26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Perusahaan Tambak Ikan di Danau Toba Harus Stop

MEDAN-Pengamat dan pelaku  wisata alam DR Putra Kaban, SH, MH meminta pemerintah dan pengusaha tidak menjadikan usaha tambak sebagai tujuan utama dalam mencari pemasukan di kawasan Danau Toba.

Pasalnya, Danau Toba yang merupakan kawasan wisata unggulan Sumut, bukan hanya merupakan inkam bagi APBD, melainkan juga aset sangat berharga dan wajib dipelihara dengan baik.

Demikian ditegaskan Putra Kaban kepada wartawan, kemarin, saat ditanya tentang keberadaan PT Aquafarm Nusantara di Danau Toba, yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan. Pasalnya, usaha keramba atau jala apung milik investor dari Swiss itu, dikhawatirkan akan mencemari Danau Toba, puluhan tahun mendatang.

Menurutnya, meskipun belakangan ini keberadaan Danau Toba sudah tidak se populer dulu, namun kelestariannya harus tetap dijaga. Pemerintah juga harus tetap terus berupaya agar wisata alam dimaksud tetap eksis di mata Internasional.

Apalagi, keberadaan Danau Toba bila dikelola dengan baik akan sangat banyak manfaat dan multiplayer efeknya terhadap masyarakat Sumut, khususnya yang berdomisili di sekitar kawasan itu.

Tidak sedikit tercipta lapangan kerja bila saja pemberdayaan Danau Toba dilakukan lebih baik lagi. Untuk itu, keberadaan PT. Aquafarm Nusantara di tiga wilayah di kawasan  Danau Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun harus ditinjau ulang.

‘’Jangan sampai mencemari lingkungan, khususnya terhadap air Danau Toba seperti yang disebut-sebut selama ini,’’tegasnya. Pemerintah kata Kaban harus jeli dan selektif menyikapi keberadaan perusahaan asing di kawasan wisata tersebut. (ton/smg)

MEDAN-Pengamat dan pelaku  wisata alam DR Putra Kaban, SH, MH meminta pemerintah dan pengusaha tidak menjadikan usaha tambak sebagai tujuan utama dalam mencari pemasukan di kawasan Danau Toba.

Pasalnya, Danau Toba yang merupakan kawasan wisata unggulan Sumut, bukan hanya merupakan inkam bagi APBD, melainkan juga aset sangat berharga dan wajib dipelihara dengan baik.

Demikian ditegaskan Putra Kaban kepada wartawan, kemarin, saat ditanya tentang keberadaan PT Aquafarm Nusantara di Danau Toba, yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan. Pasalnya, usaha keramba atau jala apung milik investor dari Swiss itu, dikhawatirkan akan mencemari Danau Toba, puluhan tahun mendatang.

Menurutnya, meskipun belakangan ini keberadaan Danau Toba sudah tidak se populer dulu, namun kelestariannya harus tetap dijaga. Pemerintah juga harus tetap terus berupaya agar wisata alam dimaksud tetap eksis di mata Internasional.

Apalagi, keberadaan Danau Toba bila dikelola dengan baik akan sangat banyak manfaat dan multiplayer efeknya terhadap masyarakat Sumut, khususnya yang berdomisili di sekitar kawasan itu.

Tidak sedikit tercipta lapangan kerja bila saja pemberdayaan Danau Toba dilakukan lebih baik lagi. Untuk itu, keberadaan PT. Aquafarm Nusantara di tiga wilayah di kawasan  Danau Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun harus ditinjau ulang.

‘’Jangan sampai mencemari lingkungan, khususnya terhadap air Danau Toba seperti yang disebut-sebut selama ini,’’tegasnya. Pemerintah kata Kaban harus jeli dan selektif menyikapi keberadaan perusahaan asing di kawasan wisata tersebut. (ton/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/