23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Siswa MAN 4 Martubung Unjukrasa Desak Kasek Mundur

Foto: Fachril/Sumut Pos
Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Martubung, melakukan unjukrasa di halaman sekolah, Selasa (17/7). Mereka mendesak Kepala Sekolah mundur dari jabatannya karena diduga melakukan pungli.

SUMUTPOS.CO – Ratusan siswa – siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Martubung, Kecamatan Medan Labuhan melakukan unjukrasa di halaman sekolah, Selasa (17/7). Mereka mendesak Kepala Sekolah (Kasek) Nurkholidah agar mundur dari jabatannya karena diduga melakukan pungli terhadap mereka.

Pendemo meminta agar Nurkholidah mempertanggung jawabkan semua uang yang telah dikutip dengan alasan untuk pembelian baju batik, baju olah raga, infak, dana biaya operasional sekolah (BOS) dan lain sebagainya.

Selain mendapat dukungan dari orang tua dan wali murid, demo yang berlangsung damai itu juga didukung sekitar 100 orang alumni dari enam angkatan MAN 4 dan turut bergabung dengan siswa berpakaian putih abu abu yang sedang melakukan aksi.

“Kami para alumni mendukung aksi yang digelar adik-adik terkait maraknya pugli yang dilakukan pihak sekolah. Jika ini tidak disahuti, maka kami akan kembali menggelar aksi lagvi,” tegas Arif,  yang mengaku alumni tahun 2013.

Dua orang siswa Klas X MAN 4 yang minta namanya tak dikorankan, mendesak agar kasek mereka mundur dari jabatannya karena tidak bisa mempertanggung jawabkan pungutan yng telah dilakukannya melalui bawahannya.

“Kami dikutip seratus ribu agar bisa ikut ujian ambil jurusan. Bukan itu saja, kami juga sebelumnya dikutip uang pembangunan, uang seragam yang ditotak mencapai Rp2,5 juta,” ungkap mereka.

Aksi ratusan siswa yang dimulai sejak pagi hingga menjelng waktu makan siang itu digelar dengan membentangkan sejumlah poster berisi tudingan pungli. Para pendemo duduk bersila di halaman sekolah. Akibatnya, proses belajar mengajar pada sekolah yang berada di bawah naungan Departeman Agama itu, berhenti total.

Guna mencari solusi atas tuntutan, pertemuan tertutup antara perwakilan pedemo dan pihak sekolah dilaksanakan. Namun tidak membuahkan kesepakatan dan pihak sekolah mengusir wartawan saat akan konfirmasi. “Maaf, bubar kalian semua,” bentak seorang guru kepada wartawan yang sedang menunggu di ruang guru. (fac/ila)

 

Foto: Fachril/Sumut Pos
Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Martubung, melakukan unjukrasa di halaman sekolah, Selasa (17/7). Mereka mendesak Kepala Sekolah mundur dari jabatannya karena diduga melakukan pungli.

SUMUTPOS.CO – Ratusan siswa – siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4, Martubung, Kecamatan Medan Labuhan melakukan unjukrasa di halaman sekolah, Selasa (17/7). Mereka mendesak Kepala Sekolah (Kasek) Nurkholidah agar mundur dari jabatannya karena diduga melakukan pungli terhadap mereka.

Pendemo meminta agar Nurkholidah mempertanggung jawabkan semua uang yang telah dikutip dengan alasan untuk pembelian baju batik, baju olah raga, infak, dana biaya operasional sekolah (BOS) dan lain sebagainya.

Selain mendapat dukungan dari orang tua dan wali murid, demo yang berlangsung damai itu juga didukung sekitar 100 orang alumni dari enam angkatan MAN 4 dan turut bergabung dengan siswa berpakaian putih abu abu yang sedang melakukan aksi.

“Kami para alumni mendukung aksi yang digelar adik-adik terkait maraknya pugli yang dilakukan pihak sekolah. Jika ini tidak disahuti, maka kami akan kembali menggelar aksi lagvi,” tegas Arif,  yang mengaku alumni tahun 2013.

Dua orang siswa Klas X MAN 4 yang minta namanya tak dikorankan, mendesak agar kasek mereka mundur dari jabatannya karena tidak bisa mempertanggung jawabkan pungutan yng telah dilakukannya melalui bawahannya.

“Kami dikutip seratus ribu agar bisa ikut ujian ambil jurusan. Bukan itu saja, kami juga sebelumnya dikutip uang pembangunan, uang seragam yang ditotak mencapai Rp2,5 juta,” ungkap mereka.

Aksi ratusan siswa yang dimulai sejak pagi hingga menjelng waktu makan siang itu digelar dengan membentangkan sejumlah poster berisi tudingan pungli. Para pendemo duduk bersila di halaman sekolah. Akibatnya, proses belajar mengajar pada sekolah yang berada di bawah naungan Departeman Agama itu, berhenti total.

Guna mencari solusi atas tuntutan, pertemuan tertutup antara perwakilan pedemo dan pihak sekolah dilaksanakan. Namun tidak membuahkan kesepakatan dan pihak sekolah mengusir wartawan saat akan konfirmasi. “Maaf, bubar kalian semua,” bentak seorang guru kepada wartawan yang sedang menunggu di ruang guru. (fac/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/