27.8 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Mengancam dan Minta Uang Rp10 Juta

Mantan Pembantu Culik dan Aniaya Adik Anggota Dewan

Rumah anggota DPRD Sumut Budiman Nadapdap dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan didatangi sekelompok pemuda dikomandoi Roberto Silalahi mantan pembantu sang dewan, Jumat (16/9) sekira pukul 23.00 WIB.

Dalam penyerangan ini adik Budiman yakni Marudut Nadapdap sempat diculik dan dianiaya kelompok pemuda yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) setempat.

Informasi dihimpun malam itu di lokasi kejadian, Budiman yang sedang menerima tamu dari Jakarta di rumahnya Jalan Pertahanan Desa Patumbak II Kecamatan Patumbak Deliserdang, didatangi sekelompok pemuda yang berteriak memanggil pemilik rumah keluar menemui mereka.

Marudut yang saat itu berada di luar rumah sedang bermain catur tak senang dengan kedatangan ini dan menegur Roberto Silalahi. Namun bukan permintaan maaf, dia malah diseret keluar dari halaman rumah hingga ke jalan. Disuatu tempat dekat rumah korban, Marudut kemudian disiksa.

Sementara itu Budiman telah memanggil kepolisian dari Polsek Patumbak yang segera meluncur ke TKP. Kedatangan pasukan Polsekta Patumbak ini ke TKP segera membuat kelompok pemuda langsung kocar-kacir melarikan meninggalkan korban Marudut dalam keadaan setengah sadar.

Budiman Nadapdap yang ditemui saat menjalani pemeriksaan atas laporan penyerangan, penculikan dan penganiayaan di Polresta Patumbak enggan memberikan pernyataan. Namun S Boru Ginting ipar Budiman yang menyaksikan langsung kejadian kepada wartawan mengatakan, penyerangan begitu cepat dengan para pelaku membawa korban dan melakukan penyiksaan. “Persoalannya karena si Roberto tak senang dipecat. Dia minta dibayar Rp 10 juta baru mau keluar dari pekerjaannya,” tukas boru Ginting.

Dijelaskan Boru Ginting, sebenarnya dalam pemecetan tersebut Budiman telah berbaik hati membayarkan pesangon tiga bulan gaji. “Tapi dia tak senang dan tetap minta Rp10 juta. Malah dia mengancam, kalau dikeluarkan akan melakukan kekerasan. Kalau tak bisa dari depan dari belakang kukerjai kalian. Begitu ancamannya,” ungkap Boru Ginting menirukan ancaman tersangka Roberto Silalahi.

Tapi informasi dihimpun di lapangan menyatakan, kejadian ini disebabkan rasa tak senang tersangka karena perlakuan kerabat Budiman terhadapnya. Rumah yang diberikan kepada untuk ditempatinya pada Kamis (15/9) malam dilempari batu. Dia juga dicaci maki untuk keluar dari rumah yang ditempati dan juga untuk tidak beredar lagi di kawasan tersebut.

Pada malam kejadian, ditemani seorang temannya dia mendatangi rumah Budiman meminta penjelasan pelemparan rumah. Namun bukan permintaan maaf, dia malah dipukuli oleh Marudut.
Tak senang, Roberto kemudian mengadu ke ketua OKP setempat yang kemudian membawa belasan anggotanya menyerbu rumah Budiman Nadapdap.

Kapolsek Patumbak Kompol Soni W Siregar yang ditemui di lokasi membenarkan kejadian tersebut dan kini pihaknya tengah mengejar belasan pelaku. “Pelakunya mantan pegawai pemilik rumah. Dia yang jadi otak pelaku dibantu oleh kelompok pemuda setempat. Anggota kini sedang mengejar para pelaku,” tukasnya.
Informasi terakhir, petugas Polsekta Patumbak telah berhasil menangkap dua orang pelaku yakni berinisial A dan H.
“Kedua tersangka itu eksekutor yang melakukan penculikan dan penganiayaan. Kita masih mengejar para tersangka lainnya terutama otak pelaku Roberto Silalahi,” tukas SW Siregar yang dikonfirmasi melalui jaringan selular. (min/jpnn)

Mantan Pembantu Culik dan Aniaya Adik Anggota Dewan

Rumah anggota DPRD Sumut Budiman Nadapdap dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan didatangi sekelompok pemuda dikomandoi Roberto Silalahi mantan pembantu sang dewan, Jumat (16/9) sekira pukul 23.00 WIB.

Dalam penyerangan ini adik Budiman yakni Marudut Nadapdap sempat diculik dan dianiaya kelompok pemuda yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) setempat.

Informasi dihimpun malam itu di lokasi kejadian, Budiman yang sedang menerima tamu dari Jakarta di rumahnya Jalan Pertahanan Desa Patumbak II Kecamatan Patumbak Deliserdang, didatangi sekelompok pemuda yang berteriak memanggil pemilik rumah keluar menemui mereka.

Marudut yang saat itu berada di luar rumah sedang bermain catur tak senang dengan kedatangan ini dan menegur Roberto Silalahi. Namun bukan permintaan maaf, dia malah diseret keluar dari halaman rumah hingga ke jalan. Disuatu tempat dekat rumah korban, Marudut kemudian disiksa.

Sementara itu Budiman telah memanggil kepolisian dari Polsek Patumbak yang segera meluncur ke TKP. Kedatangan pasukan Polsekta Patumbak ini ke TKP segera membuat kelompok pemuda langsung kocar-kacir melarikan meninggalkan korban Marudut dalam keadaan setengah sadar.

Budiman Nadapdap yang ditemui saat menjalani pemeriksaan atas laporan penyerangan, penculikan dan penganiayaan di Polresta Patumbak enggan memberikan pernyataan. Namun S Boru Ginting ipar Budiman yang menyaksikan langsung kejadian kepada wartawan mengatakan, penyerangan begitu cepat dengan para pelaku membawa korban dan melakukan penyiksaan. “Persoalannya karena si Roberto tak senang dipecat. Dia minta dibayar Rp 10 juta baru mau keluar dari pekerjaannya,” tukas boru Ginting.

Dijelaskan Boru Ginting, sebenarnya dalam pemecetan tersebut Budiman telah berbaik hati membayarkan pesangon tiga bulan gaji. “Tapi dia tak senang dan tetap minta Rp10 juta. Malah dia mengancam, kalau dikeluarkan akan melakukan kekerasan. Kalau tak bisa dari depan dari belakang kukerjai kalian. Begitu ancamannya,” ungkap Boru Ginting menirukan ancaman tersangka Roberto Silalahi.

Tapi informasi dihimpun di lapangan menyatakan, kejadian ini disebabkan rasa tak senang tersangka karena perlakuan kerabat Budiman terhadapnya. Rumah yang diberikan kepada untuk ditempatinya pada Kamis (15/9) malam dilempari batu. Dia juga dicaci maki untuk keluar dari rumah yang ditempati dan juga untuk tidak beredar lagi di kawasan tersebut.

Pada malam kejadian, ditemani seorang temannya dia mendatangi rumah Budiman meminta penjelasan pelemparan rumah. Namun bukan permintaan maaf, dia malah dipukuli oleh Marudut.
Tak senang, Roberto kemudian mengadu ke ketua OKP setempat yang kemudian membawa belasan anggotanya menyerbu rumah Budiman Nadapdap.

Kapolsek Patumbak Kompol Soni W Siregar yang ditemui di lokasi membenarkan kejadian tersebut dan kini pihaknya tengah mengejar belasan pelaku. “Pelakunya mantan pegawai pemilik rumah. Dia yang jadi otak pelaku dibantu oleh kelompok pemuda setempat. Anggota kini sedang mengejar para pelaku,” tukasnya.
Informasi terakhir, petugas Polsekta Patumbak telah berhasil menangkap dua orang pelaku yakni berinisial A dan H.
“Kedua tersangka itu eksekutor yang melakukan penculikan dan penganiayaan. Kita masih mengejar para tersangka lainnya terutama otak pelaku Roberto Silalahi,” tukas SW Siregar yang dikonfirmasi melalui jaringan selular. (min/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/