25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

UN SMK Berakhir Ada Kunci Jawaban di Kaos Kaki

MEDAN-Pelasanaan Ujian Nasional (UN) di Medan dipercaya tak murni bebas dari kecurangan. Setidaknya, Tim investigasi Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan beberapa kecurangan dalam dua hari pelaksanaan UN di Kota Medan dan beberapa daerah lainnya seperti Serdangbedagai, Balige, Labuhanbatu, Aek Kanopan,  dan Lintong Ni Huta “Tim monitoring juga menemukan seorang siswa yang menyimpan kunci jawaban yang telah dicatat di dalam kaos kakinya.

Bahkan saat pelaksanaan ujian Bahasa Inggris dengan listening, sebelum tape diputar sejumlah siswa telah mengisi kolom jawaban meskipun soal belum didengarkan. Bentuk seperti ini semakin membuktikan kepada kita adanya kunci jawaban yang beredar sebelum ujian berlangsung,”terang ketua Tim Investigasi Benny Saragih saat memberikan keterangan pers yang berlangsung di kantor KAMG, Rabu (18/4).

Modus kecurangan itu sendiri bilang Benny, selain menuliskan di alas LJK, tim monitoring juga ada menemukan sebuah sapu tangan yang berisikan kunci jawaban yang tertinggal di laci siswa.
Melihat kondisi tersebut Ketua KAMG Abdi Muskarya Saragih meminta Pelaksanaan UN ini ke depannya dihentikan. “Kembalikan ujian kepada siswa dan guru ,”ungkapnya.

Disinggung mengenai nama sekolah yang terbukti melakukan pelanggaran, Abdi enggan menyebutkannnya. “Maaf kami tidak bisa memberitahukan sekolah mana yang terbukti curang, karena ini menjadi kerahasian kami,” ucapnya.

Dalam kesempatan lainnnya, Ketua Panitia UN Sumut Henri Siregar menjelaskan, secara umum hasil laporan dari Panitia UN Kabupaten/Kota dan Pengawas berjalan tertib dan lancar. “Tidak ada kendala, semua berjalan lancar dan selesai hari ini (kemarin). Ini tinggal menunggu satu hari lagi untuk SMA,” ucap Henri.
Henri menyatakan, LJK mulai diberangkatkan siang kemarin ke Unimed untuk dilakukan pemindaian. Dibawah pengawasan ketat pihak kepolisian dan pengawas Unimed.

“Dalam dua hari ini untuk LJK SMK semua kemungkinan akan rampung. Lalu, nanti disusul dengan LJK SMA. Untuk distribusi susulan masih terkejar sampai di lokasi hari Minggu (22/4),” ucap Henri.

Hanya saja, Henri belum mendapatkan data jumlah siswa yang mengikuti ujian susulan SMA. Sebab, Kabupaten/Kota belum melampirkan data siswa yang tidak hadir.“Belum ada datanya, kemungkinan bersamaan dengan LJK nanti itu,” jelasnya.Sedangkan  Ketua Panitia UN Medan, Munawar menyebutkan,  jumlah siswa
Medan yang akan mengikuti ujian susulan berbeda-beda setiap harinya.

Di hari pertama dan kedua sebanyak 418 orang. Terdiri dari SMA sebanyak 156 orang, SMK sebanyak 247 orang dan MA sebanyak 15 orang. Sedangkan hari ketiga sebanyak 422 orang. Terdiri dari SMA sebanyak 153 orang, SMK sebanyak 254 orang dan MA sebanyak 15 orang.
“Siswa bisa ikut susulan jika disertai dengan alasan yang jelas dan benar. Bisa jadi tidak semua ini bisa ikut susulan,” jelasnya.

Ramai-ramai Coret Baju
Fenomena coret-coret baju usia UN masih tetap terjadi di Sumut. Dari pantauan Sumut Pos di beberapa jalan tampak gerombolan siswa dengan baju seragam yang berubah warna. Kepala sekolah SMKN 3 Medan, Usman Lubis, mengaku, telah memberikan imbauan kepada para siswanya untuk tidak melakukan aksi coret baju di akhir pelaksanaan UN. “Dari hasil penggeledehan, kita menemukan 7 kaleng cat semprot, dan 9 spidol dari tas siswa. Dan hasil temuan tersebut telah kita sita, namun ada atau tidaknya siswa kita yang tetap melakukan aksi coret baju di luar sekolah, bukan jangkauan pengawasan kita lagi, “ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMKN 2 Medan, Sukardi SPd MM.
“Kita kumpulkan seluruh siswa pada pagi hari sebelum masuk ruang ujian untuk menyampaikan imbauan larangan coret-mencoret baju. Tapi  setelah  keluar lingkungan sekolah kita tidak tau lagi,”sebutnya.

Lain halnya dengan SMKN 1 Medan Untuk mencegah aksi coret baju bagi siswanya, sekolah tersebut menyediakan  kain putih sepanjang lima meter dan spidol sebagai wadah coret-mencoret siswa lewat sebuah tanda tangan.

“Kita siapkan mereka media untuk menuangkan aspirasi para siswa,”ungkap Kepsek SMKN 1 Medan, Asli Sembiring.
Di Jalan STM Medan, sejumlah siswa SMK Negeri 3 Medan dengan sorak-sorai merayakan usainya pelaksanaan UN. “Selesai sudah penderitaan. Tinggal happy-happynya aja ini,” ungkap seorang siswa, Ari, yang tertera di bet nama seragam sekolah yang hampir 80 persen sudah berwarna-warni itu.

Menanggapi fenomena ini, pemerhati pendidikan Kota Medan Emir Harahap menuturkan, kegiatan corat-coret baju seragam usai UN tak diketahui sejak kapan dimulai dan untuk apa. “Tapi satu yang pasti, aksi corat-coret seragam sehabis UN seolah-olah menjadi ritual bagi siswa, utamanya siswa SMA dan SMK,” kata Emir.

Menurut Emir, hal ini sungguh menyedihkan apa pun alasannya. “Karena dalam kondisi perekonomian rakyat yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan, di sisi lain ada sekumpulan siswa yang mencorat-coret seragam dan pada akhirnya tidak untuk apa-apa,” tegasnya.

Di Tebingtinggi, pelaksanaan UN relitif aman. Setidaknya hal ini diungkapkan Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi Drs Pardamean Siregar. Dia pun berharap kelulusan pada tahun ini mencapai 100 persen. Usai pelaksanaan UN tingkat SMK tidak kita temukan pelajar yang melakukan konvoi menggunakan sepeda motor dan aksi coret-coret baju. “Sebelumnya pihak Disdik telah meminta seluruh Kepala Sekolah se Kota Tebingtinggi untuk melarang anak didiknya melakukan konvoi kenderaan dan aksi coret baju karena itu perbuatan yang merugi,” bilang Pardamean.

Di Lubukpakam, Angkot Hikmah Diserang Siswa
Usai UN, sekira puluhan orang siswa SMK Negeri 1 Lubukpakam melempari satu unit angkot Hikma dengan batu karena ditompangi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua. Peristiwa terjadi saat angkot itu melintas di Jalinsum Lubukpakam-Medan Desa Jati Sari Kecamatan Lubuk persisnya di depan Stadion Baharoeddin Lubuk Pakam. Akibatnya 3 orang korban terluka, dan angkot Hikma mengalami pecah kaca depan samping kanan, kiri dan belakang karena dihantam batu besar dan bambu.

Disebutkan, aksi perusakan dengan cara melemparan dan penghancuran itu, dipicu dari gesekan antarkedua kelompok semenjak berada di pantai Gudang Garam Desa Kualalama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai. Di sana kedua kelompok, awalnya merayakan usai mengikuti kegitan UN di sekolah masing masing. Namun, sempat terjadi bersingungan antara siswi dari SMK Istiqlal Deli Tua dengan siswa SMK Negeri 1 Lubukpakam. Pada saat itu, kedua kelompok tidak melakukan penyerangan, namun saling maki.

Sadar bukan di kampungnya, puluhan pelajar SMK Negeri 1 di Lubukpakam, mengurunkan niat untuk bentrok saat itu. Mereka menunggu di depan Stadion Baharoeddin Lubukpakam. Dan, angkot  Hikma BK 1033 GD yang ditumpangi siswa SMK Istiqlal Deli Tua melintas, spontan puluhan pelajar itu langsung bergerak cepat merangsek ke jalan dan menghentikan angkot yang berisi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua. Tanpa banyak tanya, puluhan pelajar berpakaian sekolah yang sudah dicorat-coret itu langsung menghancurkan kaca depan angkot dengan batu dan bambu.

Tidak hanya itu saja,  para pelajar yang terlihat emosi itu langsung menghantam kaca samping angkot yang ditumpangi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua sehingga pecah menghantam kepala beberapa pelajar perempuan yang ada di atas angkot.

Kebetulan, tiga orang personil Polsek Lubukpakam, yang kebetulan melintas, langsung turun dari mobilnya serta menghalau para pelajar yang beringas. Bahkan, membubarkan massa pelajar itu, ketiga personel Polri itu melepaskan letusan senjata ke udara. Bunyi letusan senjara itu membuat nyali para pelajar SMK itu ciut dan langsung melarikan diri. Beberapa di antaranya berhasil diamankan polisi dan dibawa ke Polsek Lubukpakam untuk dimintai keterangan. (uma/mag-3/btr)

MEDAN-Pelasanaan Ujian Nasional (UN) di Medan dipercaya tak murni bebas dari kecurangan. Setidaknya, Tim investigasi Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan beberapa kecurangan dalam dua hari pelaksanaan UN di Kota Medan dan beberapa daerah lainnya seperti Serdangbedagai, Balige, Labuhanbatu, Aek Kanopan,  dan Lintong Ni Huta “Tim monitoring juga menemukan seorang siswa yang menyimpan kunci jawaban yang telah dicatat di dalam kaos kakinya.

Bahkan saat pelaksanaan ujian Bahasa Inggris dengan listening, sebelum tape diputar sejumlah siswa telah mengisi kolom jawaban meskipun soal belum didengarkan. Bentuk seperti ini semakin membuktikan kepada kita adanya kunci jawaban yang beredar sebelum ujian berlangsung,”terang ketua Tim Investigasi Benny Saragih saat memberikan keterangan pers yang berlangsung di kantor KAMG, Rabu (18/4).

Modus kecurangan itu sendiri bilang Benny, selain menuliskan di alas LJK, tim monitoring juga ada menemukan sebuah sapu tangan yang berisikan kunci jawaban yang tertinggal di laci siswa.
Melihat kondisi tersebut Ketua KAMG Abdi Muskarya Saragih meminta Pelaksanaan UN ini ke depannya dihentikan. “Kembalikan ujian kepada siswa dan guru ,”ungkapnya.

Disinggung mengenai nama sekolah yang terbukti melakukan pelanggaran, Abdi enggan menyebutkannnya. “Maaf kami tidak bisa memberitahukan sekolah mana yang terbukti curang, karena ini menjadi kerahasian kami,” ucapnya.

Dalam kesempatan lainnnya, Ketua Panitia UN Sumut Henri Siregar menjelaskan, secara umum hasil laporan dari Panitia UN Kabupaten/Kota dan Pengawas berjalan tertib dan lancar. “Tidak ada kendala, semua berjalan lancar dan selesai hari ini (kemarin). Ini tinggal menunggu satu hari lagi untuk SMA,” ucap Henri.
Henri menyatakan, LJK mulai diberangkatkan siang kemarin ke Unimed untuk dilakukan pemindaian. Dibawah pengawasan ketat pihak kepolisian dan pengawas Unimed.

“Dalam dua hari ini untuk LJK SMK semua kemungkinan akan rampung. Lalu, nanti disusul dengan LJK SMA. Untuk distribusi susulan masih terkejar sampai di lokasi hari Minggu (22/4),” ucap Henri.

Hanya saja, Henri belum mendapatkan data jumlah siswa yang mengikuti ujian susulan SMA. Sebab, Kabupaten/Kota belum melampirkan data siswa yang tidak hadir.“Belum ada datanya, kemungkinan bersamaan dengan LJK nanti itu,” jelasnya.Sedangkan  Ketua Panitia UN Medan, Munawar menyebutkan,  jumlah siswa
Medan yang akan mengikuti ujian susulan berbeda-beda setiap harinya.

Di hari pertama dan kedua sebanyak 418 orang. Terdiri dari SMA sebanyak 156 orang, SMK sebanyak 247 orang dan MA sebanyak 15 orang. Sedangkan hari ketiga sebanyak 422 orang. Terdiri dari SMA sebanyak 153 orang, SMK sebanyak 254 orang dan MA sebanyak 15 orang.
“Siswa bisa ikut susulan jika disertai dengan alasan yang jelas dan benar. Bisa jadi tidak semua ini bisa ikut susulan,” jelasnya.

Ramai-ramai Coret Baju
Fenomena coret-coret baju usia UN masih tetap terjadi di Sumut. Dari pantauan Sumut Pos di beberapa jalan tampak gerombolan siswa dengan baju seragam yang berubah warna. Kepala sekolah SMKN 3 Medan, Usman Lubis, mengaku, telah memberikan imbauan kepada para siswanya untuk tidak melakukan aksi coret baju di akhir pelaksanaan UN. “Dari hasil penggeledehan, kita menemukan 7 kaleng cat semprot, dan 9 spidol dari tas siswa. Dan hasil temuan tersebut telah kita sita, namun ada atau tidaknya siswa kita yang tetap melakukan aksi coret baju di luar sekolah, bukan jangkauan pengawasan kita lagi, “ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMKN 2 Medan, Sukardi SPd MM.
“Kita kumpulkan seluruh siswa pada pagi hari sebelum masuk ruang ujian untuk menyampaikan imbauan larangan coret-mencoret baju. Tapi  setelah  keluar lingkungan sekolah kita tidak tau lagi,”sebutnya.

Lain halnya dengan SMKN 1 Medan Untuk mencegah aksi coret baju bagi siswanya, sekolah tersebut menyediakan  kain putih sepanjang lima meter dan spidol sebagai wadah coret-mencoret siswa lewat sebuah tanda tangan.

“Kita siapkan mereka media untuk menuangkan aspirasi para siswa,”ungkap Kepsek SMKN 1 Medan, Asli Sembiring.
Di Jalan STM Medan, sejumlah siswa SMK Negeri 3 Medan dengan sorak-sorai merayakan usainya pelaksanaan UN. “Selesai sudah penderitaan. Tinggal happy-happynya aja ini,” ungkap seorang siswa, Ari, yang tertera di bet nama seragam sekolah yang hampir 80 persen sudah berwarna-warni itu.

Menanggapi fenomena ini, pemerhati pendidikan Kota Medan Emir Harahap menuturkan, kegiatan corat-coret baju seragam usai UN tak diketahui sejak kapan dimulai dan untuk apa. “Tapi satu yang pasti, aksi corat-coret seragam sehabis UN seolah-olah menjadi ritual bagi siswa, utamanya siswa SMA dan SMK,” kata Emir.

Menurut Emir, hal ini sungguh menyedihkan apa pun alasannya. “Karena dalam kondisi perekonomian rakyat yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan, di sisi lain ada sekumpulan siswa yang mencorat-coret seragam dan pada akhirnya tidak untuk apa-apa,” tegasnya.

Di Tebingtinggi, pelaksanaan UN relitif aman. Setidaknya hal ini diungkapkan Kadis Pendidikan Kota Tebingtinggi Drs Pardamean Siregar. Dia pun berharap kelulusan pada tahun ini mencapai 100 persen. Usai pelaksanaan UN tingkat SMK tidak kita temukan pelajar yang melakukan konvoi menggunakan sepeda motor dan aksi coret-coret baju. “Sebelumnya pihak Disdik telah meminta seluruh Kepala Sekolah se Kota Tebingtinggi untuk melarang anak didiknya melakukan konvoi kenderaan dan aksi coret baju karena itu perbuatan yang merugi,” bilang Pardamean.

Di Lubukpakam, Angkot Hikmah Diserang Siswa
Usai UN, sekira puluhan orang siswa SMK Negeri 1 Lubukpakam melempari satu unit angkot Hikma dengan batu karena ditompangi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua. Peristiwa terjadi saat angkot itu melintas di Jalinsum Lubukpakam-Medan Desa Jati Sari Kecamatan Lubuk persisnya di depan Stadion Baharoeddin Lubuk Pakam. Akibatnya 3 orang korban terluka, dan angkot Hikma mengalami pecah kaca depan samping kanan, kiri dan belakang karena dihantam batu besar dan bambu.

Disebutkan, aksi perusakan dengan cara melemparan dan penghancuran itu, dipicu dari gesekan antarkedua kelompok semenjak berada di pantai Gudang Garam Desa Kualalama Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdangbedagai. Di sana kedua kelompok, awalnya merayakan usai mengikuti kegitan UN di sekolah masing masing. Namun, sempat terjadi bersingungan antara siswi dari SMK Istiqlal Deli Tua dengan siswa SMK Negeri 1 Lubukpakam. Pada saat itu, kedua kelompok tidak melakukan penyerangan, namun saling maki.

Sadar bukan di kampungnya, puluhan pelajar SMK Negeri 1 di Lubukpakam, mengurunkan niat untuk bentrok saat itu. Mereka menunggu di depan Stadion Baharoeddin Lubukpakam. Dan, angkot  Hikma BK 1033 GD yang ditumpangi siswa SMK Istiqlal Deli Tua melintas, spontan puluhan pelajar itu langsung bergerak cepat merangsek ke jalan dan menghentikan angkot yang berisi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua. Tanpa banyak tanya, puluhan pelajar berpakaian sekolah yang sudah dicorat-coret itu langsung menghancurkan kaca depan angkot dengan batu dan bambu.

Tidak hanya itu saja,  para pelajar yang terlihat emosi itu langsung menghantam kaca samping angkot yang ditumpangi pelajar SMK Istiqlal Deli Tua sehingga pecah menghantam kepala beberapa pelajar perempuan yang ada di atas angkot.

Kebetulan, tiga orang personil Polsek Lubukpakam, yang kebetulan melintas, langsung turun dari mobilnya serta menghalau para pelajar yang beringas. Bahkan, membubarkan massa pelajar itu, ketiga personel Polri itu melepaskan letusan senjata ke udara. Bunyi letusan senjara itu membuat nyali para pelajar SMK itu ciut dan langsung melarikan diri. Beberapa di antaranya berhasil diamankan polisi dan dibawa ke Polsek Lubukpakam untuk dimintai keterangan. (uma/mag-3/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/