LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Berdalih mampu mengangkat harta karun, Kelana (40) warga Jl. Pancing Medan berhasil menguras uang korbannya Rp500 juta (setengah miliar). Aksi dukun palsu ini terungkap setelah korban yang kehabisan uang disuruh menjual rumahnya. Hanya bermodalkan kata-kata, ayah empat anak ini berhasil memperdaya Jumin Handayani (46) dan keluarganya.
Penipuan itu bermula sekira 40 hari lalu saat Kelana dan istrinya Yuni datang ke rumah Masriadi (37) di Dusun Ampera, Desa Sekip Kec. Lubuk Pakam. Kala itu pasutri ini mengaku ingin mencari ayam warna hitam untuk syarat pengobatan alternatif. Karena Yuni adalah sepupunya, Masriadi pun berniat membantu dengan membawa pasutri itu ke rumah Jumin yang memelihara ayam di Gang Katu, Kel. Syahmad, Kec. Lubuk Pakam.
Singkat cerita. Setiba di sana, Kelana pun mengutarakan niatnya pada Jumin. Mendengar itu, Jamin yang telah dikaruniai tiga anak itu sempat menanyakan kegunaan ayam tersebut. Kelana menjawab sebagai syarat. Pembicaraan pun makin akrab apalagi saat itu Kelana sangat pintar bicara soal agama maupun mistis.
Melihat Jumin sudah tertarik dengan kata-katanya, Kelana pun mulai merancang rencana jahat dengan mengatakan di rumah Jumin terpendam harta karun. Mendengar kalimat Kelana itu, Jumin pun tertarik dan menyanggupi tatkala Kelana meminta uang sebesar Rp2 juta untuk membeli ‘syarat’ agar harta karun yang ada di sekitar rumah Jumin dapat diangkat.
Setelah mendapat uang dari Jumin, Kelana bersama istrinya beranjak meninggalkan rumah Jumin. Esok siangnya, Kelana kembali datang ke rumah Jumin. Tanpa sepengetahuan Jumin, pelaku diam-diam menggali lobang di sekitar dapur rumah Jumin sambil melakukan ritual.
Setelah selesai, Kelana pun meninggalkan rumah Jumin. Namun tengah malamnya, Kelana mendatangi rumah Jumin dengan alasan mau melakukan ritual. Agar ritual lebih abdol, Jumin dan keluarganya disuruh meninggalkan Kelana sendirian di lokasi lobang yang ia korek sebelumnya. Saat itulah, Kelana memasukkan satu buntalan kain warna merah ke dalam lobang dan menutupnya kembali. Setelah itu Kelana beranjak pulang dari rumah Jumin.
Esok siangnya, Kelana kembali mendatangi rumah Jumin dan mengajaknya untuk melakukan ritual untuk mengangkat harta karun tersebut. Setelah dilakukan ritual, Kelana memasukkan kedua tangannya ke dalam lobang dan mengantukkan dua benda yang ada dalam buntal kain merah itu.
Untuk mengelabui korban, Kelana mengaku benda yang bunyi itu merupakan emas batangan. Agar korban tak curiga, Kelana sempat mengangkat benda tersebut dan memberikannya kepada Jumin. Tapi Kelana hanya membolehkan korban menyentuh benda tersebut, tapi tak boleh dibuka sebelum waktunya karena masih banyak syarat yang akan dipenuhi yakni berupa uang. Jumin pun manut saja atas ucapan Kelana itu.
Sejak saat itulah, tiap Kelana meminta uang, Jumin yang hanya bekerja sebagai tukang becak itu selalu memberikannya. Jika tak ada uang di tangan, Jumin pasti mengusahakannya dengan meminjam uang abangnya Sugito, maupun uang anak dan tetangganya.
“Total kerugianku sebesar Rp70 juta,” kata Jumin. Perburuan Kelana untuk mencari korban tidak berhenti pada Jumin saja. Tahu jika ekonomi Sugito, abangnya Jumin jauh lebih baik, Kelana pun melakukan ritual di rumah Sugito dengan alasan untuk memenuhi syarat agar harta karun berupa emas batangan dalam kain merah itu bisa dibuka.
Sejak saat itu pula, tiap Kelana meminta uang, Sugito pasti memberikannya. Jumlah uang yang diminta Kelana pun beragam, mulai Rp40-50 juta. Bahkan Sugito terpaksa menjual mobil Toyota Avanzanya seharga Rp106 juta. Uangnya Rp100 juta diberikan kepada Kelana dan sisanya Rp6 juta buat Sugito.
“Total kerugian Sugito abangku sebesar Rp365 juta. Kami seperti terhipnotis oleh Kelana,” sebut Jumin.