25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Jalur Medan-Berastagi Putus Lagi

Jalur Medan menuju Berastagi atau Tanah Karo kembali putus. Kali ini, tebing di kawasan Sembahe, tepatnya Km 35, longsor dan menyebabkan macet selama delapan jam.

Peristiwa ini diawali oleh hujan deras yang melanda kawasan tersebut sejak Rabu (16/5) malam. Sekira pukul 21.00 WIB, tebing sebelah kiri dari arah Medan longsor. Tanah dan pepohonan dari tebing itu menutup separuh badan jalan. “Mungkin tebing yang curam itu tak dapat menahan debit airn
sehingga terjadinya longsor, sehingga kayu-kayu  yang jatuh  dari tebing yang berketinggian lima belas meter menutup badan jalan yang membuat
kemacetan,” ungkap Kapolsekta Pancurbatu, AKP S Siagian.

Sampai,  Kamis (17/5) pagi, longsoran itu belum ada dilakukan pembersihan yang menyebabkan antrean kendaraan dari kedua arah mencapai lima kilometer. Pengemudi yang terjebak longsor itu sudah bermalam di lokasi, terutama pengemudi kendaraan yang datang dari arah Kabupaten Karo. Mereka tidak bisa memutar kendaraan dan terpaksa bertahan.

Warga sekitar, Elfa (34) yang ditemui di lokasi mengatakan arus kendaraan sebenarnya masih bisa melewati longsoran yang tidak menutup seluruh badan jalan. Namun akibat banyaknya kendaraan terutama angkutan umum yang menyelonong mengakibatkan kemacetan di lokasi kejadian. “Apalagi tadi pagi sekira pukul 03.00 WIB, ada truk pengangkut terbalik di sekitar situ, itulah yang membuat macet total. Akibatnya ada pengemudi yang terpaksa bermalam di lokasi kejadian,” kata Elfa.

Seorang pengemudi mobil barang, Wira Lubis menjelaskan kalau kendaraan dari Kabupaten Karo sama sekali tidak bisa memutar. “Kalau dari arah Medan, masih bisa memutar dengan balik arah atau ambil jalur alternatif dari Batu Mbelin, Namorambe,” ucap Wira.

Pantauan Sumut Pos di lokasi, material longsoran yang terdiri dari batu, tanah, dan batang-batang pohon menutup ruas jalan hingga sekitar sepuluh meter. Sejumlah petugas Pemerintah Kabupaten Deliserdang dan polisi sudah berada di lokasi dan berupaya mengatasi masalah longsoran itu. Tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.

Antrean kendaraan masih terus terjadi hingga pukul 13.00 WIB. Walau sebenarnya material longsor telah dikeruk oleh buldozer yang diturunkan pemerintahan setempat sekitar pukul 10.15 WIB. Kondisi arus lalu lintas masih macet, hal itu diakibatkan dua bus yang mengangkut penumpang menuju ke kawasan Berastagi, mogok di tengah jalan.

Selain itu, kemacetan ini semakin diperparah karena bertepatan dengan waktu libur paskah, karenya banyak yang ingin berwisata ke daerah kota dingin Berastagi.

Kasat Lantas Polresta Medan Kompol M Risya Mustario saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (17/5) siang, mengatakan jalan Medan-Brastagi sudah bisa dilalui. Namun,  dia mengeluhkan petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprov Sumut yang lama menurunkan alat berat sehingga membuat kemacetan terjadi di ruas jalan tersebut. Pasalnya, longsor diketahui terjadi sejak pukul 21.00, tapi pihak PU baru menurunkan alat berat pukul lima pagi. “Lama sekali alat berat tiba di lokasi,” sebutnya.

Akhirnya, arus lalu lintas kembali normal, sekitar Pukul 12.00 WIB, setelah tumpukkan tanah dan kayu akibat longsor disingkirkan dari badan jalan yang menutupi, satu persatu kenderaan pun meninggalkan lokasi.

Camat Sibolangit Tua Malem Taringan, mengaku longsor memang tidak bisa dihindari. Lokasi yang kerab menjadi langgana longsor itu sejatinya merupakan kawasan hutan negara. Dia bahkan mengatakan telah melakukan beberapa langkah reboisasi, namun longsor tetap saja terjadi.

Di sisi lain, Kepala Dinas BIKT Pemkab DeliSerdang Neken Ketaren mengatakan Pemkab Deliserdang sedang berupaya membuka jalur alternatif. Pembukaan jalur alternatif itu untuk mengantisipasi bila terjadi tanah longsor. Bila terjadi sesuatu peristiwa di jalur Sembahe sehingga menyebabkan kemacetan pengendara kendaran dapat memilih dua jalur alternatif.

Jalur pertama, melalui kawasan Tuntungan-Kutalinbaru-Lau Belawan- Tembus ke Sibolangit di bumi pramuka dengan panjang sekitar 12 km. Jalur kedua melalui Delitua atau Patumbak- Biru Biru-Desa Cinta Rakyat, Sibolangit. “Kedua jalur itu memang belum akrab bagi pengemudi, sehingga jarang dimanfaatkan. Namun kini kedua jalur itu sudah terbuka, silahkan pilih bila ada peristiwa tanah longsor menyebabkan kemacetan di Jalinsum,”saran Neken.

Sementara itu, potensi hujan deras yang mengakibatkan longsor dan banjir di Medan dan sekitarnya memang cukup tinggi. Hal ini diungkapkan Kepala Data & Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hendra. “Intensitas curah hujan yang turun itu 25 mm per hari hingga 30 mm per hari,” jelasnya.

Hendra mengaku, seluruh wilayah pegunungan dan perbukitan di antaranya Karo, Tarutung, Sibolga, Sidimpuan, Tapsel, Dairi, Pakpak Bharat, dan Langkat berpotensi longsor. “Untuk daerah yang potensi angin puting beliung itu wilayah Pantai Timur di antaranya Medan, Langkat, Binjai, Sergei, Tebingtinggi, Siantar, Simalungun dan Tanjungbalai,” ujarnya.

Putting Beliung Terjang Tanjungmorawa

Sementara itu, rumah warga di Desa Tanjung Baru, Desa Wonosari dan Desa Dalu X A Kecamatan Tanjungmorawa diterpa angin puting beliung Rabu (16/5) malam. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa itu. Namun sejumlah rumah warga mengalami rusak warga.

Pantauan Posmetro Medan (grup Sumut Pos), Kamis (17/5) di Dusun II Desa Wonosari, atap seng bangunan sekolah milik Yayasan Wira Jaya, lepas akibat angin puting beliung. Bahkan atap seng rumah warga milik Rusman (58) warga Dusun II, Saiman (35) warga Dusun III, lepas hingga 50 meter.
Selain itu, puting beliung juga merusak 3 rumah warga di Dusun IV Desa Wonosari, di Dusun IV Desa Dalu X A dua rumah warga mengalami rusak parah dan satu rumah rusak ringan. Sedangkan di Desa Tanjung Baru ada dua rumah rusak berat akibat puting beliung. “Angin puting beliung terjadi diperbatasan tiga desa, sehingga rumah warga yang rusak ada di tiga desa,’ sebut Wagiman, Sekretaris Desa Wonosari.

Warga dibantu puluhan personel TNI AD serta sejumlah pegawai kantor Kecamatan Tanjungmorawa melakukan gotong royong pasca rumah warga diterpa angin puting beliung. “Gotong royong bersama dilakukan untuk meringankan beban warga,” sebut Camat Tanjung Morawa ZA Hutagalung. (adl/gus/btr/dri/jon/man/smg)

Jalur Medan menuju Berastagi atau Tanah Karo kembali putus. Kali ini, tebing di kawasan Sembahe, tepatnya Km 35, longsor dan menyebabkan macet selama delapan jam.

Peristiwa ini diawali oleh hujan deras yang melanda kawasan tersebut sejak Rabu (16/5) malam. Sekira pukul 21.00 WIB, tebing sebelah kiri dari arah Medan longsor. Tanah dan pepohonan dari tebing itu menutup separuh badan jalan. “Mungkin tebing yang curam itu tak dapat menahan debit airn
sehingga terjadinya longsor, sehingga kayu-kayu  yang jatuh  dari tebing yang berketinggian lima belas meter menutup badan jalan yang membuat
kemacetan,” ungkap Kapolsekta Pancurbatu, AKP S Siagian.

Sampai,  Kamis (17/5) pagi, longsoran itu belum ada dilakukan pembersihan yang menyebabkan antrean kendaraan dari kedua arah mencapai lima kilometer. Pengemudi yang terjebak longsor itu sudah bermalam di lokasi, terutama pengemudi kendaraan yang datang dari arah Kabupaten Karo. Mereka tidak bisa memutar kendaraan dan terpaksa bertahan.

Warga sekitar, Elfa (34) yang ditemui di lokasi mengatakan arus kendaraan sebenarnya masih bisa melewati longsoran yang tidak menutup seluruh badan jalan. Namun akibat banyaknya kendaraan terutama angkutan umum yang menyelonong mengakibatkan kemacetan di lokasi kejadian. “Apalagi tadi pagi sekira pukul 03.00 WIB, ada truk pengangkut terbalik di sekitar situ, itulah yang membuat macet total. Akibatnya ada pengemudi yang terpaksa bermalam di lokasi kejadian,” kata Elfa.

Seorang pengemudi mobil barang, Wira Lubis menjelaskan kalau kendaraan dari Kabupaten Karo sama sekali tidak bisa memutar. “Kalau dari arah Medan, masih bisa memutar dengan balik arah atau ambil jalur alternatif dari Batu Mbelin, Namorambe,” ucap Wira.

Pantauan Sumut Pos di lokasi, material longsoran yang terdiri dari batu, tanah, dan batang-batang pohon menutup ruas jalan hingga sekitar sepuluh meter. Sejumlah petugas Pemerintah Kabupaten Deliserdang dan polisi sudah berada di lokasi dan berupaya mengatasi masalah longsoran itu. Tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut.

Antrean kendaraan masih terus terjadi hingga pukul 13.00 WIB. Walau sebenarnya material longsor telah dikeruk oleh buldozer yang diturunkan pemerintahan setempat sekitar pukul 10.15 WIB. Kondisi arus lalu lintas masih macet, hal itu diakibatkan dua bus yang mengangkut penumpang menuju ke kawasan Berastagi, mogok di tengah jalan.

Selain itu, kemacetan ini semakin diperparah karena bertepatan dengan waktu libur paskah, karenya banyak yang ingin berwisata ke daerah kota dingin Berastagi.

Kasat Lantas Polresta Medan Kompol M Risya Mustario saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (17/5) siang, mengatakan jalan Medan-Brastagi sudah bisa dilalui. Namun,  dia mengeluhkan petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprov Sumut yang lama menurunkan alat berat sehingga membuat kemacetan terjadi di ruas jalan tersebut. Pasalnya, longsor diketahui terjadi sejak pukul 21.00, tapi pihak PU baru menurunkan alat berat pukul lima pagi. “Lama sekali alat berat tiba di lokasi,” sebutnya.

Akhirnya, arus lalu lintas kembali normal, sekitar Pukul 12.00 WIB, setelah tumpukkan tanah dan kayu akibat longsor disingkirkan dari badan jalan yang menutupi, satu persatu kenderaan pun meninggalkan lokasi.

Camat Sibolangit Tua Malem Taringan, mengaku longsor memang tidak bisa dihindari. Lokasi yang kerab menjadi langgana longsor itu sejatinya merupakan kawasan hutan negara. Dia bahkan mengatakan telah melakukan beberapa langkah reboisasi, namun longsor tetap saja terjadi.

Di sisi lain, Kepala Dinas BIKT Pemkab DeliSerdang Neken Ketaren mengatakan Pemkab Deliserdang sedang berupaya membuka jalur alternatif. Pembukaan jalur alternatif itu untuk mengantisipasi bila terjadi tanah longsor. Bila terjadi sesuatu peristiwa di jalur Sembahe sehingga menyebabkan kemacetan pengendara kendaran dapat memilih dua jalur alternatif.

Jalur pertama, melalui kawasan Tuntungan-Kutalinbaru-Lau Belawan- Tembus ke Sibolangit di bumi pramuka dengan panjang sekitar 12 km. Jalur kedua melalui Delitua atau Patumbak- Biru Biru-Desa Cinta Rakyat, Sibolangit. “Kedua jalur itu memang belum akrab bagi pengemudi, sehingga jarang dimanfaatkan. Namun kini kedua jalur itu sudah terbuka, silahkan pilih bila ada peristiwa tanah longsor menyebabkan kemacetan di Jalinsum,”saran Neken.

Sementara itu, potensi hujan deras yang mengakibatkan longsor dan banjir di Medan dan sekitarnya memang cukup tinggi. Hal ini diungkapkan Kepala Data & Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hendra. “Intensitas curah hujan yang turun itu 25 mm per hari hingga 30 mm per hari,” jelasnya.

Hendra mengaku, seluruh wilayah pegunungan dan perbukitan di antaranya Karo, Tarutung, Sibolga, Sidimpuan, Tapsel, Dairi, Pakpak Bharat, dan Langkat berpotensi longsor. “Untuk daerah yang potensi angin puting beliung itu wilayah Pantai Timur di antaranya Medan, Langkat, Binjai, Sergei, Tebingtinggi, Siantar, Simalungun dan Tanjungbalai,” ujarnya.

Putting Beliung Terjang Tanjungmorawa

Sementara itu, rumah warga di Desa Tanjung Baru, Desa Wonosari dan Desa Dalu X A Kecamatan Tanjungmorawa diterpa angin puting beliung Rabu (16/5) malam. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa itu. Namun sejumlah rumah warga mengalami rusak warga.

Pantauan Posmetro Medan (grup Sumut Pos), Kamis (17/5) di Dusun II Desa Wonosari, atap seng bangunan sekolah milik Yayasan Wira Jaya, lepas akibat angin puting beliung. Bahkan atap seng rumah warga milik Rusman (58) warga Dusun II, Saiman (35) warga Dusun III, lepas hingga 50 meter.
Selain itu, puting beliung juga merusak 3 rumah warga di Dusun IV Desa Wonosari, di Dusun IV Desa Dalu X A dua rumah warga mengalami rusak parah dan satu rumah rusak ringan. Sedangkan di Desa Tanjung Baru ada dua rumah rusak berat akibat puting beliung. “Angin puting beliung terjadi diperbatasan tiga desa, sehingga rumah warga yang rusak ada di tiga desa,’ sebut Wagiman, Sekretaris Desa Wonosari.

Warga dibantu puluhan personel TNI AD serta sejumlah pegawai kantor Kecamatan Tanjungmorawa melakukan gotong royong pasca rumah warga diterpa angin puting beliung. “Gotong royong bersama dilakukan untuk meringankan beban warga,” sebut Camat Tanjung Morawa ZA Hutagalung. (adl/gus/btr/dri/jon/man/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/