MEDAN-Banjir yang mengepung Jakarta selama kurun waktu beberapa hari ini ternyata menyumbang permasalahan BAGI Kota Medan. Banjir yang terjadi di Jakarta membuat arus penerbangan rute Jakarta ke Medan menjadi sedikit terganggu. Hal ini tidak lain karena sulitnya penumpang yang akan berangkat menggunakan pesawat mengakses Bandara Soekarno-Hatta.”Banyak penumpang yang tertinggal,” kata Mardiono, Staf Duty Manager OIC Bandara Polonia Medan, kemarin.
Mardiono juga menjelaskan bahwa dalam hal ini pihak maskapai dan pengelola bandara telah memberlakukan peraturan khusus untuk penerbangan yang dilakukan melalui Bandara Soekarno-Hatta. Peraturan tersebut menyatakan bahwa para penumpang yang kesulitan menembus banjir untuk menuju bandara akan diberi estimasi waktu oleh pihak maskapai. Dan, jika dalam kurun waktu tertentu tidak kunjung tiba maka penumpang akan dialihkan menggunakan pesawat dengan keberangkatan selanjutnya.
“Dengan peraturan tersebut harapannya selama beberapa hari ini para penumpang dapat tetap bepergian melalui Soekarno-Hatta,” ungkap Mardiono.
Mardiono menambahkan bahwa secara kuantitatif sebenarnya volume penerbangan tidak ada yang terganggu. Hanya terkait jumlah penumpang dan ketepatan waktu keberangkatan saja yang menjadi masalah. “Kita berharap banjir akan segera surut dalam bebrapa hari ini,sehingga ibukota dapat aktif kembali setelah lumpuh karena banjir,” katanya.
Pantau Sumut Pos di bandara, secara umum bencana yang menimpa di Jakarta tidak mempengaruhi harga tiket. “Untuk besok ongkos penerbangan mencapai Rp1.360.000,” kata Fernando, penjual tiket di maskapai Garuda. Untuk tiket Lion cenderung fluktuatif, harga berkisar antara Rp800.00 hingga Rp1.000.000 untuk keberangkatan tanggal 19 Januari. Hanya saja memang ada beberapa penumpang batal berangkat ke Jakarta karena masih banjir hingga kemarin. “Rencananya memang mau pulang hari ini (kemarin, Red) tapi dibatalkan karena Jakarta masih banjir, mungkin besok atau lusa baru ke Jakarta,” jelas Roslinda, penumpang tujuan Jakarta.
Untuk penumpang yang menuju Medan dari Jakarta rata-rata diundur setelah satu jam keberangkatan semestinya. Situasi menarik tampak di Bandara Soekarno-Hatta. Bagi penumpang yang berangkat pada penerbangan pagi, mereka sudah standby di bandara malam sebelumnya. “Penumpang memilih tidur di bandara. Mereka berharap dengan begitu tidak akan ketinggalan pesawat dan tiketnya menjadi hangus,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Trisno Heryadi saat dihubungi kemarin (18/1).
Diperkirakan ada ratusan calon penumpang yang menginap di bandara. Mereka tidur disembarang tempat. Para calon penumpang itu tersebar di beberapa titik, terutama di terminal I keberangkatan yang merupakan basis maskapai Lion Air.
Akibat tingginya genangan air pada salah satu ruas akses utama menuju bandara, arus keluar-masuk calon penumpang terganggu. Lajur bawah pada ruas tol tergenang air cukup tinggi sehingga sulit dilalui. Sementara di lajur atas, volume kendaraan juga meningkat.
Menurut Trisno, kondisi tersebut menjadi kendala bagi para calon penumpang yang ingin mengejar waktu penerbangan. Pihaknya menyarankan agar calon penumpang berangkat lebih awal. Angkasa Pura II mendorong seluruh maskapai penerbangan agar memberikan toleransi kepada calon penumpang yang terlambat datang, yaitu dapat memfasilitasi pemindahan jadwal penerbangan tanpa dipungut biaya.
Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan pihaknya telah memperpanjang kebijakan pembebasan biaya pembatalan (cancellation fee) dan penjadwalan ulang (rebooking fee) bagi penumpang yang terlambat tiba di bandara karena banjir. “Harusnya hari ini (kemarin, Red) selesai, tapi diperpanjang sampai 21 Januari,” katanya.
Garuda juga memfasilitasi penumpang yang tertinggal pesawat untuk diterbangkan dengan penerbangan selanjutnya yang tersedia. Hingga pukul 16.00 WIB kemarin, Garuda telah menerbangkan sebanyak 96 di antara total 159 penerbangan sehari. Hanya satu flight yang mengalami keterlambatan, yaitu GA-180 tujuan Medan yang seharusnya berangkat pukul 05.45. “Delay satu jam karena awak pesawat terhalang banjir,” kata Pujobroto. (mag-5/wir/ca/jpnn)