MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aiyla Adisty Hidayah, bayi yang terindikasi menderita penyakit Atresia Bilier, masih menjalani perawatan intensif di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Bayi berusia sekitar tujuh bulan tersebut sudah sepekan lebih ditangani tim medis di rumah sakit itu.
Plt Kadis Kesehatan Kota Medan dr Mardohar Tambunan mengatakan, saat ini tim medis yang menangani Aiyla terus berupaya meningkatkan keadaan umumnya. Sebab saat dibawa ke sana keadaan umumnya kurang baik. Artinya keadaan umum ini standarnya baik itu gizi dan nutrisinya.
“Astresia Billier yang diderita bayi ini merupakan penyakit bawaan lahir sehingga ada organ tubuh yang tidak ada di dalam tubuh penderita. Oleh karenanya, tim medis fokus agar organ yang ada berfungsi dengan baik, sehingga keadaan umumnya juga akan membaik,” kata Mardohar belum lama ini.
Mardohar menuturkan, apabila mau dilakukan tindakan operasi terhadap Aiyla, maka harus hasil pertimbangan dokter spesialis dan persetujuan orang tua. Pasalnya, penyakit yang diderita bayi termasuk penyakit yang jarang. Jadi, kalau mau dilakukan operasi ada ketentuannya.
Menurut dia, jika umur bayi masih dua atau tiga bulan, tentu akan lebih mudah penanganannya. Namun, saat ini usianya sudah memasuki tujuh bulan sehingga harus dilakukan operasi, baik itu transplantasi hati, membuat saluran atau memasukkan alat kesehatan ke dalam tubuhnya. “Kita terus memantau perkembangan bayi. Jika dilakukan transplantasi hati, maka hal yang kita utamakan dahulu pendonor hati. Namun hal tersebut juga harus mendapatkan izin dari orang tua bayi,” tandas Mardohar.
Diketahui, Aiyla dirujuk dan menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik pada Kamis (7/10) malam. Sebelumnya, bayi tersebut dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.
Aiyla merupakan anak dari pasangan Rahmat Hidayat (31) dan Olivia Saridah (27), warga Jalan Medan Area Selatan, Gang Mulia, Medan. Anak bungsu tersebut mengalami masalah kesehatan dengan kondisi perut membesar.
Ibu bayi, Olivia Saridah mengatakan, awalnya kelahiran bayinya itu terlihat normal seperti bayi sehat pada umumnya. Namun sekitar dua minggu kemudian, mata anaknya mulai terlihat menguning.
Olivia mengaku, sempat membawa anaknya itu ke bidan. Namun oleh bidan menyatakan, yang membuat kondisi anaknya seperti itu karena belum makan nasi. “Tapi setelah kami tunggu enam bulan, ternyata tidak juga ada perubahan,” ungkapnya.
Karena merasa ada yang tidak beres, lanjut Olivia, pihak keluarga lalu membawa Aiyla ke dokter spesialis anak. Dari situ, awal mulanya diketahui bahwasanya Aiyla mengalami kelainan hati.
Mengetahui kondisi buruk yang menimpa anaknya, Olivia menjelaskan, keluarga lalu mengurus BPJS Kesehatan dengan harapan bayinya bisa mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Namun, BPJS yang diurus belum kunjung siap. “Akhirnya kami dapat bantuan dari Dinas Sosial dibawa ke Rumah Sakit Pirngadi, dari situlah kami tahu anak kami tidak ada saluran empedunya,” terangnya.
Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution merespon cepat berita Aiyla Adisty Hidayah. Balita malang penderita penyakit langka atresia billier ini membutuhkan biaya untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut.
Mendengar kabar tersebut, Bobby Nasution langsung gerak cepat (gercep)menginstruksikan jajaran terkait untuk membawa Aiyla ke RSUP H Adam Malik guna mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Apalagi diketahui keterbatasan kondisi ekonomi mengakibatkan kedua orangtuanya Rahmat Hidayat (31) dan Olivia Saridah (27) kesulitan untuk memberikan perobatan maksimal bagi bayi yang mengalami pembengkakan perut akibat gangguan hati tersebut.
Sebagai bentuk empati dan wujud kepeduliannya, bersama Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu, Bobby Nasution pun menjenguk Aiyla, Kamis (7/10) malam. Tak kuasa melihat kondisi Aiyla, Kahiyang Ayu bahkan sampai menetaskan air mata seraya sesekali tampak ditenangkan oleh Bobby Nasution. Melihat kondisi Aiyla, Bobby Nasution pun mengatakan, biaya perawatan Aiyla ditanggung Pemko Medan. “Saat ini yang terus kita lakukan adalah mendoakan agar Aiyla diberi kesehatan dan keluarganya diberikan kekuatan untuk merawat Aiyla. Soal pembiayaan, kita register ke Kota Medan,” kata Bobby Nasution saat menjenguk Aiyla.
Gercep Bobby Nasution menangani bayi penderita atresia billier tersebut mendapat sambutan positif dari akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) Indra Fauzan SHI MSoc Sc Phd. Dirinya melihat, ada kepedulian sosial dalam tindakan Bobby Nasution yang memberikan tindakan cepat kepada bayi Aiyla.
“Sebagaimana kita ketahui salah satu nilai kepemimpinan yang baik adalah memberikan perhatian dan juga kebijakan yang berdampak kepada banyak orang, termasuk kepada masyarakat diberbagai lapisan. Tentunya ini juga menjadi tugas yang diemban tidak hanya oleh Wali Kota, tapi juga dinas – dinas terkait agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara total dan tidak memandang status,” ujar Indra.
Selain itu, kata Indra, bentuk pekerjaan serupa juga harus diberikan kepada kepling dan lurah karena mereka langsung yang bersentuhan dengan masyarakat. Sebab, mereka lebih tahu masyarakat disekitar dan jangan sampai kecolongan. Terlebih, kesigapan perangkat daerah dilevel ujung tombak inilah, imbuhnya, menjadi sangat penting agar bayi-bayi lain yang memiliki permasalahan kesehatan di Kota Medan bisa teratasi dengan cepat. “Oleh karenanya, pendataan itu penting sekali agar masyarakat mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah,” tambahnya.
Atas gercep Bobby Nasution tersebut, Indra pun menyampaikan apresiasinya. Sebab, Indra menilai bahwa Bobby Nasution telah memandang Kota Medan harus cepat tanggap terhadap permasalahan lokal sehingga program pembangunan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) dapat terlaksana dengan baik. (ris/map/ila)