25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Agar Siswa Tak Bosan, Terapkan Metode Menyenangkan

MEDAN- Perubahan kurikulum 2013 yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dikhawatirkan akan berdampak semakin berkurangnya minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Matematika, Fisika dan IPA. Karenanya, dibutuhkan perubahan mindset atau pola fikir bagi siswa sebagai upaya pengembangan kompetensi siswa dalam menghadapi kurikulum 2013 yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di seluruh sekolah di Medan.

Hal ini dikatakan Pengamat Pendidikan Nasional dari Surya Institute, Prof Yohannes Surya saat menjadi pembicara dalam kegiatan seminar Gasing Roadshow 2013, di Aula Sekolah Budi Murni 1, Jalan Timor Medan, Senin (18/1). Acara itu diikuti juga oleh 300 peserta yang berasal dari guru-guru di kota Medan.

Yohannes menyebutkan, pada konsep kurikulum di 2013 mendatang, pemerintah telah menghilangkan 70 persen muatan pengetahuan IPA, Matematika serta Fisika. “Untuk itu, saya berharap selain menggunakan kurikulum baru, para guru-guru di Medan memiliki materi pelajaran sendiri, khususnya bidang pengayaan. Hal ini dilakukan agar para anak didik suka akan pelajaran IPA,” ujar Yohannes.

Dikatakannya, untuk mengubah stigma bahwa mata pelajaran Sains dan Matematika sebagai mata pelajaran yang rumit, menakutkan dan membosankan, nampaknya sudah harus dilakukan para guru, orangtua, bahkan siswa yang menjalaninya. Terutama para siswa SD yang masih muda, jika masih ada matematika dan sains yang dianggap menyulitkan, maka hindarkanlah.

“Diharapkan yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sementara proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual,” sebut Yohannes.
Ketua Yayasan Budi Murni, Teddy Pranoto menyebutkan, konsep pembelajaran yang menyenangkan khususnya dalam mata pelajaran IPA, Fisika dan Matematika sangat diperlukan dalam membekali anak-anak untuk kemajuan kompetensi anak dalam meningkatkan kompetensi anak bangsa khususnya di Medan.

Untuk itu, kata Teddy, ke depan selain akan menerapkan kurikulum 2013, pihaknya juga akan menjadikan konsep pembelajaran menyenangkan dalam mata pelajaran IPA, Matematika dan Fisika sebagai ‘konsep’ tambahan yang akan diterapkan ke seluruh siswa di yayasannya.

“Untuk memajukan kompetensi siswa di Medan, seluruh stakeholder pendidikan di Medan tidak hanya harus menjalankan satu konsep saja, harus ada konsep lain agar kompetensi siswa ataupun anak bangsa kita semakin berkualitas dalam menghadapi era globalisasi seperti saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, fasilitator Gasing Roadshow 2013, Terry menyebutkan kompetensi anak didik di Medan akan mampu ditingkatkan jika adanya komitmen bersama dalam upaya peningkatan kompetensi dunia pendidikan. “Bagi saya, upaya menanamkan dan melanggengkan motivasi dan komitmen ini tidak kalah penting atau bahkan mungkin lebih penting dari sekedar menanamkan kemampuan.   (ial)

MEDAN- Perubahan kurikulum 2013 yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dikhawatirkan akan berdampak semakin berkurangnya minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Matematika, Fisika dan IPA. Karenanya, dibutuhkan perubahan mindset atau pola fikir bagi siswa sebagai upaya pengembangan kompetensi siswa dalam menghadapi kurikulum 2013 yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di seluruh sekolah di Medan.

Hal ini dikatakan Pengamat Pendidikan Nasional dari Surya Institute, Prof Yohannes Surya saat menjadi pembicara dalam kegiatan seminar Gasing Roadshow 2013, di Aula Sekolah Budi Murni 1, Jalan Timor Medan, Senin (18/1). Acara itu diikuti juga oleh 300 peserta yang berasal dari guru-guru di kota Medan.

Yohannes menyebutkan, pada konsep kurikulum di 2013 mendatang, pemerintah telah menghilangkan 70 persen muatan pengetahuan IPA, Matematika serta Fisika. “Untuk itu, saya berharap selain menggunakan kurikulum baru, para guru-guru di Medan memiliki materi pelajaran sendiri, khususnya bidang pengayaan. Hal ini dilakukan agar para anak didik suka akan pelajaran IPA,” ujar Yohannes.

Dikatakannya, untuk mengubah stigma bahwa mata pelajaran Sains dan Matematika sebagai mata pelajaran yang rumit, menakutkan dan membosankan, nampaknya sudah harus dilakukan para guru, orangtua, bahkan siswa yang menjalaninya. Terutama para siswa SD yang masih muda, jika masih ada matematika dan sains yang dianggap menyulitkan, maka hindarkanlah.

“Diharapkan yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sementara proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual,” sebut Yohannes.
Ketua Yayasan Budi Murni, Teddy Pranoto menyebutkan, konsep pembelajaran yang menyenangkan khususnya dalam mata pelajaran IPA, Fisika dan Matematika sangat diperlukan dalam membekali anak-anak untuk kemajuan kompetensi anak dalam meningkatkan kompetensi anak bangsa khususnya di Medan.

Untuk itu, kata Teddy, ke depan selain akan menerapkan kurikulum 2013, pihaknya juga akan menjadikan konsep pembelajaran menyenangkan dalam mata pelajaran IPA, Matematika dan Fisika sebagai ‘konsep’ tambahan yang akan diterapkan ke seluruh siswa di yayasannya.

“Untuk memajukan kompetensi siswa di Medan, seluruh stakeholder pendidikan di Medan tidak hanya harus menjalankan satu konsep saja, harus ada konsep lain agar kompetensi siswa ataupun anak bangsa kita semakin berkualitas dalam menghadapi era globalisasi seperti saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, fasilitator Gasing Roadshow 2013, Terry menyebutkan kompetensi anak didik di Medan akan mampu ditingkatkan jika adanya komitmen bersama dalam upaya peningkatan kompetensi dunia pendidikan. “Bagi saya, upaya menanamkan dan melanggengkan motivasi dan komitmen ini tidak kalah penting atau bahkan mungkin lebih penting dari sekedar menanamkan kemampuan.   (ial)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/