26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bayi Suspek Hepatitis Misterius Meninggal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang bayi berusia 8 bulan dengan kondisi suspek hepatitis akut misterius, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (14/5). Bayi tersebut meninggal setelah sempat menjalani perawatan medis selama seminggu di RSUP Haji Adam Malik, Medan, yang disebabkan infeksi bakteri pada jantungnya.

Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) mengatakan pasien meninggal pada Sabtu malam pukul 20.40 WIB. “Dari pemeriksaan kultur darah terhadap pasien yang diambil pada tanggal 9 Mei, dan tanggal 13 Mei hasil pemeriksaan keluar. Hasilnya, ada ditemukan kuman atau bakteri yang dianggap penyebabnya keadaan pasien tersebut (meninggal dunia),” kata Ade saat diwawancarai, Selasa (17/5).

Ade menyebutkan, diagnosa akhir pasien meninggal yaitu gagal nafas karena ada radang pada parunya akut atau pnenumoni. Ditambah lagi, ada gangguan sirkulasi jantungnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri tadi, kemudian infeksi berat dan gagal jantung. “Kondisi pasien selanjutnya dilaporkan secara internal kepada tim, baik yang dari Pemprovsu (Dinkes Sumut) maupun IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Sumut. Laporan ini kemudian sudah sampai kepada Pengurus Pusat IDAI, dan mereka yang nantinya merilis bahwa kasus pada bayi tersebut mudah-mudahan jauh dari hepatitis misterius yang selama ini dikhawatirkan,” sebutnya.

Dijelaskan Ade, awalnya pasien dibawa ke RSUP Adam Malik pada Sabtu (7/5). Selama dirawat, stabilisasi tubuhnya sempat membaik. Namun seminggu kemudian atau Sabtu (14/5), tiba-tiba kondisi fisiknya menurun. “Ternyata ada hal-hal yang tidak terduga dalam tata laksana penyakit, apalagi infeksi berat. Perjalanan penyakitnya begitu cepat. Pada Sabtu (14/5) pagi, pasien ini kondisinya masih stabil.

Tapi, ternyata pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB ada gangguan sirkulasi yang dialami pasien, dimana detak jantungnya sudah mulai cepat. Kemudian pada pukul 19.20 WIB, detak jantungnya mulai lambat, walaupun sudah direspon atau dilakukan penanganan. Hampir satu jam ternyata stabilisasinya gagal, dan pasien akhirnya dinyatakan meninggal pukul 20.40 WIB,” terangnya.

Menurut Ade, secara umum hepatitis itu berhubungan dengan radang pada sel hati yang bisa disebabkan infeksi virus, bakteri, hingga parasit. Untuk menyimpulkan seorang pasien terjangkit virus akut yang saat ini lagi tren (hepatitis akut misterius), kecenderungannya disebabkan oleh infeksi virus. “Pasien yang kita tangani mengalami infeksi bakteri, bukan infeksi virus. Makanya, kecenderungan itulah yang membuat kesimpulan bahwa penyakit yang dialami pasien bukan (hepatitis akut misterius),” ungkapnya.

Ade menuturkan, bakteri yang menyebabkan infeksi pada tubuh masuknya berbagai macam, bisa melalui darah, makanan dan sebagainya. “Akan tetapi, sumber masuknya bakteri pada pasien yang ditangani belum bisa kita pastikan dari mana,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya belum ada lagi menemukan kasus indikasi hepatitis akut misterius di Sumut. “Dengan adanya kasus yang terakhir ini dan sudah kita temukan problem utama masalahnya infeksi bakteri, maka sejauh ini kita tidak berharap ke depannya infeksi yang lain. Jadi (dari laporan) belum ada hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya di Sumut,” pungkas Ade. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang bayi berusia 8 bulan dengan kondisi suspek hepatitis akut misterius, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (14/5). Bayi tersebut meninggal setelah sempat menjalani perawatan medis selama seminggu di RSUP Haji Adam Malik, Medan, yang disebabkan infeksi bakteri pada jantungnya.

Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) mengatakan pasien meninggal pada Sabtu malam pukul 20.40 WIB. “Dari pemeriksaan kultur darah terhadap pasien yang diambil pada tanggal 9 Mei, dan tanggal 13 Mei hasil pemeriksaan keluar. Hasilnya, ada ditemukan kuman atau bakteri yang dianggap penyebabnya keadaan pasien tersebut (meninggal dunia),” kata Ade saat diwawancarai, Selasa (17/5).

Ade menyebutkan, diagnosa akhir pasien meninggal yaitu gagal nafas karena ada radang pada parunya akut atau pnenumoni. Ditambah lagi, ada gangguan sirkulasi jantungnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri tadi, kemudian infeksi berat dan gagal jantung. “Kondisi pasien selanjutnya dilaporkan secara internal kepada tim, baik yang dari Pemprovsu (Dinkes Sumut) maupun IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Sumut. Laporan ini kemudian sudah sampai kepada Pengurus Pusat IDAI, dan mereka yang nantinya merilis bahwa kasus pada bayi tersebut mudah-mudahan jauh dari hepatitis misterius yang selama ini dikhawatirkan,” sebutnya.

Dijelaskan Ade, awalnya pasien dibawa ke RSUP Adam Malik pada Sabtu (7/5). Selama dirawat, stabilisasi tubuhnya sempat membaik. Namun seminggu kemudian atau Sabtu (14/5), tiba-tiba kondisi fisiknya menurun. “Ternyata ada hal-hal yang tidak terduga dalam tata laksana penyakit, apalagi infeksi berat. Perjalanan penyakitnya begitu cepat. Pada Sabtu (14/5) pagi, pasien ini kondisinya masih stabil.

Tapi, ternyata pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB ada gangguan sirkulasi yang dialami pasien, dimana detak jantungnya sudah mulai cepat. Kemudian pada pukul 19.20 WIB, detak jantungnya mulai lambat, walaupun sudah direspon atau dilakukan penanganan. Hampir satu jam ternyata stabilisasinya gagal, dan pasien akhirnya dinyatakan meninggal pukul 20.40 WIB,” terangnya.

Menurut Ade, secara umum hepatitis itu berhubungan dengan radang pada sel hati yang bisa disebabkan infeksi virus, bakteri, hingga parasit. Untuk menyimpulkan seorang pasien terjangkit virus akut yang saat ini lagi tren (hepatitis akut misterius), kecenderungannya disebabkan oleh infeksi virus. “Pasien yang kita tangani mengalami infeksi bakteri, bukan infeksi virus. Makanya, kecenderungan itulah yang membuat kesimpulan bahwa penyakit yang dialami pasien bukan (hepatitis akut misterius),” ungkapnya.

Ade menuturkan, bakteri yang menyebabkan infeksi pada tubuh masuknya berbagai macam, bisa melalui darah, makanan dan sebagainya. “Akan tetapi, sumber masuknya bakteri pada pasien yang ditangani belum bisa kita pastikan dari mana,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya belum ada lagi menemukan kasus indikasi hepatitis akut misterius di Sumut. “Dengan adanya kasus yang terakhir ini dan sudah kita temukan problem utama masalahnya infeksi bakteri, maka sejauh ini kita tidak berharap ke depannya infeksi yang lain. Jadi (dari laporan) belum ada hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya di Sumut,” pungkas Ade. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/