25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

355 Penumpang Kapal Pesiar Positif Corona, Pemerintah Diminta Evakuasi 78 WNI

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Masa karantina kru dan penumpang kapal pesiar Diamond Princess kurang dua hari lagi. Hingga kemarin, jumlah penumpang kapal pesiar terinfeksi virus corona yang dikarantina di Jepang terus bertambah. Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, menerangkan jumlah orang yang positif terjangkit virus corona atau COVID-19 meningkat 70 orang menjadi 355 orang.

“Sejauh ini kami telah melakukan tes untuk 1.219 orang. Dari jumlah tersebut, 355 orang dinyatakan positif, sedangkan 73 orang tidak menunjukkan gejala,” ujar Kato dikutip AFP, Minggu (16/2).

Kementerian Luar Negeri memastikan otoritas kesehatan Jepang setiap hari mengecek kondisi kesehatan 78 orang kru WNI yang bekerja di sana. “Kondisi mereka baik dan sehat sembari terus bekerja,” terang Plt. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Minggu (16/2).

Kemenlu bersama Kementerian Perhubungan sudah melakukan rapat membahas kepulangan para kru WNI tersebut ketika masa karantina sudah berakhir. Faiza, sapaan akrabnya, menuturkan, keputusan untuk pulang dikembalikan kepada masing-masing kru. Mengingat, mereka terikat dengan kontrak kerja. Ingin tetap lanjut bekerja atau pulang ke Indonesia.

Para kru yang kontraknya habis atau akan habis akan difasilitasi untuk pulang melalui kerjasama dengan agensi yang merekrut. Mengingat, masih ada tanggung jawab agensi yang melekat selama para kru masih bekerja.

Faiza menyatakan, 78 kru WNI tersebut ketika kembali ke tanah air bisa langsung pulang ke daerah asalnya masing-masing. “Mengacu pada standar WHO, mereka sudah melewati masa karantina kapal pesiar Diamond Princesa selama 14 hari. Ya kalau sudah melewati 14 hari karantina bisa kembali langsung ke daerah asalnya,” beber mantan staf khusus Hubungan Luar Negeri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyarankan agar seluruh WNI di kapal pesiar tersebut dapat segera dievakuasi. Hal ini mengingat ada risiko penularan Covid-19. “Hanya saja keadaan mereka lebih terjamin dibanding WNI yang dari Propinsi Hubei (Tiongkok),” ucapnya kemarin.

Muhadjir menuturkan, belum ada pembicaraan khusus untuk evakuasi 78 orang yang bekerja di kapal tersebut. Menurutnya, untuk pemulangan harus dibicarakan khususnya dengan Kementerian Luar Negeri dan Kemenkumham.

Di sisi lain, Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Anung Sugihantono mengatakan bahwa sempat ada komunikasi dengan Faiza. Jubir Kemenlu itu menanyakan bagaimana sebaiknya penanganan 78 WNI di Jepang itu. Sebab ada rencana evakuasi. “Rencana ini muncul karena Amerika juga berencana mengevakuasi warganya,” tutur Anung.

Pria kelahiran Temanggun itu menyatakan jika 78 WNI keluar dari Kapal Princess Diamond sebelum masa isolasi berakhir, maka harus diobservasi. Hal ini sama dengan yang dilakukan terhadap 238 WNI dari Hubei yang harus menjalani observasi selama 14 hari di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna. Sedangkan ketika mereka dievakuasi saat masa isolasi selesai, maka bisa diperlakukan selayaknya orang sehat lainnya.

Sebelumnya dikabarkan 285 penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang terjangkit virus corona akan dikarantina hingga 19 Februari nanti. Meskipun, banyak penumpang dan kru yang belum selesai melakukan tes infeksi virus.

WHO Takjub Gerak Cepat Indonesia

Terpisah, WHO Representative untuk Indonesia, Dr. Paranietharan, mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia menyelamatkan para warganya dari ancaman covid-19. Pria yang akrab disapa Paranie ini takjub dengan gerak cepat pemerintah Indonesia dalam menimalisir penyebaran virus mematikan ini.

“Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari China, terkait Corona,” kata Paranie yang ikut dalam penjemputan 238 WNI dan 47 tim penjemput di lokasi karantina di Natuna, Sabtu (15/2).

Menurut Paranie, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sudah sesuai dengan standar internasional kesehatan dunia. Paranie juga berpesan agar masyarakat yang bersinggungan langsung dengan WNI dan tim penjemput tidak perlu lagi cemas. Mereka telah melalui prosedur dan dipastikan bahwa peserta observasi ini sudah dalam keadaan sehat.

“Pemerintah Indonesia dan WHO jamin serta pastikan mereka sehat,” papar Paranie.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto di Hanggar Lanud Raden Sadjad Ranai menegaskan, seluruh WNI dan 47 tim penjemput yang menjalankan observasi dalam keadaan sehat. Terawan juga berharap agar masyarakat Indonesia tidak terlalu cemas karena Indonesia sampai saat ini bebas dari virus corona.

China: Karena Pengorbanan Kami

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengklaim rendahnya penyebaran virus corona di negara lain karena ‘pengorbanan’ mereka yang berdedikasi menjaga status keamanan dan kesehatan global.

Pernyataan ini disampaikan, seusai temuan korban di Paris, Perancis. Seorang turis di negara tersebut menjadi korban yang pertama kali ditemukan di Eropa karena wabah virus corona Covid-19.

Dikutip dari News Sky, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, ada 1.662 orang yang meninggal karena virus corona. “Ini adalah penyakit dengan tingkat infeksi mematikan. Jadi kami melakukan pengorbanan untuk menjaga keamanan global,” ungkap Wang.

Ia pun mengatakan, Beijing menerapkan kebijakan tersebut berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. “Jumlah orang yang meninggal meningkat 15 hari terakhir. Namun, kasus infeksi menurun selama 12 hari. Bukankah itu bagus?” tanyanya.

Sebelumnya, otoritas China memilih mengisolasi Kota Wuhan dan kota lainnya, sebagai lokasi penyebaran virus mematikan tersebut. Tindakan ini menyebabkan 60 juta orang terkarantina.

Bahkan, kegiatan publik seperti di bioskop, restoran dan sektor lainnya turut ditangguhkan demi mencegah infeksi virus corona

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 67.000 orang di dunia. WHO pun menyebut, virus corona menjadi ancaman mematikan bagi kesehatan global. (lyn/han/jpg/net)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Masa karantina kru dan penumpang kapal pesiar Diamond Princess kurang dua hari lagi. Hingga kemarin, jumlah penumpang kapal pesiar terinfeksi virus corona yang dikarantina di Jepang terus bertambah. Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, menerangkan jumlah orang yang positif terjangkit virus corona atau COVID-19 meningkat 70 orang menjadi 355 orang.

“Sejauh ini kami telah melakukan tes untuk 1.219 orang. Dari jumlah tersebut, 355 orang dinyatakan positif, sedangkan 73 orang tidak menunjukkan gejala,” ujar Kato dikutip AFP, Minggu (16/2).

Kementerian Luar Negeri memastikan otoritas kesehatan Jepang setiap hari mengecek kondisi kesehatan 78 orang kru WNI yang bekerja di sana. “Kondisi mereka baik dan sehat sembari terus bekerja,” terang Plt. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Minggu (16/2).

Kemenlu bersama Kementerian Perhubungan sudah melakukan rapat membahas kepulangan para kru WNI tersebut ketika masa karantina sudah berakhir. Faiza, sapaan akrabnya, menuturkan, keputusan untuk pulang dikembalikan kepada masing-masing kru. Mengingat, mereka terikat dengan kontrak kerja. Ingin tetap lanjut bekerja atau pulang ke Indonesia.

Para kru yang kontraknya habis atau akan habis akan difasilitasi untuk pulang melalui kerjasama dengan agensi yang merekrut. Mengingat, masih ada tanggung jawab agensi yang melekat selama para kru masih bekerja.

Faiza menyatakan, 78 kru WNI tersebut ketika kembali ke tanah air bisa langsung pulang ke daerah asalnya masing-masing. “Mengacu pada standar WHO, mereka sudah melewati masa karantina kapal pesiar Diamond Princesa selama 14 hari. Ya kalau sudah melewati 14 hari karantina bisa kembali langsung ke daerah asalnya,” beber mantan staf khusus Hubungan Luar Negeri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyarankan agar seluruh WNI di kapal pesiar tersebut dapat segera dievakuasi. Hal ini mengingat ada risiko penularan Covid-19. “Hanya saja keadaan mereka lebih terjamin dibanding WNI yang dari Propinsi Hubei (Tiongkok),” ucapnya kemarin.

Muhadjir menuturkan, belum ada pembicaraan khusus untuk evakuasi 78 orang yang bekerja di kapal tersebut. Menurutnya, untuk pemulangan harus dibicarakan khususnya dengan Kementerian Luar Negeri dan Kemenkumham.

Di sisi lain, Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Anung Sugihantono mengatakan bahwa sempat ada komunikasi dengan Faiza. Jubir Kemenlu itu menanyakan bagaimana sebaiknya penanganan 78 WNI di Jepang itu. Sebab ada rencana evakuasi. “Rencana ini muncul karena Amerika juga berencana mengevakuasi warganya,” tutur Anung.

Pria kelahiran Temanggun itu menyatakan jika 78 WNI keluar dari Kapal Princess Diamond sebelum masa isolasi berakhir, maka harus diobservasi. Hal ini sama dengan yang dilakukan terhadap 238 WNI dari Hubei yang harus menjalani observasi selama 14 hari di Pangkalan Terpadu TNI di Natuna. Sedangkan ketika mereka dievakuasi saat masa isolasi selesai, maka bisa diperlakukan selayaknya orang sehat lainnya.

Sebelumnya dikabarkan 285 penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang terjangkit virus corona akan dikarantina hingga 19 Februari nanti. Meskipun, banyak penumpang dan kru yang belum selesai melakukan tes infeksi virus.

WHO Takjub Gerak Cepat Indonesia

Terpisah, WHO Representative untuk Indonesia, Dr. Paranietharan, mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia menyelamatkan para warganya dari ancaman covid-19. Pria yang akrab disapa Paranie ini takjub dengan gerak cepat pemerintah Indonesia dalam menimalisir penyebaran virus mematikan ini.

“Indonesia sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari China, terkait Corona,” kata Paranie yang ikut dalam penjemputan 238 WNI dan 47 tim penjemput di lokasi karantina di Natuna, Sabtu (15/2).

Menurut Paranie, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sudah sesuai dengan standar internasional kesehatan dunia. Paranie juga berpesan agar masyarakat yang bersinggungan langsung dengan WNI dan tim penjemput tidak perlu lagi cemas. Mereka telah melalui prosedur dan dipastikan bahwa peserta observasi ini sudah dalam keadaan sehat.

“Pemerintah Indonesia dan WHO jamin serta pastikan mereka sehat,” papar Paranie.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto di Hanggar Lanud Raden Sadjad Ranai menegaskan, seluruh WNI dan 47 tim penjemput yang menjalankan observasi dalam keadaan sehat. Terawan juga berharap agar masyarakat Indonesia tidak terlalu cemas karena Indonesia sampai saat ini bebas dari virus corona.

China: Karena Pengorbanan Kami

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengklaim rendahnya penyebaran virus corona di negara lain karena ‘pengorbanan’ mereka yang berdedikasi menjaga status keamanan dan kesehatan global.

Pernyataan ini disampaikan, seusai temuan korban di Paris, Perancis. Seorang turis di negara tersebut menjadi korban yang pertama kali ditemukan di Eropa karena wabah virus corona Covid-19.

Dikutip dari News Sky, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, ada 1.662 orang yang meninggal karena virus corona. “Ini adalah penyakit dengan tingkat infeksi mematikan. Jadi kami melakukan pengorbanan untuk menjaga keamanan global,” ungkap Wang.

Ia pun mengatakan, Beijing menerapkan kebijakan tersebut berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. “Jumlah orang yang meninggal meningkat 15 hari terakhir. Namun, kasus infeksi menurun selama 12 hari. Bukankah itu bagus?” tanyanya.

Sebelumnya, otoritas China memilih mengisolasi Kota Wuhan dan kota lainnya, sebagai lokasi penyebaran virus mematikan tersebut. Tindakan ini menyebabkan 60 juta orang terkarantina.

Bahkan, kegiatan publik seperti di bioskop, restoran dan sektor lainnya turut ditangguhkan demi mencegah infeksi virus corona

Virus ini telah menginfeksi lebih dari 67.000 orang di dunia. WHO pun menyebut, virus corona menjadi ancaman mematikan bagi kesehatan global. (lyn/han/jpg/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/