29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Kiat Kewirausahaan DSC|X 2019: Petakan Problem, Temukan Solusinya

Foto: Dame Ambarita/Sumut Pos
MENTOR NASIONAL: Mentor Nasional Dina Dellyana, berbagi kiat berwirausaha dalam roadshow kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di CoHive Clapham Komplek Ruko Center Point Mall, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mentor nasional dan local hero Medan berbagi kiat kewirausahaan, dalam perhelatan akbar kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) di Medan, Kamis (4/7). Dalam DSC|X tersebut, Dina Dellyana dan Qintari Anindhita, membeberkan sejumlah kiat membuka bisnis mandiri.

“Cara pertama menemukan ide bisnis. Petakan masalah yang nyata, temukan solusinya. Misalnya GoJek, sang founder awalnya membutuhkan alat transportasi yang cepat, murah, dan nyaman. Dia berpikir dan dia menemukan solusinya,” kata Dina Dellyana, Mentor Nasional DSC|X 2019 sekaligus Dosen & Direktur SBM ITB, musisi dan enterpreneur, saat menjadi pembicara dalam roadshow DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di Kota Medan.

Cara kedua, ikuti saja tren bisnis yang ada. “Amati, tiru, modifikasi. Misalnya ojek online. Dimulai GoJek, ditiru Grab. Sah-sah saja. Atau coffee shop yang menjamur, boleh ditiru dan dimodifikasi. Tapi lihat dulu pasarnya, masih terbuka lebar nggak,” kata Dina.

Cara ketiga, buka bisnis baru sesuai passion atau keahlian masing-masing. Lantas cermati ceruk pasar, ada peluang bisnisnya atau nggak. “Seperti saya dan suami, sama-sama bergerak di bidang kesehatan. Lantas membuka usaha kesehatan. Itu terasa pas. Saya juga membuka band musik karena saya memiliki keahlian di bidang musik. Nah.. temukan passion atau keahlianmu, dan bisniskan,” cetusnya.

Cara keempat, validasi fakta. Apakah masalah yang dialami secara pribadi itu, memang dialami semua orang. Dan seberapa besar orang yang mengalaminya. “Bangun support sistem. Sebaiknya ada dukungan dari keluarga dan pasangan. Lebih baik lagi kalau ada mentor atau coach yang membimbing,” jelasnya.

Foto: Dame Ambarita/Sumut Pos
LOCAL HERO: Local hero Medan, Qintari Anindhita, Founder UntukAnakku.id serta Co-founder Womandiri, menerima souvenir usai berbagi kiat bisnis dalam roadshow Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di CoHive Clapham Komplek Ruko Center Point Mall, Medan.

Senada, local hero Medan, Qintari Anindhita, Founder UntukAnakku.id –sebuah aplikasi pemantau perkembangan dan stimulasi balita pertama di Indonesia–, serta Co-founder Womandiri –sebuah organisasi pemberdayaan perempuan–, dalam paparannya menjelaskan, awal ia menemukan ide bisnis karena merasa kesepian di Medan.

“Sebagai perempuan yang eager (bersamangat, Red), saya kesulitan mencari komunitas untuk belajar bareng di Medan. Lantas, saya terpikir untuk membentuk komunitas para perempuan terdidik dan mandiri, yang berguna untuk saling menemukan dan berkomunikasi. Sama-sama belajar tentang pendidikan anak, parenting, sex education, dan lain-lain,” katanya.

Intinya, Qintari memulai bisnis karena menemukan sebuah masalah, lantas mencari solusinya menjadi sebuah produk yang punya jiwa. “Pengusaha terbaik adalah yang menjual produk atau service yang benar-benar dibutuhkan pasar, karena dia berangkat dari masalah yang memang ingin diselesaikan,” katanya.

Qintari melihat, para entrepreneur yang hebat umumnya memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri dan dengan orang lain. “Open minded. Tidak mengkotakkan diri sendiri. Paradoks dalam satu tubuh. Menjadi semua karakter saat dibutuhkan. Intinya jangan membatasi diri sendiri,” katanya.

Roadshow DSC|X di Medan meraih antusiasme tinggi dari puluhan wirausahawan muda lokal Medan, yang dihelat di CoHive Clapham, sebuah coworking space yang dikenal mengupayakan ruang yang menghadirkan produktivitas dan inspirasi bagi komunitas wirausahawan di Kota Medan. CoHive Clapham berlokasi di Komplek Ruko Centre Point Medan.

Roadshow kompetisi DSC|X dilakukan mulai tanggal 21 Mei sampai dengan tanggal 23 Juli 2019 di sembilan kota di Indonesia, salahsatunya kota Medan.

Selain Dina Dellyana dan Qintari Anindhita, Gatot Hendraputra dari Coworking Indonesia ikut menjadi pembicara.

Penggagas DSC|X sekaligus Marketing Community & Event Manager Wismilak, Edric Chandra menyampaikan, perhelatan DSC|X tahun 2019 hadir dengan format baru yang telah disempurnakan dari tahun ke tahun. Format baru tersebut memberikan jangkauan lebih luas kepada calon wirausahawan muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi.

“Tidak hanya mendapatkan hibah sebesar Rp2 miliar, DSC|X juga memberikan pendampingan oleh mentor-mentor yang mempunyai pengalaman wirausaha dan sukses di bidangnya masing-masing selama masa inkubasi.

Hibah yang akan diberikan kepada pemilik ide bisnis diserahkan secara cuma-cuma, bukan merupakan pinjaman. Selain itu, para penerima hibah akan dibekali mentor mentor tangguh di bidangnya untuk membangun usaha. (mea)

Foto: Dame Ambarita/Sumut Pos
MENTOR NASIONAL: Mentor Nasional Dina Dellyana, berbagi kiat berwirausaha dalam roadshow kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di CoHive Clapham Komplek Ruko Center Point Mall, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mentor nasional dan local hero Medan berbagi kiat kewirausahaan, dalam perhelatan akbar kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) di Medan, Kamis (4/7). Dalam DSC|X tersebut, Dina Dellyana dan Qintari Anindhita, membeberkan sejumlah kiat membuka bisnis mandiri.

“Cara pertama menemukan ide bisnis. Petakan masalah yang nyata, temukan solusinya. Misalnya GoJek, sang founder awalnya membutuhkan alat transportasi yang cepat, murah, dan nyaman. Dia berpikir dan dia menemukan solusinya,” kata Dina Dellyana, Mentor Nasional DSC|X 2019 sekaligus Dosen & Direktur SBM ITB, musisi dan enterpreneur, saat menjadi pembicara dalam roadshow DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di Kota Medan.

Cara kedua, ikuti saja tren bisnis yang ada. “Amati, tiru, modifikasi. Misalnya ojek online. Dimulai GoJek, ditiru Grab. Sah-sah saja. Atau coffee shop yang menjamur, boleh ditiru dan dimodifikasi. Tapi lihat dulu pasarnya, masih terbuka lebar nggak,” kata Dina.

Cara ketiga, buka bisnis baru sesuai passion atau keahlian masing-masing. Lantas cermati ceruk pasar, ada peluang bisnisnya atau nggak. “Seperti saya dan suami, sama-sama bergerak di bidang kesehatan. Lantas membuka usaha kesehatan. Itu terasa pas. Saya juga membuka band musik karena saya memiliki keahlian di bidang musik. Nah.. temukan passion atau keahlianmu, dan bisniskan,” cetusnya.

Cara keempat, validasi fakta. Apakah masalah yang dialami secara pribadi itu, memang dialami semua orang. Dan seberapa besar orang yang mengalaminya. “Bangun support sistem. Sebaiknya ada dukungan dari keluarga dan pasangan. Lebih baik lagi kalau ada mentor atau coach yang membimbing,” jelasnya.

Foto: Dame Ambarita/Sumut Pos
LOCAL HERO: Local hero Medan, Qintari Anindhita, Founder UntukAnakku.id serta Co-founder Womandiri, menerima souvenir usai berbagi kiat bisnis dalam roadshow Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019/(DSC|X) yang digagas oleh Wismilak Foundation, di CoHive Clapham Komplek Ruko Center Point Mall, Medan.

Senada, local hero Medan, Qintari Anindhita, Founder UntukAnakku.id –sebuah aplikasi pemantau perkembangan dan stimulasi balita pertama di Indonesia–, serta Co-founder Womandiri –sebuah organisasi pemberdayaan perempuan–, dalam paparannya menjelaskan, awal ia menemukan ide bisnis karena merasa kesepian di Medan.

“Sebagai perempuan yang eager (bersamangat, Red), saya kesulitan mencari komunitas untuk belajar bareng di Medan. Lantas, saya terpikir untuk membentuk komunitas para perempuan terdidik dan mandiri, yang berguna untuk saling menemukan dan berkomunikasi. Sama-sama belajar tentang pendidikan anak, parenting, sex education, dan lain-lain,” katanya.

Intinya, Qintari memulai bisnis karena menemukan sebuah masalah, lantas mencari solusinya menjadi sebuah produk yang punya jiwa. “Pengusaha terbaik adalah yang menjual produk atau service yang benar-benar dibutuhkan pasar, karena dia berangkat dari masalah yang memang ingin diselesaikan,” katanya.

Qintari melihat, para entrepreneur yang hebat umumnya memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri dan dengan orang lain. “Open minded. Tidak mengkotakkan diri sendiri. Paradoks dalam satu tubuh. Menjadi semua karakter saat dibutuhkan. Intinya jangan membatasi diri sendiri,” katanya.

Roadshow DSC|X di Medan meraih antusiasme tinggi dari puluhan wirausahawan muda lokal Medan, yang dihelat di CoHive Clapham, sebuah coworking space yang dikenal mengupayakan ruang yang menghadirkan produktivitas dan inspirasi bagi komunitas wirausahawan di Kota Medan. CoHive Clapham berlokasi di Komplek Ruko Centre Point Medan.

Roadshow kompetisi DSC|X dilakukan mulai tanggal 21 Mei sampai dengan tanggal 23 Juli 2019 di sembilan kota di Indonesia, salahsatunya kota Medan.

Selain Dina Dellyana dan Qintari Anindhita, Gatot Hendraputra dari Coworking Indonesia ikut menjadi pembicara.

Penggagas DSC|X sekaligus Marketing Community & Event Manager Wismilak, Edric Chandra menyampaikan, perhelatan DSC|X tahun 2019 hadir dengan format baru yang telah disempurnakan dari tahun ke tahun. Format baru tersebut memberikan jangkauan lebih luas kepada calon wirausahawan muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi.

“Tidak hanya mendapatkan hibah sebesar Rp2 miliar, DSC|X juga memberikan pendampingan oleh mentor-mentor yang mempunyai pengalaman wirausaha dan sukses di bidangnya masing-masing selama masa inkubasi.

Hibah yang akan diberikan kepada pemilik ide bisnis diserahkan secara cuma-cuma, bukan merupakan pinjaman. Selain itu, para penerima hibah akan dibekali mentor mentor tangguh di bidangnya untuk membangun usaha. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/