25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

1 Pasien Covid-19 Meninggal di RSUP HAM: Berangkat Satu Grup ke Luar Negeri

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis saat meninjau RSU Sari Mutiara Medan yang akan dijadikan pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus coreona, Rabu (18/3).
TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis saat meninjau RSU Sari Mutiara Medan yang akan dijadikan pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus coreona, Rabu (18/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Rabu (18/3) siang, total kasus positif Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Indonesia membengkak jadi 227 kasus. Äda tambahan 55 kasus dari hari sebelumnya. Dari data itu, 11 pasien sembuh dan 19 pasien meninggal dunia, salahsatunya di Medan. Hasil penelusuran Dinas Kesehatan Sumatera Utara, pasien yang meninggal di Medan baru pulang dari Yerusalem dan Italia dan ia tidak sendirian.

“SAYA BELUM begitu persis tahu. Sepengetahuan saya, mereka pulang dari Yerusalem lalu singgah ke Italia. Pasien itu pergi ke luar negeri tidak sendirian. Ada satu kelompok atau grup, dan sedang kita coba telusuri siapa saja rekan-rekannya yang ikut (bersama PDP 01),” kata Kepala Dinkes Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, Rabu (18/3).

Sepulang dari perjalanan ke luar negeri, pasien berjenis kelamin laki-laki dan berstatus sebagai dokter itu, mengeluhkan sakit hingga diisolasi.

Ia mengatakan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tersebut meninggal saat diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Selasa (17/3) malam sekitar pukul 20.45 WIB.

Ditanya apakah PDP 01 sempat bekerja di lingkungan pekerjaannya sebagai dokter di salahsatu rumah sakit di Medan? Alwi menyatakan, masih akan menelusuri. “Akan kita telusuri juga. Saat ini belum tahu persis. Tim saya sedang bekerja,” ujarnya.

Tentang kapan PDP 01 masuk ke rumah sakit, Alwi juga mengaku tak ingat. Namun sumber lain menyebutkan, pasien tersebut masuk dan diisolasi sejak tanggal 14 Maret 2020. Selama tiga hari, pasien sempat menjalani perawatan, sebelum akhirnya meninggal.

Mengenai hasil pemeriksaan sampel lendir tenggorokan pasien di laboratorium, dia mengatakan masih menunggu hasilnya. “Uji sampel belum keluar. Kita masih tunggu hasilnya. Di sana (Balitbangkes) juga agak padat penumpukan. Jadi antrenya lebih panjang. Harap maklum lah,” kata Alwi.

Ia memperkirakan, usai kasus ini, kemungkinan akan lebih banyak daftar PDP di Sumut. “Ini akan menjadi semacam puncaknya. Namun demikian, tidak perlu khawatir. Tim sudah siap siaga sehingga diharapkan segera berlalu,” pungkasnya.

10 PDP Diisolasi

Selain satu pasien meninggal, saat ini ada 10 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan.

“Update data pasien terkait Covid-19 per tanggal 18 Maret 2020, PDP positif 1 (PDP 01) dengan status meninggal dunia. 10 PDP lainnya sedang dirawat di ruang isolasi. Sebelumnya ada 3 PDP yang dirawat, namun sudah dipulangkan dan negatif (Covid-19),” ujar Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), Rabu (18/3).

Rosa mengatakan, pihak rumah sakit setiap hari akan mengupdate data jumlah pasien Covid-19 pukul 13.00 WIB. Update tersebut dilakukan di semua akun medsos dan website RSUP H Adam Malik.

Disinggung apakah pihak rumah sakit memiliki alat pendeteksi virus corona, Rosa menjawab, Covid-19 hanya bisa dipastikan positif atau tidak dari hasil uji sampel laboratorium. “Bukan alat,” tandasnya.

Ia mengatakan, jenazah pasien meninggal langsung dimasukkan ke peti oleh pihak rumah sakit. Selanjutnya, rumah sakit menghubungi keluarga untuk proses pemulangan jenazah.

Koordinator Penanganan Covid-19 RSUP Adam Malik Medan, Ade Rahmaini, sebelumnya menjelaskan, delapan PDP di RS HAM tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita positif Covid-19. Hanya saja, mereka memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit. Yakni masing-masing Israel, Vietnam, dan Malaysia.

Gubsu Minta Jangan Panik, Siapkan Posko Evakuasi Utama

Menanggapi melonjaknya pasien PDP di Sumut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bergerak cepat meninjau dua rumah sakit (RS) yang disiapkan sebagai pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus corona (Covid-19), Rabu (18/3).

Peninjauan dilakukan usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan seluruh pihak rumah sakit se-Sumatera Utara (Sumut), dan menginstruksikan penyediaan ruangan isolasi.

Kedua rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTP Nusantara II Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang sebagai lokasi evakuasi utama dan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan sebagai evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat.

Kedatangan Gubernur di RS GL Tobing disambut Dirut PTPN II Iswan Achir, Kepala Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II Novi Fitriani dan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan beserta jajaran.

“Kita menyiapkan satu tempat evakuasi utama di rumah sakit ini. Jadi seluruhnya baik yang dalam pantauan atau sudah terjangkit kita siapkan di sini. Difokuskan di sini, sehingga seminimal mungkin penyebaran virus ini bisa ditekan,” jelas Edy Rahmayadi usai meninjau seluruh sarana dan prasarana di Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II.

Untuk pasien yang sedang dirawat di RS GL Tobing akan dipindahkan dan dilakukan pengosongan untuk mempersiapkan penanganan COVID-19. “Beberapa tim Satgas akan bertugas di sini. Segala kelengkapan akan dibantu dari rumah sakit lainnya baik berupa tempat tidur, tenda dan lainnya,” jelas Edy.

Selanjutnya, Edy meninjau lokasi evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan. Bersama Ketua Satgas Covid-19, Riadil Akhir Lubis, beserta anggota tim dan Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, Edy disambut Pemilik RS Sari Mutiara Parlindungan Purba dan beberapa pihak rumah sakit swasta di Medan.

“Tempat evakuasi cadangan kita lakukan di sini. Rakyat yang merasa ada tanda-tanda Covid-19, melapor ke RS terdekat atau langsung ke RS Sari Mutiara. Nanti akan diperiksa dan disalurkan ke tempat evakuasi utama. Semua SDM bidang kesehatan sudah siap. Mudah-mudahan rakyat kita bisa dicegah dari hal yang tidak diinginkan,” tutur Edy.

Edy mengimbau seluruh RS, agar tidak ada yang menolak masyarakat Sumut yang melapor. Jika RS sudah tidak dapat menampung, diminta untuk mengarahkan dan melaporkan ke lokasi evakuasi, baik utama maupun cadangan. “Mulai hari ini evakuasi utama dan cadangan sudah dipersiapkan dan mulai bertugas,” katanya.

Lokasi evakuasi cadangan akan diisi oleh SDM dari rumah sakit-rumah sakit swasta dan akan dikawal oleh petugas keamanan.

Gubsu Edy juga meminta warga Sumut agar tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan, pascadiketahuinya seorang warga asal Sumut positif Covid-19 dan telah meninggal dunia. “Kalau sudah diumumkan positif corona, ya saya minta warga tetap jangan panik,” katanya menjawab wartawan usai Salat Asar di Masjid Agung Medan, Rabu (18/3).

“Tetap waspada, tidak melakukan kontak badan dengan bersalaman. Atur jarak, mengingat sekarang ini kita tidak tahu siapa yang terjangkit. Kalau merasa flu, pilek, sesak napas, gunakan masker dan laporkan ke tenaga medis kesehatan,” ucapnya.

Bagi yang beragama Islam, Gubsu mengingatkan tetap melaksanakan salat dan gunakan alas. Baik itu dengan sapu tangan maupun sajadah kecil. Begitu juga dengan umat agama lain, tetap berdoa karena itu penting dilakukan menandakan manusia mengingat sang pencipta.

Ia mengatakan, sudah disediakan tempat evakuasi perawatan utama. Dan rumah sakit sudah diminta tidak menolak pengecekan. “Berdasarkan UU kesehatan, jika ada RS yang menolak pasien, bisa dikenakan pidana satu tahun,” katanya.

330 Ruangan Isolasi

Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadhil Akhir Lubis, mengatakan dengan memperhatikan imbauan lembaga kesehatan dunia atau WHO dan juga arahan serta keputusan Presiden RI Joko Widodo, pihaknya menetapkan Sumut Siaga Darurat bencana nonalam terkait wabah Covid-19.

“Status ini ditetapkan selama 14 hari hingga 30 Maret 2020. Status tersebut bisa diperpanjang, tergantung situasi. Di nasional telah diperpanjang sampai 29 Mei 2020, makanya tergantung situasi di daerah masing-masing,” sebutnya.

Setelah penetapan status siaga darurat tersebut, Riadil mengaku, tim telah bergerak cepat untuk menyusun rencana kontijensi dan aksi. “Di samping menyiapkan rumah sakit rujukan utama Covid-19, tim juga menyiapkan beberapa rumah sakit dengan beberapa ruang isolasi berjumlah 330 ruangan,” katanya.

RS yang disiapkan sebagai RS evakuasi utama yaitu di RS GL Tobing di Tanjungmorawa dan RS milik PTPN II. Kemudian, RS untuk evakuasi cadangan yakni di RSU Sari Mutiara Medan. “Bagi masyarakat yang mengalami keluhan gejala suspcet Covid-19 bisa mendatangi rumah sakit tersebut apabila merasa khawatir,” jelasnya.

Sebelumnya, Riadil mengatakan ada 75 orang yang masih dalam prospek untuk diklasifikasikan sebagai Orang Dalam Pemantauan atau ODP. “Mereka itu kita prospek terutama orang yang baru pulang dari luar negeri. Termasuk juga yang ikut tabliqh akbar di Malaysia. Jadi kita kelompokkan yang mana ODP dan PDP,” jelasnya.

Sejak dibentuknya Gugus Tugas Covid-19 pada Senin (16/3), tambah Riadil, hingga Rabu pagi pihaknya sudah menerima 128 telepon dari masyarakat yang berasal dari Asahan, Nias, dan lainnya. “Ini konsultasi pengaduan masyarakat, tanya jawab, diskusi, kekhawatiran dan segala macamnya kita jawab,” pungkasnya.

Selain Medan, Pemkab Deliserdang melalui Rumah Sakit Umum Daerah, Kabupaten Deliserdang juga melakukan langkah-langkah persiapan. Direktur RSU Deliserdang, dr Hanif Fahri Sp Kj, MM menjelaskan, pihaknya sudah menyediakan sejumlah fasilitas yang memadai untuk menampung pasien diduga terjangkit virus Corona.

“Ada 3 kamar isolasi standar, serta 25 orang tenaga medis khusus menangani. Tenaga medis itu dilengkapi pakaian serta peralatan standar,”bilang Hanif.

Untuk seluruh ruang rawat dan klinik, disediakan cairan pembersih serta masker. “Stoknya cukup untuk dua bulan ke depan,” katanya.

Pihaknya juga memantau 2 pasien diduga terjangkit virus Corona, dan merujuknya ke RSU Adam Malik. (ris/prn/btr)

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis saat meninjau RSU Sari Mutiara Medan yang akan dijadikan pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus coreona, Rabu (18/3).
TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi didampingi Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis saat meninjau RSU Sari Mutiara Medan yang akan dijadikan pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus coreona, Rabu (18/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Rabu (18/3) siang, total kasus positif Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Indonesia membengkak jadi 227 kasus. Äda tambahan 55 kasus dari hari sebelumnya. Dari data itu, 11 pasien sembuh dan 19 pasien meninggal dunia, salahsatunya di Medan. Hasil penelusuran Dinas Kesehatan Sumatera Utara, pasien yang meninggal di Medan baru pulang dari Yerusalem dan Italia dan ia tidak sendirian.

“SAYA BELUM begitu persis tahu. Sepengetahuan saya, mereka pulang dari Yerusalem lalu singgah ke Italia. Pasien itu pergi ke luar negeri tidak sendirian. Ada satu kelompok atau grup, dan sedang kita coba telusuri siapa saja rekan-rekannya yang ikut (bersama PDP 01),” kata Kepala Dinkes Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, Rabu (18/3).

Sepulang dari perjalanan ke luar negeri, pasien berjenis kelamin laki-laki dan berstatus sebagai dokter itu, mengeluhkan sakit hingga diisolasi.

Ia mengatakan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tersebut meninggal saat diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Selasa (17/3) malam sekitar pukul 20.45 WIB.

Ditanya apakah PDP 01 sempat bekerja di lingkungan pekerjaannya sebagai dokter di salahsatu rumah sakit di Medan? Alwi menyatakan, masih akan menelusuri. “Akan kita telusuri juga. Saat ini belum tahu persis. Tim saya sedang bekerja,” ujarnya.

Tentang kapan PDP 01 masuk ke rumah sakit, Alwi juga mengaku tak ingat. Namun sumber lain menyebutkan, pasien tersebut masuk dan diisolasi sejak tanggal 14 Maret 2020. Selama tiga hari, pasien sempat menjalani perawatan, sebelum akhirnya meninggal.

Mengenai hasil pemeriksaan sampel lendir tenggorokan pasien di laboratorium, dia mengatakan masih menunggu hasilnya. “Uji sampel belum keluar. Kita masih tunggu hasilnya. Di sana (Balitbangkes) juga agak padat penumpukan. Jadi antrenya lebih panjang. Harap maklum lah,” kata Alwi.

Ia memperkirakan, usai kasus ini, kemungkinan akan lebih banyak daftar PDP di Sumut. “Ini akan menjadi semacam puncaknya. Namun demikian, tidak perlu khawatir. Tim sudah siap siaga sehingga diharapkan segera berlalu,” pungkasnya.

10 PDP Diisolasi

Selain satu pasien meninggal, saat ini ada 10 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan.

“Update data pasien terkait Covid-19 per tanggal 18 Maret 2020, PDP positif 1 (PDP 01) dengan status meninggal dunia. 10 PDP lainnya sedang dirawat di ruang isolasi. Sebelumnya ada 3 PDP yang dirawat, namun sudah dipulangkan dan negatif (Covid-19),” ujar Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), Rabu (18/3).

Rosa mengatakan, pihak rumah sakit setiap hari akan mengupdate data jumlah pasien Covid-19 pukul 13.00 WIB. Update tersebut dilakukan di semua akun medsos dan website RSUP H Adam Malik.

Disinggung apakah pihak rumah sakit memiliki alat pendeteksi virus corona, Rosa menjawab, Covid-19 hanya bisa dipastikan positif atau tidak dari hasil uji sampel laboratorium. “Bukan alat,” tandasnya.

Ia mengatakan, jenazah pasien meninggal langsung dimasukkan ke peti oleh pihak rumah sakit. Selanjutnya, rumah sakit menghubungi keluarga untuk proses pemulangan jenazah.

Koordinator Penanganan Covid-19 RSUP Adam Malik Medan, Ade Rahmaini, sebelumnya menjelaskan, delapan PDP di RS HAM tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita positif Covid-19. Hanya saja, mereka memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit. Yakni masing-masing Israel, Vietnam, dan Malaysia.

Gubsu Minta Jangan Panik, Siapkan Posko Evakuasi Utama

Menanggapi melonjaknya pasien PDP di Sumut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bergerak cepat meninjau dua rumah sakit (RS) yang disiapkan sebagai pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus corona (Covid-19), Rabu (18/3).

Peninjauan dilakukan usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan seluruh pihak rumah sakit se-Sumatera Utara (Sumut), dan menginstruksikan penyediaan ruangan isolasi.

Kedua rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTP Nusantara II Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang sebagai lokasi evakuasi utama dan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan sebagai evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat.

Kedatangan Gubernur di RS GL Tobing disambut Dirut PTPN II Iswan Achir, Kepala Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II Novi Fitriani dan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan beserta jajaran.

“Kita menyiapkan satu tempat evakuasi utama di rumah sakit ini. Jadi seluruhnya baik yang dalam pantauan atau sudah terjangkit kita siapkan di sini. Difokuskan di sini, sehingga seminimal mungkin penyebaran virus ini bisa ditekan,” jelas Edy Rahmayadi usai meninjau seluruh sarana dan prasarana di Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II.

Untuk pasien yang sedang dirawat di RS GL Tobing akan dipindahkan dan dilakukan pengosongan untuk mempersiapkan penanganan COVID-19. “Beberapa tim Satgas akan bertugas di sini. Segala kelengkapan akan dibantu dari rumah sakit lainnya baik berupa tempat tidur, tenda dan lainnya,” jelas Edy.

Selanjutnya, Edy meninjau lokasi evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan. Bersama Ketua Satgas Covid-19, Riadil Akhir Lubis, beserta anggota tim dan Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, Edy disambut Pemilik RS Sari Mutiara Parlindungan Purba dan beberapa pihak rumah sakit swasta di Medan.

“Tempat evakuasi cadangan kita lakukan di sini. Rakyat yang merasa ada tanda-tanda Covid-19, melapor ke RS terdekat atau langsung ke RS Sari Mutiara. Nanti akan diperiksa dan disalurkan ke tempat evakuasi utama. Semua SDM bidang kesehatan sudah siap. Mudah-mudahan rakyat kita bisa dicegah dari hal yang tidak diinginkan,” tutur Edy.

Edy mengimbau seluruh RS, agar tidak ada yang menolak masyarakat Sumut yang melapor. Jika RS sudah tidak dapat menampung, diminta untuk mengarahkan dan melaporkan ke lokasi evakuasi, baik utama maupun cadangan. “Mulai hari ini evakuasi utama dan cadangan sudah dipersiapkan dan mulai bertugas,” katanya.

Lokasi evakuasi cadangan akan diisi oleh SDM dari rumah sakit-rumah sakit swasta dan akan dikawal oleh petugas keamanan.

Gubsu Edy juga meminta warga Sumut agar tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan, pascadiketahuinya seorang warga asal Sumut positif Covid-19 dan telah meninggal dunia. “Kalau sudah diumumkan positif corona, ya saya minta warga tetap jangan panik,” katanya menjawab wartawan usai Salat Asar di Masjid Agung Medan, Rabu (18/3).

“Tetap waspada, tidak melakukan kontak badan dengan bersalaman. Atur jarak, mengingat sekarang ini kita tidak tahu siapa yang terjangkit. Kalau merasa flu, pilek, sesak napas, gunakan masker dan laporkan ke tenaga medis kesehatan,” ucapnya.

Bagi yang beragama Islam, Gubsu mengingatkan tetap melaksanakan salat dan gunakan alas. Baik itu dengan sapu tangan maupun sajadah kecil. Begitu juga dengan umat agama lain, tetap berdoa karena itu penting dilakukan menandakan manusia mengingat sang pencipta.

Ia mengatakan, sudah disediakan tempat evakuasi perawatan utama. Dan rumah sakit sudah diminta tidak menolak pengecekan. “Berdasarkan UU kesehatan, jika ada RS yang menolak pasien, bisa dikenakan pidana satu tahun,” katanya.

330 Ruangan Isolasi

Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, Riadhil Akhir Lubis, mengatakan dengan memperhatikan imbauan lembaga kesehatan dunia atau WHO dan juga arahan serta keputusan Presiden RI Joko Widodo, pihaknya menetapkan Sumut Siaga Darurat bencana nonalam terkait wabah Covid-19.

“Status ini ditetapkan selama 14 hari hingga 30 Maret 2020. Status tersebut bisa diperpanjang, tergantung situasi. Di nasional telah diperpanjang sampai 29 Mei 2020, makanya tergantung situasi di daerah masing-masing,” sebutnya.

Setelah penetapan status siaga darurat tersebut, Riadil mengaku, tim telah bergerak cepat untuk menyusun rencana kontijensi dan aksi. “Di samping menyiapkan rumah sakit rujukan utama Covid-19, tim juga menyiapkan beberapa rumah sakit dengan beberapa ruang isolasi berjumlah 330 ruangan,” katanya.

RS yang disiapkan sebagai RS evakuasi utama yaitu di RS GL Tobing di Tanjungmorawa dan RS milik PTPN II. Kemudian, RS untuk evakuasi cadangan yakni di RSU Sari Mutiara Medan. “Bagi masyarakat yang mengalami keluhan gejala suspcet Covid-19 bisa mendatangi rumah sakit tersebut apabila merasa khawatir,” jelasnya.

Sebelumnya, Riadil mengatakan ada 75 orang yang masih dalam prospek untuk diklasifikasikan sebagai Orang Dalam Pemantauan atau ODP. “Mereka itu kita prospek terutama orang yang baru pulang dari luar negeri. Termasuk juga yang ikut tabliqh akbar di Malaysia. Jadi kita kelompokkan yang mana ODP dan PDP,” jelasnya.

Sejak dibentuknya Gugus Tugas Covid-19 pada Senin (16/3), tambah Riadil, hingga Rabu pagi pihaknya sudah menerima 128 telepon dari masyarakat yang berasal dari Asahan, Nias, dan lainnya. “Ini konsultasi pengaduan masyarakat, tanya jawab, diskusi, kekhawatiran dan segala macamnya kita jawab,” pungkasnya.

Selain Medan, Pemkab Deliserdang melalui Rumah Sakit Umum Daerah, Kabupaten Deliserdang juga melakukan langkah-langkah persiapan. Direktur RSU Deliserdang, dr Hanif Fahri Sp Kj, MM menjelaskan, pihaknya sudah menyediakan sejumlah fasilitas yang memadai untuk menampung pasien diduga terjangkit virus Corona.

“Ada 3 kamar isolasi standar, serta 25 orang tenaga medis khusus menangani. Tenaga medis itu dilengkapi pakaian serta peralatan standar,”bilang Hanif.

Untuk seluruh ruang rawat dan klinik, disediakan cairan pembersih serta masker. “Stoknya cukup untuk dua bulan ke depan,” katanya.

Pihaknya juga memantau 2 pasien diduga terjangkit virus Corona, dan merujuknya ke RSU Adam Malik. (ris/prn/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/