelurahan Aur dan Sukaraja, masih menunggu air surut di posko kecamatan dan kelurahan yang terus lanjut.
Khairun Yunus, Warga gang Sepakat, Kelurahan Sungai Mati, Kecamatan Medan Maimon mengaku sudah terbiasa dengan banjir susulan. Walau dirinya sempat panik saat air sudah masuk ke dalam rumah. “Sudah tidur kami, tidak tahunya air sudah masuk ke dalam rumah,” kata Khairun sambil mengepel lantai rumahnya.

Dijelaskannya, air mulai naik dan masuk kedalam rumah warga sekitar pukul 02.00-05.00 WIB. “Tetapi sekitar pukul 06.00 WIB, air sudah mulai surut. Waktu air sudah masuk, kita hanya menyelamatkan barang berharga saja. Kalau untuk harta benda seperti kursi dan lemari sudah terendam, hanya barang eletronik yang bisa diselamatkan ke tempat yang tinggi,” ucapnya lagi.

Selama banjir, lanjutnya, dirinya bersama keluarga, terpaksa mengungsi ke tempat keluarganya yang berada di seberang Jalan Brigjen Katamso. “Kalau warga lain, juga mengungsi mencari tempat yang lebih aman di kantor lurah dan ke rumah tetangga yang tidak terkena banjir serta ke rumah keluarganya masing-masing.  Kami hanya meminta kepada pemerintah agar dapat memfungsikan kanal agar warga yang tinggal di bantaran sungai tidak terkena imbas banjir yang setiap tahun kami rasakan,” pintanya.

Camat Medan Maimon, Said Reza yang langsung turun ke lokasi menjelaskan kalau pihaknya sudah tanggap dengan bencana banjir dan langsung membangun dapur umum. “Sejak pagi dari pukul 03.00 WIB, kita sudah sibuk membuat dapur umum. Untuk dapur umum yang dibangun ada lima yaitu di Kelurahan Sungai Mati satu dapur umum, Kelurahan Hamdan satu dapur umum, Kelurahan Aur juga satu dapur umum. Sedangkan Kelurahan Suka Raja kita bangun dua dapur umum,” kata Said.

Lurah Aur, Yuna Tri Nasution sudah menyalurkan bantuan dari Dinsosnaker Medan dan dermawan kepada warganya yang terkena banjir. “Bantuan untuk makanan seperti nasi akan kita berikan sampai malam ini (kemarin, Red). Kalau untuk kerugian, kita tak ada,” ucap Yuna singkat.
Sedangkan Lurah Sei Mati, Asbin Siregar menjelaskan wilayahnya yang terendam banjir ada di empat lingkungan, yaitu Lingkungan 7, 8, 9, dan 12. “Untuk korban jiwa tak ada. Kita sudah menyiapkan bantuan bencana dengan menampung warga yang mengungsi di aula Kelurahan. Sedangkan makanan ringan sudah kita berikan sebagai antisipasi,” jelasnya.

Kabag Tapem Pemko Medan, Sofyan menambahkan kalau peristiwa banjir akibat meluapnya Sungai Deli. Hanya ada di satu Kecamatan saja. “Hanya satu kecamatan saja yang parah, kalau yang lain tidak begitu parah,” bebernya.

Selain itu, di Kecamatan Medan Polonia, banjir dari luapan Sungai Babura juga merendam rumah warga di Kelurahan Polonia. “Kalau di Kecamatan kita, hanya enam rumah saja,” jelas Camat Medan Polonia, Ody Dodi.

Medan Marelan dan Labuhan pun Khawatir

Di sisi lain, curah hujan yang kian meningkat di pegunungan dan di beberapa kawasan di Kota Medan menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang bermukim di bantaran Sungai Deli di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan. Bahkan warga sudah mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Warga di sini masih trauma datangnya banjir kiriman seperti yang terjadi tahun lalu. Apalagi sekarang hampir tiap malam hujan terus turun sangat deras dan mengakibatkan air sungai hampir melewati tanggul,” ujar, Ramlan (51) warga Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, kemarin.

Ramlan menuturkan, sejak Kamis malam sejumlah warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai mulai mengemas barang perabotan rumah tangga. “Sampai tadi pagi (kemarin, Red) beberapa warga mulai mengungsi ke rumah keluarganya yang tinggal agak jauh dari sungai. Karena selain khawatir sungai meluap, mereka takut kalau nanti tanggul sungai jebol dan menghantam rumah mereka,” ungkapnya.

Warga di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, juga terlihat waspada terhadap luapan air Sungai Deli. “Lebih bagus bersiap-siap dari awal sebelum banjir yang dikhawatirkan itu datang, beberapa hari ini saja mulai berjaga-jaga kalau-kalau banjir kiriman itu datang lagi seperti yang terjadi sebelumnya,” kata, Nurhayati (35) warga Raja Lama Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan.

Sementara, Camat Medan Labuhan, Zain Noval mengatakan, saat ini terdapat 200 Kepala Keluarga (KK) lebih yang bermukim di sekitar bantaran Sungai Deli. Noval menuturkan, terkait debit air sungai deli yang mulai naik, pihaknya telah memberikan imbauan kepada warga supaya untuk tetap waspada. Di samping itu, pihaknya juga telah menyiapkan posko pengungsian yang di tempatkan di kantor kelurahan.

“Sebelumnya air sungai sempat surut, tapi sekitar jam 10 pagi tadi air kembali naik karena adanya tekanan pasang air laut. Jadi sekarang ini yang kita takuti datangnya banjir kiriman dari hilir,” pungkasnya. (adl/mag-17)

Dua Kecamatan Terendam Banjir

Kecamatan Medan Maimun[table]KELURAHAN ,TINGGI AIR ,KORBAN
Kelurahan Aur ,1.2 meter ,456 Kepala Keluarga (KK)
Kelurahan Sei Mati ,1 meter ,812 KK
Kelurahan Sukaraja ,70-80 cm ,83 KK
Kelurahan Hamdan ,1 meter ,220 KK
Kelurahan Kampung Baru ,70-80 cm ,343 KK[/table]Kecamatan Medan Polonia[table]KELURAHAN ,TINGGI AIR ,KORBAN
Kelurahan Aur ,70-80 cm ,6 Kepala Keluarga (KK)[/table]
Dapur Umum Pemko Medan[table]Kelurahan Sungai Mati ,1 unit
Kelurahan Hamdan ,1 unit
Kelurahan Aur ,1 unit
Kelurahan Suka Raja ,2 unit[/table]

Sumber: Pemko Medan

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/