30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Jaringan Bomber Bunuh Diri di Medan Berbaiat ke Isis

LOKASI PENANGKAPAN:
 Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.
LOKASI PENANGKAPAN: Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sumut, terus mengungkap jaringan teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) pagi lalu. Pengungkapan terbaru, jaringan teroris itu disebut berbaiat ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

“MEREKA ini berbaiat langsung kepada ISIS. Pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi ‘kan meninggal, diganti pemimpin baru. Mungkin ini adalah bagian dari upaya untuk menunjukkan eksistensi mereka,” ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto ketika diwawancarai di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Tingkat II Medan, Jalan KH Wahid Hasyim, Sabtu (16/11) sore.

Disinggung jaringan mana pelaku ini, Agus enggan membeberkan. “Soal itu nanti dari Densus 88 yang menyampaikan. Secara umum, hasil penangkapan akan disampaikan oleh Mabes Polri. Apa yang saya sampaikan hanya informasi awal,” sambungnya.

Menurut Agus, usai kejadian bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan, hingga hari ini tim telah mengamankan 18 orang dan menyita sejumlah senjata api.

Sabtu (16/11) pukul 11.30 WIB, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polda Sumut menangkap tiga jaringan teroris di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang. Ketiganya berinisial A, K, dan P. Mereka ini masih ada kaitannya dengan pelaku yang meledakkan bom di Mapolrestabes Medan.

“Pada saat penangkapan, ketiganya melawan menggunakan senjata rakitan dan senjata tajam. Karena membahayakan dan melukai petugas, dua dari ketiga pelaku ditembak hingga akhirnya tewas,” terang Agus. Satu orang ditangkap dan satu orang berhasil kabur.

Dalam penangkapan itu, tiga petugas mengalami luka tusuk di pinggang dan paha sedalam 4 centimeter. Saat ini, anggota sudah dirawat di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Jenazah kedua pelaku juga dibawa ke rumah sakit tersebut. Sementara pelaku yang masih dihidup diboyong ke Markas Brimobdasu untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Hubungannya dengan pelaku awal (Rabbial Muslim Nasution alias Dedek), ketiga orang tersebut yang merakit bom. Mereka juga membawa senjata api rakitan kaliber 22 milimeter. Selain itu, mereka yang selama ini membaiat (mengucapkan sumpah setia) para teman-temannya,” bebernya.

Keterangan diperoleh Sumut Pos dari warga Hamparanperak, saat itu empat terduga teroris mengendarai 2 sepeda motor dihadang petugas antiteror berpakaian preman. Penyergapan mendapat perlawanan. Petugas pun menembak ke arah komplotan terduga teroris.

“Seorang petugas mengalami luka sayatan pisau,” kata Sardan, warga sekitar yang menyaksikan penyergapan tersebut di depan rumahnya.

Tak hanya di Hamparan Perak, tim juga menangkap jaringan teroris di kawasan Jalan Jermal 6 sebanyak2 orang. Kemudian di Aceh ada 3 orang yang diamankan.

“Jadi, totalnya ada 18 orang yang diamankan dan semuanya tersangka, termasuk istri RMN, DA. Peran mereka yang ditangkap saling membantu. Satu hari, dua hari, orang bisa menjadi ‘pengantin’. Untuk itu, masyarakat harus lebih mewaspadai. Indonesia dan Sumut adalah milik bersama. Karena itu, mari kita jaga keamanan dan ketertiban upaya bisa beraktifitas normal,” cetusnya.

Agus menuturkan, dari penangkapan yang dilakukan beberapa hari terakhir ini, disita barang bukti 1 senjata api rakitan dan 2 senjata tajam. Selain itu, rangkaian bom yang dibuang di Sicanang juga berhasil ditemukan, serta beberapa bahan (diduga untuk peledak) yang sudah siap dirakit. “Tim masih lanjut terus bekerja di lapangan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.

Waspadai Kelompok Eksklusif

Menurut Agus, pasca-aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, jaringan pelaku cukup banyak yang ada di Sumut. Tak hanya di Sumut, di daerah Indonesia lainnya juga.

“Mereka menyebar di mana-mana, mereka ada di sekitar kita. Jadi tolong mewaspadai. Dan diimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila ada kelompok yang eksklusif, tidak mau bersosialisasi, selalu bertentangan dengan negara ini. Sebab siapapun bisa menjadi korban, dan di mana pun bisa dilakukan aksinya,” pinta dia.

Kepada tim di lapangan, Agus mengharapkan agar jangan tanggung dalam melakukan pengejaran. “Kita akan terus melakukan pengejaran serta pengembangan terhadap jaringan mereka,” ucapnya.

Menurut Agus, hingga saat ini total ada 3 jenazah yang diamankan di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Nantinya, setelah selesai dilakukan pemeriksaan laboratories oleh tim, maka akan dikembalikan kepada pihak keluarga. “Kepada pihak keluarga diminta untuk datang ke rumah sakit untuk dicek DNA dan lain sebagainya,” tandas jenderal polisi bintang dua ini.

Sebelumnya, Agus mengatakan, kasus teroris atau penangkapan yang dilakukan polisi terhadap pelaku teror selalu disebut pengalihan isu. “Sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 lalu, Polri ada menangkap tiga orang terduga teroris. Hasil kerja keras tim di lapangan dibilang pengalihan isu dan sebagainya. Ternyata ada kejadian ‘kan? Lagian tidak ada untungnya dari pengalihan isu,” ketusnya.

Ia mengatakan, selain benar-benar ada di sekeliling, jaringan teroris telah kehilangan rasa kemanusiaan. Hak asasi dan hak hidup sebagai hak dasar manusia mereka ambil. “Lihat saja korbannya, tidak melihat status sosial atau siapapun. Artinya tak hanya aparat, masyarakat bisa menjadi korban. Oleh sebab itu, mereka merupakan musuh kita bersama dan mari kita bahu-membahu perangi mereka,” bilangnya.

Dia menambahkan, tak hanya mengisolasi diri atau tidak bersosialisasi dengan masyarakat lain, modus mereka tinggal di rumah kontrakan. Mereka juga selalu berpindah-pindah tempat. “Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini (terorisme), dan ini bukan ajaran agama,” tandasnya. (ris/fac)

LOKASI PENANGKAPAN:
 Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.
LOKASI PENANGKAPAN: Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sumut, terus mengungkap jaringan teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) pagi lalu. Pengungkapan terbaru, jaringan teroris itu disebut berbaiat ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

“MEREKA ini berbaiat langsung kepada ISIS. Pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi ‘kan meninggal, diganti pemimpin baru. Mungkin ini adalah bagian dari upaya untuk menunjukkan eksistensi mereka,” ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto ketika diwawancarai di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Tingkat II Medan, Jalan KH Wahid Hasyim, Sabtu (16/11) sore.

Disinggung jaringan mana pelaku ini, Agus enggan membeberkan. “Soal itu nanti dari Densus 88 yang menyampaikan. Secara umum, hasil penangkapan akan disampaikan oleh Mabes Polri. Apa yang saya sampaikan hanya informasi awal,” sambungnya.

Menurut Agus, usai kejadian bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan, hingga hari ini tim telah mengamankan 18 orang dan menyita sejumlah senjata api.

Sabtu (16/11) pukul 11.30 WIB, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polda Sumut menangkap tiga jaringan teroris di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang. Ketiganya berinisial A, K, dan P. Mereka ini masih ada kaitannya dengan pelaku yang meledakkan bom di Mapolrestabes Medan.

“Pada saat penangkapan, ketiganya melawan menggunakan senjata rakitan dan senjata tajam. Karena membahayakan dan melukai petugas, dua dari ketiga pelaku ditembak hingga akhirnya tewas,” terang Agus. Satu orang ditangkap dan satu orang berhasil kabur.

Dalam penangkapan itu, tiga petugas mengalami luka tusuk di pinggang dan paha sedalam 4 centimeter. Saat ini, anggota sudah dirawat di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Jenazah kedua pelaku juga dibawa ke rumah sakit tersebut. Sementara pelaku yang masih dihidup diboyong ke Markas Brimobdasu untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Hubungannya dengan pelaku awal (Rabbial Muslim Nasution alias Dedek), ketiga orang tersebut yang merakit bom. Mereka juga membawa senjata api rakitan kaliber 22 milimeter. Selain itu, mereka yang selama ini membaiat (mengucapkan sumpah setia) para teman-temannya,” bebernya.

Keterangan diperoleh Sumut Pos dari warga Hamparanperak, saat itu empat terduga teroris mengendarai 2 sepeda motor dihadang petugas antiteror berpakaian preman. Penyergapan mendapat perlawanan. Petugas pun menembak ke arah komplotan terduga teroris.

“Seorang petugas mengalami luka sayatan pisau,” kata Sardan, warga sekitar yang menyaksikan penyergapan tersebut di depan rumahnya.

Tak hanya di Hamparan Perak, tim juga menangkap jaringan teroris di kawasan Jalan Jermal 6 sebanyak2 orang. Kemudian di Aceh ada 3 orang yang diamankan.

“Jadi, totalnya ada 18 orang yang diamankan dan semuanya tersangka, termasuk istri RMN, DA. Peran mereka yang ditangkap saling membantu. Satu hari, dua hari, orang bisa menjadi ‘pengantin’. Untuk itu, masyarakat harus lebih mewaspadai. Indonesia dan Sumut adalah milik bersama. Karena itu, mari kita jaga keamanan dan ketertiban upaya bisa beraktifitas normal,” cetusnya.

Agus menuturkan, dari penangkapan yang dilakukan beberapa hari terakhir ini, disita barang bukti 1 senjata api rakitan dan 2 senjata tajam. Selain itu, rangkaian bom yang dibuang di Sicanang juga berhasil ditemukan, serta beberapa bahan (diduga untuk peledak) yang sudah siap dirakit. “Tim masih lanjut terus bekerja di lapangan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.

Waspadai Kelompok Eksklusif

Menurut Agus, pasca-aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, jaringan pelaku cukup banyak yang ada di Sumut. Tak hanya di Sumut, di daerah Indonesia lainnya juga.

“Mereka menyebar di mana-mana, mereka ada di sekitar kita. Jadi tolong mewaspadai. Dan diimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila ada kelompok yang eksklusif, tidak mau bersosialisasi, selalu bertentangan dengan negara ini. Sebab siapapun bisa menjadi korban, dan di mana pun bisa dilakukan aksinya,” pinta dia.

Kepada tim di lapangan, Agus mengharapkan agar jangan tanggung dalam melakukan pengejaran. “Kita akan terus melakukan pengejaran serta pengembangan terhadap jaringan mereka,” ucapnya.

Menurut Agus, hingga saat ini total ada 3 jenazah yang diamankan di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Nantinya, setelah selesai dilakukan pemeriksaan laboratories oleh tim, maka akan dikembalikan kepada pihak keluarga. “Kepada pihak keluarga diminta untuk datang ke rumah sakit untuk dicek DNA dan lain sebagainya,” tandas jenderal polisi bintang dua ini.

Sebelumnya, Agus mengatakan, kasus teroris atau penangkapan yang dilakukan polisi terhadap pelaku teror selalu disebut pengalihan isu. “Sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 lalu, Polri ada menangkap tiga orang terduga teroris. Hasil kerja keras tim di lapangan dibilang pengalihan isu dan sebagainya. Ternyata ada kejadian ‘kan? Lagian tidak ada untungnya dari pengalihan isu,” ketusnya.

Ia mengatakan, selain benar-benar ada di sekeliling, jaringan teroris telah kehilangan rasa kemanusiaan. Hak asasi dan hak hidup sebagai hak dasar manusia mereka ambil. “Lihat saja korbannya, tidak melihat status sosial atau siapapun. Artinya tak hanya aparat, masyarakat bisa menjadi korban. Oleh sebab itu, mereka merupakan musuh kita bersama dan mari kita bahu-membahu perangi mereka,” bilangnya.

Dia menambahkan, tak hanya mengisolasi diri atau tidak bersosialisasi dengan masyarakat lain, modus mereka tinggal di rumah kontrakan. Mereka juga selalu berpindah-pindah tempat. “Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini (terorisme), dan ini bukan ajaran agama,” tandasnya. (ris/fac)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/