28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Sumut dalam Kepungan Longsor

Jalur Tapteng-Taput Terputus Lima Jam

MEDAN-Ratusan mobil terperangkap kemacetan panjang di perbatasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara, Sabtu (17/12). Ini disebabkan longsoran tanah setinggi dua meter menimbun ruas jalan.

Alat berat pun dikerahkan pemerintah setempat. Bukan perkara ringan, karena longsoran bercampur lumpur dan bebatuan. Batang pohon yang melintang di badan jalan juga dipindahkan.

Setelah tertahan selama lebih kurang lima jam, antrean sepanjang sembilan kilometer akhirnya terurai. Polres Tapanuli Tengah mengimbau pengguna jalan tetap waspada karena longsor tetap mengancam, terutama saat hujan turun.

“Sejauh ini daerah yang mengalami longsor baru wilayah perbatasan Taput dan Tapteng. Untuk itu diminta kepada warga agar daerah pegunungan agar selalu waspada saat hujan yang turun apalagi saat ini yang ingin merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat keluarganya,” ungkap Kepala Seksi Analisa, Data dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Polonia Medan, Hartanto, Sabtu (17/12).

Ya, cuaca buruk, hujan diserta angin kencang tampaknya memang harus tetap diwaspadai. “Kepada warga yang berada di daerah pegunungan seperti Madina, Taput, Tapsel, Tapteng, Dairi dan daerah-daerah pegunungan lainnya agar waspadai hujan karena bisa menyebabkan longsor. Kita tidak ingin ada warga yang menjadi korban lagi,” tambah, Hartanto.

Lebih lanjut, Hartanto menuturkan, cuaca buruk akan tetap berlangsung hingga akhir Desember dengan curah hujan yang cukup banyak.

“Cuaca hujan seperti ini karena gangguan cuaca buruk dari Laut Cina Selatan sehingga curah hujan di Sumut sekitarnya pun meningkat,” tuturnya.

Hartanto mengaku, adapun daerah pegunungan yang menjadi rawan longsor di antaranya semua daerah Pantai Barat dan jalur Lintas Barat Sumatera pada umumnya karena daerah tersebut memang daerah pegunungan.

Ditegaskan Hartanto, cuaca buruk juga terjadi di daerah Pantai Timur. “Untuk warga yang berada di Pantai Timur juga harus tetap waspada karena durasi hujan yang turun di sini merata dan hujan yang turunnya ringan dan sedang. Untuk wilayah Pantai Timur cuaca buruk dipengaruhi dari Selat Malaka. Untuk nelayan agar waspada dengan cuaca buruk karena hujan yang turun lautan berpotensi disertai dengan gelombang yang tinggi,” urainya. Dalam hal antispasi, Hartanto mengimbau kepada warga agar siaga selalu. Untuk durasi hujan yang turun yaitu siang dan malam hari.

Kasubdis Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Darwin Purba mengatakan, longsor di perbatasan Tapteng-Taput terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan tanah tergerus sehingga jalan menjadi licin. Menurutnya, pengguna jalan harus ekstra hati-hati ketika melintasi daerah-daerah pegunungan karena dapat mengancam keselamatan. “Walaupun ini bukan jalan prioritas yang digunakan pemudik merayakan Natal dan Tahun Baru, kepada warga yang melintas di daerah pegunungan agar waspada karena momen liburan dan cuti bersama tidak menutup kemungkinan jalan ini akan ramai dilintasi oleh warga yang ingin berlibur,” sebutnya.

Ditambahkannya, jalan tersebut merupakan jalan utama yang digunakan pengemudi, baik angkutan umum, angkutan barang, dan mobil pribadi. “Diminta agar warga waspada saat melintas seperti di daerah Taput, Tapsel dan Tapteng serta Madina sekitarnya. Alat-alat berat tetap disiagakan dimasing-masing daerah dan akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah daerah setempat dalam hal penanggulangan longsor,” ungkapnya.

Salah satu upaya untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pengawasan dan pemantauan dengan membuat posko yang berlangsung dari tanggal 17 Desember sampai 4 Januari 2012 yang dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota se-Sumatera Utara dengan posko induk di Dinas Perhubungan Provinsi.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penempatan peralatan di 45 lokasi yang meliputi Tanjung Balai, Taput, Binjai, Pakpak Bharat, Tanh Karo, Humbang Hasundutan, Tebing Tinggi, KP3 Belwan, Langkat, Tobasa, Tapanuli Tengah, Asahan, Pematangsiantar, Deliserdang, Sibolga, dan Madina. (jon)

Jalur Tapteng-Taput Terputus Lima Jam

MEDAN-Ratusan mobil terperangkap kemacetan panjang di perbatasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara, Sabtu (17/12). Ini disebabkan longsoran tanah setinggi dua meter menimbun ruas jalan.

Alat berat pun dikerahkan pemerintah setempat. Bukan perkara ringan, karena longsoran bercampur lumpur dan bebatuan. Batang pohon yang melintang di badan jalan juga dipindahkan.

Setelah tertahan selama lebih kurang lima jam, antrean sepanjang sembilan kilometer akhirnya terurai. Polres Tapanuli Tengah mengimbau pengguna jalan tetap waspada karena longsor tetap mengancam, terutama saat hujan turun.

“Sejauh ini daerah yang mengalami longsor baru wilayah perbatasan Taput dan Tapteng. Untuk itu diminta kepada warga agar daerah pegunungan agar selalu waspada saat hujan yang turun apalagi saat ini yang ingin merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat keluarganya,” ungkap Kepala Seksi Analisa, Data dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Polonia Medan, Hartanto, Sabtu (17/12).

Ya, cuaca buruk, hujan diserta angin kencang tampaknya memang harus tetap diwaspadai. “Kepada warga yang berada di daerah pegunungan seperti Madina, Taput, Tapsel, Tapteng, Dairi dan daerah-daerah pegunungan lainnya agar waspadai hujan karena bisa menyebabkan longsor. Kita tidak ingin ada warga yang menjadi korban lagi,” tambah, Hartanto.

Lebih lanjut, Hartanto menuturkan, cuaca buruk akan tetap berlangsung hingga akhir Desember dengan curah hujan yang cukup banyak.

“Cuaca hujan seperti ini karena gangguan cuaca buruk dari Laut Cina Selatan sehingga curah hujan di Sumut sekitarnya pun meningkat,” tuturnya.

Hartanto mengaku, adapun daerah pegunungan yang menjadi rawan longsor di antaranya semua daerah Pantai Barat dan jalur Lintas Barat Sumatera pada umumnya karena daerah tersebut memang daerah pegunungan.

Ditegaskan Hartanto, cuaca buruk juga terjadi di daerah Pantai Timur. “Untuk warga yang berada di Pantai Timur juga harus tetap waspada karena durasi hujan yang turun di sini merata dan hujan yang turunnya ringan dan sedang. Untuk wilayah Pantai Timur cuaca buruk dipengaruhi dari Selat Malaka. Untuk nelayan agar waspada dengan cuaca buruk karena hujan yang turun lautan berpotensi disertai dengan gelombang yang tinggi,” urainya. Dalam hal antispasi, Hartanto mengimbau kepada warga agar siaga selalu. Untuk durasi hujan yang turun yaitu siang dan malam hari.

Kasubdis Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Darwin Purba mengatakan, longsor di perbatasan Tapteng-Taput terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan tanah tergerus sehingga jalan menjadi licin. Menurutnya, pengguna jalan harus ekstra hati-hati ketika melintasi daerah-daerah pegunungan karena dapat mengancam keselamatan. “Walaupun ini bukan jalan prioritas yang digunakan pemudik merayakan Natal dan Tahun Baru, kepada warga yang melintas di daerah pegunungan agar waspada karena momen liburan dan cuti bersama tidak menutup kemungkinan jalan ini akan ramai dilintasi oleh warga yang ingin berlibur,” sebutnya.

Ditambahkannya, jalan tersebut merupakan jalan utama yang digunakan pengemudi, baik angkutan umum, angkutan barang, dan mobil pribadi. “Diminta agar warga waspada saat melintas seperti di daerah Taput, Tapsel dan Tapteng serta Madina sekitarnya. Alat-alat berat tetap disiagakan dimasing-masing daerah dan akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah daerah setempat dalam hal penanggulangan longsor,” ungkapnya.

Salah satu upaya untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pengawasan dan pemantauan dengan membuat posko yang berlangsung dari tanggal 17 Desember sampai 4 Januari 2012 yang dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota se-Sumatera Utara dengan posko induk di Dinas Perhubungan Provinsi.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penempatan peralatan di 45 lokasi yang meliputi Tanjung Balai, Taput, Binjai, Pakpak Bharat, Tanh Karo, Humbang Hasundutan, Tebing Tinggi, KP3 Belwan, Langkat, Tobasa, Tapanuli Tengah, Asahan, Pematangsiantar, Deliserdang, Sibolga, dan Madina. (jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/