28 C
Medan
Saturday, October 5, 2024

Cangkang Queer Peringati Hari Melawan Homophobia

MEDAN- Dalam rangka memperingati International Day Againsts Homophobia and Transphobia (IDAHO) atau Hari Internasional Melawan Homophobia dan Transphobia yang diperingati setiap 17 Mei sejak 1992 secara internasional, Cangkang Queer sebagai kelompok diskusi anak-anak muda Medan yang fokus terhadap perjuangan hak-hak kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender/transeksual, interseksual dan queer (LGBTIQ) di Sumatera Utara menyelenggarakan seminar dengan tema “Stop Homophobic Bullying and Other Violence”.

Dalam kesempatan itu, salah seorang peserta, Daniel (19) mengaku tidak menolak kehadiran transgender. Ia bahkan mencoba untuk tidak ikut mengintimidasi para kaum minoritas tersebut. Namun, terkadang ia menjadi sedikit risih kala temannya yang transgender melakukannya seperti seorang teman bahkan lebih dengan memegang dan memeluknya.

“Sebenarnya, kita sudah mencoba untuk bersikap biasa atau tidak diskriminasi dengan teman homo. Tapi, terkadang ekspresi mereka yang memegang atau membuat kita risih. Bahkan jadi takut kalau pergaulan yang akrab bisa juga membawa kita kesana. Nah, saya ingin tahu, hal apa yang bisa dilakukan agar tidak ada tindakan intimidasi terhadap mereka,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Komisioner Komnas Perempuan Jakarta, Andy Yentriani mengungkapkan, sikap Daniel terhadap transgender ini terlalu berlebihan. Menurutnya, phobia bisa dihindari dengan cara yang mudah.

“Bersikap realitas, nyatakan kepada teman transgender, ekspresi tersebut membuat mereka direndahkan, makanya jangan dilakukan lagi. Dengan begitu, transgender akan menjaga sikap dan kita juga tidak menjadi homophobia,” katanya. (mag-13)

MEDAN- Dalam rangka memperingati International Day Againsts Homophobia and Transphobia (IDAHO) atau Hari Internasional Melawan Homophobia dan Transphobia yang diperingati setiap 17 Mei sejak 1992 secara internasional, Cangkang Queer sebagai kelompok diskusi anak-anak muda Medan yang fokus terhadap perjuangan hak-hak kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender/transeksual, interseksual dan queer (LGBTIQ) di Sumatera Utara menyelenggarakan seminar dengan tema “Stop Homophobic Bullying and Other Violence”.

Dalam kesempatan itu, salah seorang peserta, Daniel (19) mengaku tidak menolak kehadiran transgender. Ia bahkan mencoba untuk tidak ikut mengintimidasi para kaum minoritas tersebut. Namun, terkadang ia menjadi sedikit risih kala temannya yang transgender melakukannya seperti seorang teman bahkan lebih dengan memegang dan memeluknya.

“Sebenarnya, kita sudah mencoba untuk bersikap biasa atau tidak diskriminasi dengan teman homo. Tapi, terkadang ekspresi mereka yang memegang atau membuat kita risih. Bahkan jadi takut kalau pergaulan yang akrab bisa juga membawa kita kesana. Nah, saya ingin tahu, hal apa yang bisa dilakukan agar tidak ada tindakan intimidasi terhadap mereka,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Komisioner Komnas Perempuan Jakarta, Andy Yentriani mengungkapkan, sikap Daniel terhadap transgender ini terlalu berlebihan. Menurutnya, phobia bisa dihindari dengan cara yang mudah.

“Bersikap realitas, nyatakan kepada teman transgender, ekspresi tersebut membuat mereka direndahkan, makanya jangan dilakukan lagi. Dengan begitu, transgender akan menjaga sikap dan kita juga tidak menjadi homophobia,” katanya. (mag-13)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/