MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung rencana Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk menata kawasan Gedung Heritage (gedung bersejarah) di Jalan Kesawan sebagai lokasi wisata malam kuliner, laiknya seperti Malioboro Yogyakarta.
“Baru-baru ini saya mendampingi pak Plt Wali Kota sudah membicarakan hal ini dengan Kementerian PUPR. Begitu juga saat disampaikan kepada Pak Gubsu, alhamdulillah Kementerian PUPR mendukung,” ujar Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan, Benny Iskandar ST MT, kepada Sumut Pos, Selasa (18/2).
Dikatakan Benny, Kementerian telah meminta pihaknya untuk segera mengajukan konsep beserta studi yang akan diusulkan. Saat ini pihaknya tengah menyiapkan hal itu. “Konsepnya sedang dimatangkan, karena studinya sebenarnya sejak tahun 2017 sudah dibuat,” ujarnya.
Dikatakan Benny, penataan kawasan Heritage nantinya akan dimulai dari kawasan Istana Maimun hingga Podomoro Deli Park City. Namun saat ini, pihaknya tengah berfokus kepada kawasan Jalan Kesawan atau Jalan Ahmad Yani yang terletak antara simpang Jalan Palang Merah hingga simpang Jalan Pulau Pinang (London Sumatera).
“Tapi saat ini fokus kita di kawasan cagar budaya Kesawan Jalan Ahmad Yani dulu. Selain sebagai pusat heritage, kita juga akan mengembalikan fungsi pedestrian gang beratap (arcade). Namun saat ini untuk mengembalikan fungsi Arcade atau selasar ini, kita masih mendapatkan kendala di lapangan,” kata Benny.
Sebab, kata Benny, saat ini arcade banyak dikuasai oleh pihak pemilik gedung yang mengklaim bahwa arcade merupakan bagian dari gedung yang mereka miliki. Padahal sebetulnya, arcade merupakan bagian terpisah dari gedung-gedung tersebut.
“Kita sudah koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan. BPN mengatakan bahwa Arcade adalah bagian terpisah dari gedung yang mereka miliki. Ada sejumlah pemilik gedung yang tetap mengklaim bahwa selasar itu milik mereka, seperti restoran Tip-Top dan beberapa gedung toko Sport di sana. Tetapi saat kita minta mereka untuk menunjukkan sertifikat yang mereka punya agar disesuaikan dengan fakta yang ada, mereka menolak,” jelas Benny.
Untuk itu, lanjut Benny, saat ini pihak Pemko Medan tengah berkoordinasi dengan BPN agar BPN segera mengeluarkan surat yang membuktikan bahwa selasar itu bukan bagian dari gedung yang dimiliki masyarakat pemilik gedung.
“Jadi, arcade di sepanjang jalan itu dulu yang akan difokuskan. Setelah kita dapatkan dari BPN, kita akan tertibkan kembali semua arcade di Kesawan itu untuk kita tata kembali. Karena sebenarnya sudah jelas, arcade itukan akses publik,” tegasnya.
Menurut Benny, untuk mewujudkan kelestarian dan memfungsikan kembali arcade, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi lain seperti Dinas PU serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan dan akademisi. Sebab, saat ini gang beratap di Kesawan banyak menjadi tempat usaha, parkir kendaraan hingga bangunan permanen.
“Kita ingin mengembalikan fungsinya. Konsep awalnya sebagai tempat pedestrian dan pejalan kaki. Kemudian ada yang mengubah menjadi teras restoran dan bahkan ada yang menutupnya, kita akan mengembalikan lagi sebagai arcade,” terangnya.
Disebutkan Benny, dengan adanya revitalisasi, tentu kawasan Kesawan akan menjadi satu daya tarik wisatawan. Hal ini juga didukung oleh pengelola London Sumatera (Lonsum). Pihak Lonsum berkenan membuka gedung untuk umum jika ada jaminan keamanan. Proses pengerjaan pengalihfungsian ini pun, sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun lalu yang ditandai dengan penyeragaman trotoar yang dilakukan oleh Dinas PU.
“Sebenarnya, sudah tahun kemarin dari yang dibuat Dinas PU. Trotoar sudah seragam. Dulu trotoarnya naik turun, sekarang sudah rata. Kita sudah sosialisasikan kepada masyarakat, ada yang kooperatif dan ada beberapa toko dan restoran yang menolak. Tapi kita sudah targetkan, tahun ini mulai kita sosialisasikan dan melakukan penertiban. Kalau untuk fisiknya sendiri dianggarkan tahun depan,” papar Benny.
Pentaaan itu, kata Benny, dilakukan agar membuat kawasan Kesawan menjadi kawasan ramah wisatawan. Para wisatawan akan dengan nyaman berjalan di selasar jalan untuk menikmati cagar budaya gedung tua di kawasan tersebut. Selain itu, penataan arcade itu juga bertujuan untuk mendukung rencana pembangunan wisata malam di wilayah kesawan, salah satunya wisata kuliner malam.
Sebab, lanjut Benny, konsep wisata malam Kesawan berbeda dengan Kesawan Square dulu. Sewaktu Kesawan Square dulu, akses jalan ditutup. Sedangkan wisata malam Kesawan nantinya tidak menutup jalan. Para pedagang tidak berdagang di jalan, namun di selasar jalan yang sudah ditata.
“Sedangkan kendaraan yang lewat tidak diperkenankan untuk parkir, hanya diperbolehkan untuk drop penumpang, lalu nantinya akan parkir di wilayah stasiun kereta api. Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan PT KAI untuk penyediaan lahan parkir itu,” urainya.
Khusus untuk kuliner malam, para pedagang akan difokuskan di Jalan Kesawan (Ahmad Yani) hingga kearah Gedung Heritage Warenhuis yang terletak di Jalan Hindu VII atau berbentuk letter L. (map/ila)