MEDAN, SUMUTPOS.CO – Temuan tulang di kediaman Syamsul Anwar di Jalan Angsa simpang Jalan Beo Kecamatan Medan Timur, beberapa waktu lalu, belum dapat dipastikan sebagai tulang manusia. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Poldasu hingga kemarin belum bisa memastikan tulang itu dari tubuh manusia atau hewan. Pasalnya, beberapa tulang yang ditemukan mengarah ke tulang hewan.
“Tulang-tulang yang ditemukan itu, sedang diperiksa Sentific Teknologi atau secara DNA di laboratorium DVI Mabes Polri. Saat di TKP, kita berusaha memilah tulang hewan dan mana yang kita curigai tulang manusia. Namun, masih kita curigai, ” ungkap anggota tim DVI Polda Sumut, Kompol Rommy Sebastian, saat dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (16/12) malam.
Oleh karena itu, Rommy mengaku kalau pihaknya akan menunggu hasil pemeriksaan itu untuk selanjutnya disampaikan pihaknya ke Polresta Medan atau Poldasu. Begitu juga ketika ditanya pemeriksaan sementara dan berdasarkan penglihatannya berdasarkan pengalamannya di bidang identifikasi, perwira polisi dengan pangkat 1 melati di pundaknya itu mengaku tidak dapat memberi jawaban.
“Pak Nababan ini juga anggota DVI dan spesialis gigi. Memang secara kasat mata kita memastikan kalau gigi itu gigi manusia. Juga rambut yang ditemukan. Namun, tetap kita menunggu hasil pemeriksaan,” sambung Rommy.
Saat disinggung soal keterangan keluarga Syamsul Anwar dan Bibi Randika yang menegaskan kalau rumah tersebut belum pernah dibongkar sejak rumah itu dibeli dari seorang bernama Isnan pada tahun 2005, Rommy mengaku tidak dapat berkomentar. Disebutnya, pihaknya hanya bertugas untuk melakukan identifikasi saja, atas tulang-tulang yang saat ditemukan, sudah terpotong-potong.
“Kalau itu akibat mutilasi atau tidak, juga kita tunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Kalau usia tulang itu berada di dalam tanah, kita perkirakan sudah berbulan-bulan, ” sambungnya.
Sebelum mengakhiri, Rommy sempat menyebut kalau di antara tulang yang ditemukan itu, ada graham kambing. ” Waktu di TKP, dibilang ditemukan graham. Begitu saya lihat, langsung saya bilang, punya mbek ini, ” celetuknya.
seorang Dosen Fakultas Kedokteran KPS Universitas Sumatera Utara, dr Mistar Ritonga yang diwawancarai Sumut Pos mengaku, membandingkan tulang manusia dengan tulang hewan, tidaklah sulit. Namun, cetusnya, itu kalau tulang tersebut dalam keadaan utuh. ”Sementara kalau dalam keadaan terpotong-potong, tulang manusia dan hewan dapat dibedakan dengan bentuk anatomisnya dan tes kimia,” katanya. (ain/ris/rbb)