MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serangan bom bunuh diri yang dilakukan Rabial Muslim Nasution alias Dede (24) di depan Gedung Bag Ops Mapolrestabes Medan, mendapat kecaman dari masyarakat. Ledakan bom yang melukai 4 personel Polrestabes Medan, 1 PHL, dan 1 warga ini berujung pada penolakan warga untuk memakamkan jenazah pelaku di Medann
“Saya selaku tokoh agama yang mewakili Kota Medan menolak pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan dikuburkan di Kota Medan dan sekitarnya,” ujar seorang tokoh agama yang mewakili masyarakat Kota Medan, Ustaz Muhammad Sofian, Minggu (17/11).
Hal senada disampaikan Presidium Garuda Merah Putih Community Sumut, Dedi Harvisyahari. Dedi dengan tegas menolak pelaku bom bunuh diri dikuburkan di Medan. Menurutnya, aksi bom bunuh diri itu membuat publik marah dan mengecam tindakan-tindakan teror di Sumatera Utara khususnya Kota Medan.
“Aksi itu sangat membahayakan masyarakat. Ketika radikalisasi yang menimbulkan dampak dan efek domino, masyarakat menjadi was-was akibat teror pelaku bom bunuh diri ini,” katanya.
Akibat pemahaman negatif dari orang-orang yang menebarkan faham radikal ini, menurutnya, korban-korban pemahaman itu menjadi martir untuk melakukan tindakan-tindakan dalam bentuk teror terhadap masyarakat dan merongrong wibawa pemerintah.
“Banyak masyarakat termasuk saya meminta agar pelaku bom bunuh diri ini agar tidak dimakam kan atau di kuburkan di Medan. Karena apa yang di lakukan pelaku sangat merusak nilai-nilai agama terutama agama Islam,” urainya.
“Saya menentang pelaku bom bunuh diri ini dimakamkan di perkuburan muslim. Karena secara umum, pelaku tidak membawa nama Islam ketika dia melakukan tindakan bom bunuh diri tersebut,” tegasnya.
Masyarakat Medan, lanjutnya, diharapkan untuk mempercayakan kasus bom bunuh diri ini kepada aparat keamanan, agar para pelaku radikal yang lainnya bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. (man)