Dari Ajang I Like Monday di Amaliun Food Court Medan
Sebagai kota heterogen, Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia memiliki potensi seni khususnya musik, yang tak kalah dengan daerah lain. Namun, tidak adanya kesempatan bagi musisi lokal tersebut membuat potensi tadi tidak terlihat.
Hal itu yang menjadi pertimbangan empat musisi yang juga aktif memantau perkembangan musik tanah air, David Gono, Doni Bluemint, Jhon Mekot dan Indra Gunawan. Lewat ‘Four Us’ mereka coba memberi ruangn
bagi musisi lokal menampilkan kreatifitasnya dalam bermusik melalui kegiatan yang dikemas dalam I Like Monday di pelataran parkir Amaliun Food Court (AFC) Jalan Amaliun Medan.
“Ini sangat memprihatinkan tentunya ketika bakat-bakat yang ada tidak tertampung. Jadi di sini kita coba beri ruang,” ucap David Gono kepada Sumut Pos, belum lama ini.
I Like Monday sendiri, lanjutnya, digelar dalam dua sesi yaitu seleksi dan ajang pertunjukan talent bagi generasi muda Kota Medan. “I Like Monday kita gelar tiap akhir bulan untuk menampilkan band-band lokal yang sudah mapan. Tidak hanya itu, kita juga menampilkan bakat-bakat lain seperti sulap, freestyle, dan lainnya. Karena ini kita buat untuk menyalurkan bakat yang ada,” tambah Supervisor Area AFC ini.Sesi seleksi sendiri digelar setiap Sabtu dan Minggu malam mulai pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sesi ini menjadi wadah bagi seluruh musisi lokal tanpa dibatasi genre musik yang diusung untuk tampil. Di sini band-band lokal itu tadi berkesempatan untuk memperlihatkan lagu-lagu ciptaannya kepada audiens. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan hubungan emosional antara band dengan masyarakat yang akan menjadi fans mereka nantinya.
Kondisi ini yang belum dipahami musisi lokal Kota Medan ketika ingin meramaikan belantika musik tanah air. Dimana fans akan menjadi tolok ukur bagi kesuksesan satu kelompok band. Semakin besar fans yang dimilikinya maka peluang kelompok band tadi lebih pasti untuk menghasilkan album pun semakin besar juga. Hal itu sudah dibuktikan beberapa band tanah air sebut saja Pass Band dan Kangen Band yang kesuksesannya justru dari jumlah fans yang mereka miliki.
Untuk itu, kegiatan I Like Monday pun disiapkan dengan konsep out dorr memanfaatkan panggung berukuran 6×6 meter dengan soundsystem 5.000 watt. Panggung yang menghadap meja pengunjung membuat penampilan masing-masing band lebih atraktif. Bahkan, Four Us sebagai inisiator menggelar sesi request bagi pengunjung. Audiens pun berkesempatan menyalurkan hobi bernyanyi dengan diiringi langsung oleh band tersebut. “Kita tidak membatasi aliran musik yang dibawakan. Mau blues, rock, dangdut, jazz silahkan. Karena pada dasarnya kita semua sama,” tegasnya.
Dalam perjalanan yang dimulai Januari 2011 lalu, I Like Monday mulai memperlihatkan hasilnya. Beberapa band lokal yang mulai menghilang kembali unjuk gigi. Sebut saja Arakundo dan Artikel yang mengusung aliran pop-rock. Keduanya pun eksis tampil pada I Like Monday bersama Bluemint, Transsitter, Piume, dan The Babes. Apalagi beberapa kegiatan pun kerap digelar seperti Valentine Days. Rencananya Juni mendatang Four Us akan menggelar Jam Sesion bagi musisi-musisi lokal Kota Medan.
“Di situ nanti kita gabung dua kelompok untuk saling membawakan masing-masing lagu ciptaannya. Kita harapkan dengan demikian tercipta kedekatan emosional di antara sesama musisi lokal. Karena kita harus kompak untuk bisa mengangkat potensi lokal,” pungkasnya.
Four Us adalah forum yang dibentuk untuk berkumpulnya musisi-musisi lokal Kota Medan. Melalui kreatifitas dibarengi karya-karyanya mereka ingin mengangkat keberadaan musisi lokal untuk lebih dihargai. I Like Monday sendiri diharapkan membuka peluang bagi musisi lokal untuk melahirkan album baik mayor lable atau pun indie lable. (*)