32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Gawat! Kuburan di Medan Sudah Berlapis Tiga

Pemakaman-Ilustrasi
Pemakaman-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebutuhan areal pemakaman di Medan, makin mendesak. Sebab, banyak pemakamanan yang sudah tak lagi muat menampung jasad orang-orang yang akan dikebumikan. Salah satunya TPU umum yang berlokasi di Jalan Tuba IV, Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Lingkungan 13 Kecamatan Medan Denai.

Taman Pemakaman Umum (TPU) yang berada di bibir Sungai Denai itupun sudah tidak mampu menampung keberadaan manusia yang sudah kehilangan nyawanya untuk dikuburkan. Bahkan kejadian ini sudah terjadi sejak tahun 2000 silam, alhasil pengelola TPU terpaksa menguburkan manusia sampai tiga lapis. Karena sudah tidak ada lagi lokasi yang dapat dipergunakan untuk membuat lubang galian baru.

“Sejak tahun 2000 TPU ini penuh, tapi masyarakat sekitar tetap ingin keluarganya dikuburkan disini. Dengan terpaksa kuburan yang sudah ada ditimpa,”ujar Daulay salah seorang penjaga TPU saat ditemui Sumut Pos, Kamis (14/5) sore.

Daulay menyebutkan, TPU yang dijaganya itu merupakan tanah wakaf dari pamannya bernama H Dzubir Daulay. “Ini TPU umum, harusnya tidak ada pembetonan (permanenkan) kuburan, tapi keinginan masyarakat agar keluargannya yang sudah meninggal dapat diziarahi ketika menjelang bulan Ramadhan makanya kuburannya dibuat permanen,”jelasnya seraya menyebutkan TPU umum tersebut sudah ada sejak 1970 silam.

Kondisi tentang ketidak mampuan TPU menampung lebih banyak mayat lagi, lanjut Daulay, selalu disampaikannya kepada Kepala Lingkungan (Kepling) maupun keluarga dari mayat tersebut. “Keluarganya tetap ingin dikuburkan, dengan berbagai macam alasan. Terpaksa kuburan yang lama kita timpa, bahkan sampai saat ini sudah ada yang tiga lapis,” urainya.

Kondisi seperti ini, diakui Daulay menimbulkan keberatan dari sanak keluarga yang kuburannya terpaksa ditimpa. “Bentar lagi kan bulan Ramadhan, nanti pasti banyak yang protes, karena kuburan keluarganya hilang akibat ditimpa kuburan baru. Mau bagaimana lagi, saya tidak tahu alamat keluarga kuburan yang akan ditimpa,”jelasnya.

Bukan hanya itu, saluran drainase yang berada didekat Sungai Denai pun terpaksa ditutup akibat dibibir saluran drainase itu sudah dibuatkan beberapa kuburan. “Solusinya cuma satu, dibuat TPU baru. Kalau tidak, maka yang akan terjadi adalah menimpa kuburan yang sudah lama. Seharusnya itu menjadi perhatian pemerintah, ini bukan persoalan kecil,” jelasnya.

Pemakaman-Ilustrasi
Pemakaman-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebutuhan areal pemakaman di Medan, makin mendesak. Sebab, banyak pemakamanan yang sudah tak lagi muat menampung jasad orang-orang yang akan dikebumikan. Salah satunya TPU umum yang berlokasi di Jalan Tuba IV, Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Lingkungan 13 Kecamatan Medan Denai.

Taman Pemakaman Umum (TPU) yang berada di bibir Sungai Denai itupun sudah tidak mampu menampung keberadaan manusia yang sudah kehilangan nyawanya untuk dikuburkan. Bahkan kejadian ini sudah terjadi sejak tahun 2000 silam, alhasil pengelola TPU terpaksa menguburkan manusia sampai tiga lapis. Karena sudah tidak ada lagi lokasi yang dapat dipergunakan untuk membuat lubang galian baru.

“Sejak tahun 2000 TPU ini penuh, tapi masyarakat sekitar tetap ingin keluarganya dikuburkan disini. Dengan terpaksa kuburan yang sudah ada ditimpa,”ujar Daulay salah seorang penjaga TPU saat ditemui Sumut Pos, Kamis (14/5) sore.

Daulay menyebutkan, TPU yang dijaganya itu merupakan tanah wakaf dari pamannya bernama H Dzubir Daulay. “Ini TPU umum, harusnya tidak ada pembetonan (permanenkan) kuburan, tapi keinginan masyarakat agar keluargannya yang sudah meninggal dapat diziarahi ketika menjelang bulan Ramadhan makanya kuburannya dibuat permanen,”jelasnya seraya menyebutkan TPU umum tersebut sudah ada sejak 1970 silam.

Kondisi tentang ketidak mampuan TPU menampung lebih banyak mayat lagi, lanjut Daulay, selalu disampaikannya kepada Kepala Lingkungan (Kepling) maupun keluarga dari mayat tersebut. “Keluarganya tetap ingin dikuburkan, dengan berbagai macam alasan. Terpaksa kuburan yang lama kita timpa, bahkan sampai saat ini sudah ada yang tiga lapis,” urainya.

Kondisi seperti ini, diakui Daulay menimbulkan keberatan dari sanak keluarga yang kuburannya terpaksa ditimpa. “Bentar lagi kan bulan Ramadhan, nanti pasti banyak yang protes, karena kuburan keluarganya hilang akibat ditimpa kuburan baru. Mau bagaimana lagi, saya tidak tahu alamat keluarga kuburan yang akan ditimpa,”jelasnya.

Bukan hanya itu, saluran drainase yang berada didekat Sungai Denai pun terpaksa ditutup akibat dibibir saluran drainase itu sudah dibuatkan beberapa kuburan. “Solusinya cuma satu, dibuat TPU baru. Kalau tidak, maka yang akan terjadi adalah menimpa kuburan yang sudah lama. Seharusnya itu menjadi perhatian pemerintah, ini bukan persoalan kecil,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/