30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Peringati HKAI, Smiling Kids Kampanye Deteksi Kanker Anak Sejak Dini

Fungsi Smiling Kids Foundation sendiri kata Jenny, memfasilitasi masyarakat yang anaknya sedang dalam tahap pengobatan di rumah sakit di Medan. Dimana, beberapa penderita kanker anak berasal dari luar daerah yang di daerahnya tidak ada fasilitas pengobatan yang dibutuhkan. “Banyak sekali orangtua yang memikirkan bagaimana biaya selama di Medan. Seperti, di Aceh. Memang ada pengobatan kemoterapi, tapi pengobatan kanker kan ada beberapa jenis. Misalnya, radioterapi yang tidak ada di daerah seperti, Aceh, Padangsidimpuan, Nias dan lainnya,”sebutnya.

Biasanya lanjut Jenny, bagi yang tidak ada jenis pengobatan didaerahnya, mereka dirujuk ke Medan. “Tapi, mereka kan tidak punya tempat tinggal. Apalagi pengobatan kanker bisa lebih setahun. Itulah fungsi Smiling Kids. Menyediakan fasilitas rumah singgah, transportasi dan bagi yang belum punya BPJS kita bantu menyiapkannya,”bebernya.

Selama empat tahun berdiri, ungkap Jenny, sudah ada 100 lebih orangtua dengan berbagai kasus kanker anak dari berbagai daerah di Sumbagut yang datang ke Smiling Kids. Dari jumlah itu, 60 persennya kanker yang di derita adalah leukimia. “Ada 20 kasus kanker anak setiap bulannya berdasarkan catatan yang datang ke Smiling Kids. Artinya, sudah sebegitu seriusnya. Tapi, Banyak masyarakat yang tidak tahu. Pemerintah sampai saat ini juga belum ada sikap yang konkrit. Dimana kita sudah beberapa kali sampaikan bahwa ada obat kanker yang tidak ditanggung BPJS. Harusnya pemda bisa bersikap apakah dibantu daerah,”ujarnya seraya menambahkan saat ini ada 30 anak penderita kanker yang ditangani dan ada 10 anak sedang dalam tahap remisi.

Penasihat Smiling Kids Foundation, Bhantara Moeda Nasution berharap, agar semua pihak mengerti bagaimana bahaya kanker itu sebenarnya. Karena, selama ini banyak anak penderita kanker yang datang ke rumah singgah SKF ketika sudah memasuki stadium akhir.

“Peluang sembuh bagi penderita kanker stadium akhir itu sangat tipis. Paling, dokter hanya memberi tindakan valiatif yaitu pemberian obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kenapa meraka datang pas stadium akhir, karena masyarakat tidak tahu apa itu kanker dan gejalanya. Dengan kampanye dan sosialisasi ini masyarakat diharapkan sadar melakukan deteksi kanker sejak dini pada anaknya,”bebernya.

Selain kampanye deteksi kanker sejak dini, peringatan Hari Kanker Anak Indonesia juga diwarnai dengan hiburan berupa pertunjukkan sulap dan dongeng anak. (rel/adz)

 

 

Fungsi Smiling Kids Foundation sendiri kata Jenny, memfasilitasi masyarakat yang anaknya sedang dalam tahap pengobatan di rumah sakit di Medan. Dimana, beberapa penderita kanker anak berasal dari luar daerah yang di daerahnya tidak ada fasilitas pengobatan yang dibutuhkan. “Banyak sekali orangtua yang memikirkan bagaimana biaya selama di Medan. Seperti, di Aceh. Memang ada pengobatan kemoterapi, tapi pengobatan kanker kan ada beberapa jenis. Misalnya, radioterapi yang tidak ada di daerah seperti, Aceh, Padangsidimpuan, Nias dan lainnya,”sebutnya.

Biasanya lanjut Jenny, bagi yang tidak ada jenis pengobatan didaerahnya, mereka dirujuk ke Medan. “Tapi, mereka kan tidak punya tempat tinggal. Apalagi pengobatan kanker bisa lebih setahun. Itulah fungsi Smiling Kids. Menyediakan fasilitas rumah singgah, transportasi dan bagi yang belum punya BPJS kita bantu menyiapkannya,”bebernya.

Selama empat tahun berdiri, ungkap Jenny, sudah ada 100 lebih orangtua dengan berbagai kasus kanker anak dari berbagai daerah di Sumbagut yang datang ke Smiling Kids. Dari jumlah itu, 60 persennya kanker yang di derita adalah leukimia. “Ada 20 kasus kanker anak setiap bulannya berdasarkan catatan yang datang ke Smiling Kids. Artinya, sudah sebegitu seriusnya. Tapi, Banyak masyarakat yang tidak tahu. Pemerintah sampai saat ini juga belum ada sikap yang konkrit. Dimana kita sudah beberapa kali sampaikan bahwa ada obat kanker yang tidak ditanggung BPJS. Harusnya pemda bisa bersikap apakah dibantu daerah,”ujarnya seraya menambahkan saat ini ada 30 anak penderita kanker yang ditangani dan ada 10 anak sedang dalam tahap remisi.

Penasihat Smiling Kids Foundation, Bhantara Moeda Nasution berharap, agar semua pihak mengerti bagaimana bahaya kanker itu sebenarnya. Karena, selama ini banyak anak penderita kanker yang datang ke rumah singgah SKF ketika sudah memasuki stadium akhir.

“Peluang sembuh bagi penderita kanker stadium akhir itu sangat tipis. Paling, dokter hanya memberi tindakan valiatif yaitu pemberian obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kenapa meraka datang pas stadium akhir, karena masyarakat tidak tahu apa itu kanker dan gejalanya. Dengan kampanye dan sosialisasi ini masyarakat diharapkan sadar melakukan deteksi kanker sejak dini pada anaknya,”bebernya.

Selain kampanye deteksi kanker sejak dini, peringatan Hari Kanker Anak Indonesia juga diwarnai dengan hiburan berupa pertunjukkan sulap dan dongeng anak. (rel/adz)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/