26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Atasi Banjir di Kota Medan, Sungai Deli-Kanal Bakal Dihubungkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah solusi mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di sejumlah titik di Kota Medan, sedang dalam tahap perencanaan dan pengerjaan. Salahsatu solusi yang direncanakan adalah menghubungkan kanal Titi Kuning Medan Johor dengan Sungai Deli. Sehingga jika air sungai meluap, air bisa mengalir ke kanal.

SOLUSI: Wali Kota Medan Bobby Nasution dan BWS Sumatera II, akan memanfaatkan kanal Titi Kuning mengatasi banjir di Kota Medan.

Rencana itu terungkap dalam pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemko) Medan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II di Ruang Khusus Wali Kota, gedung Balai Kota, Jalan Kapten Maulana Lubis No.2 Medan, Senin (17/5) sore.

Dalam pertemuan yang dihadiri Wali Kota Medan, Bobby Nasution, didampingi Kadis Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan, Benny Iskandar, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Irwan Ritonga, serta Perwakilan Dinas PU Kota Medan itu, terungkap sejumlah permasalahan yang menyebabkan banjir di Kota Medan.

Salahsatunya, akibat pendangkalan dan penyempitan yang terjadi di sejumlah sungai. Adapun sungai merupakan kewenangan BWS Sumatera II, sehingga Pemko Medan berkoordinasi untuk mencari solusi cepat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan.

“Banyak keluhan masyarakat yang saya dapati terkait permasalahan banjir. Apalagi di malam Idul Fitri kemarin, masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Deli mengalami banjir. Tentunya kita harus bergerak cepat,” ucap Bobby kepada pihak BWS Sumatera II.

Saat itu, Bobby menanyakan keberadaan kanal Titi Kuning yang terletak di Kecamatan Medan Johor, apakah dapat difungsikan guna mengantisipasi banjir jika terjadi luapan air di Sungai Deli. Pasalnya, selama ini jika debit air Sungai Deli tinggi dan menyebabkan banjir di bantaran sungai, tinggi air di kanal justru terlihat normal. Padahal tinggi air di kanal sewajarnya meningkat jika ia difungsikan menampung debit air dari Sungai Deli yang meluap.

Karena itu, kata Bobby, mungkin dapat dibuat pintu yang menghubungkan kanal dengan Sungai Deli maupun ujung Sungai Percut. Sehingga jika debit air Sungai Deli tinggi, airnya dapat dialirkan ke kanal. Jika kemudian kanal sudah penuh dan melewati batas, pintu kanal di Sungai Deli dapat ditutup kembali.

“Jika kanal dapat difungsikan untuk menampung air Sungai Deli, nanti kita lihat apakah di bantaran sungai masih terjadi banjir? Kalau masih terjadi banjir, maka solusi pemindahan masyarakat di bantaran sungai akan dilakukan,” ujarnya.

Bobby menjelaskan, Pemko Medan telah melakukan kewenangannya dalam mengatasi permasalahan banjir. Salahsatunya dengan melakukan penganggaran dalam pembebasan lahan untuk dijadikan kolam di sekitar aliran sungai.

“Artinya dalam hal ini, perlu kolaborasi antara Pemko Medan dan BWS Sumatera II, agar titik yang akan dijadikan kolam lebih jelas. Sehingga Pemko Medan tidak salah dalam memilih lahan yang akan dibebaskan,” jelas Bobby.

BWS Beber Program Normalisasi

Terkait penanganan banjir di Kota Medan, Kepala BWS Sumatera II, Maman Noprayamin, mengungkapkan pihaknya telah membuat program khusus yang saat ini sudah mendekati tahap akhir desain. Hanya saja, sebutnya, di beberapa sisi di Kota Medan terdapat banyak permasalahan. Baik itu soal lahan, penyempitan aliran sungai, bangunan infrastruktur yang menghambat aliran air, hingga jalur drainase.

“BWS tahun ini tengah dan akan melakukan normalisasi serta pembangunan tanggul atau tebing sungai secara spot- spot. Di antaranya Sungai Deli di Jalan Yong Panah Hijau Medan Marelan, Sungai Babura jalan Kapten Pattimura, Kecamatan Medan Baru. Kemudian Sungai Percut, Medan Amplas dan Sei Kambing di Kecamatan Medan Sunggal, serta Sungai Putih di Kecamatan Medan Baru yang akan dilakukan pelebaran alur sungai,” jelasnya.

Kepala BWS juga menerangkan, di tahun 2022 mendatang, BWS juga akan melakukan normalisasi dan pembangunan tanggul atau tebing, di antaranya Sungai Bedera, Sungai Belawan, Sungai Babura, Sungai Percut, Sungai Deli, dan Sungai Kambing. Tentunya, program kerja yang dilakukan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan.

“Selain itu, kami juga memprioritaskan penyelesaian Bendungan Lau Simeme yang diperkirakan akan selesai di bulan 4 tahun 2022. Artinya jika ini selesai, nantinya 30 sampai 40 persen banjir di Kota Medan bisa direduksi,” ujarnya.

Untuk solusi cepat mengatasi banjir, Kepala BWS juga mengungkapkan, pihaknya siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Pemko Medan. “Salahsatunya akan memfungsikan kanal untuk mengantisipasi tingginya debit air di Sungai Deli, dengan membuat pintu di kanal. Selain itu, kita akan menentukan titik pembuatan kolam di aliran sungai Bedera,” tandasnya.

Rampung Akhir Tahun

Terpisah, Kepala Dinas PKPPR Kota Medan, Benny Iskandar ST MT, kepada Sumut Pos mengatakan, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dr BWSS II terkait keputusan pembuatan atau penambahan pintu Kanal Titi Kuning.

“Sudah dibahas dan akan segera diputuskan oleh BWS. Nanti apakah kita tambah pintu kanalnya dari yang saat ini ada 1 pintu, atau kita potong tinggi pintu yang ada, agar air yang meluap bisa lebih mudah mengalir ke dalam kanal. Dalam waktu dekat, akan diinfokan ke Pemko Medan,” jawab Benny kepada Sumut Pos, usai menghadiri rapat evaluasi Triwulan Ke-II di Komisi IV DPRD Medan, Selasa (18/5).

Dikatakan Benny, Pemko Medan dan BWS menargetkan agar penyelesaian kanal tersebut dapat dirampungkan di akhir tahun ini juga. “Tadinya ditargetkan tahun depan. Tapi Pak Wali tidak mau, maunya tahun ini juga masalah kanal harus selesai. Soal anggaran, tentu itu bukan di Pemko tapi sepenuhnya ada di BWS,” pungkasnya.

Anggota Komisi IV DPRD Medan, Syaiful Ramadhan, mengapresiasi dan mendorong rencana Wali Kota Medan untuk memfungsikan keberadaan Kanal Titi Kuning Medan, sebagai upaya mengantisipasi banjir.

“Keberadaan Kanal Banjir perlu dievaluasi dari sisi kemanfaatannya. Selama ini Kanal Banjir tidak memberikan pengaruh apa-apa ketika Medan dilanda banjir,” kata Syaiful dalam rapat evaluasi triwulan pertama yang digelar Komisi IV DPRD Medan bersama Dinas PKPPR Kota Medan, Selasa (18/5).

Dalam kesempatan tersebut, Benny Iskandar menyampaikan beberapa rencana ke depan yang mungkin akan dilakukan Pemko Medan terkait Kanal Banjir Titi Kuning. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah solusi mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di sejumlah titik di Kota Medan, sedang dalam tahap perencanaan dan pengerjaan. Salahsatu solusi yang direncanakan adalah menghubungkan kanal Titi Kuning Medan Johor dengan Sungai Deli. Sehingga jika air sungai meluap, air bisa mengalir ke kanal.

SOLUSI: Wali Kota Medan Bobby Nasution dan BWS Sumatera II, akan memanfaatkan kanal Titi Kuning mengatasi banjir di Kota Medan.

Rencana itu terungkap dalam pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemko) Medan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II di Ruang Khusus Wali Kota, gedung Balai Kota, Jalan Kapten Maulana Lubis No.2 Medan, Senin (17/5) sore.

Dalam pertemuan yang dihadiri Wali Kota Medan, Bobby Nasution, didampingi Kadis Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan, Benny Iskandar, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Irwan Ritonga, serta Perwakilan Dinas PU Kota Medan itu, terungkap sejumlah permasalahan yang menyebabkan banjir di Kota Medan.

Salahsatunya, akibat pendangkalan dan penyempitan yang terjadi di sejumlah sungai. Adapun sungai merupakan kewenangan BWS Sumatera II, sehingga Pemko Medan berkoordinasi untuk mencari solusi cepat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan.

“Banyak keluhan masyarakat yang saya dapati terkait permasalahan banjir. Apalagi di malam Idul Fitri kemarin, masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Deli mengalami banjir. Tentunya kita harus bergerak cepat,” ucap Bobby kepada pihak BWS Sumatera II.

Saat itu, Bobby menanyakan keberadaan kanal Titi Kuning yang terletak di Kecamatan Medan Johor, apakah dapat difungsikan guna mengantisipasi banjir jika terjadi luapan air di Sungai Deli. Pasalnya, selama ini jika debit air Sungai Deli tinggi dan menyebabkan banjir di bantaran sungai, tinggi air di kanal justru terlihat normal. Padahal tinggi air di kanal sewajarnya meningkat jika ia difungsikan menampung debit air dari Sungai Deli yang meluap.

Karena itu, kata Bobby, mungkin dapat dibuat pintu yang menghubungkan kanal dengan Sungai Deli maupun ujung Sungai Percut. Sehingga jika debit air Sungai Deli tinggi, airnya dapat dialirkan ke kanal. Jika kemudian kanal sudah penuh dan melewati batas, pintu kanal di Sungai Deli dapat ditutup kembali.

“Jika kanal dapat difungsikan untuk menampung air Sungai Deli, nanti kita lihat apakah di bantaran sungai masih terjadi banjir? Kalau masih terjadi banjir, maka solusi pemindahan masyarakat di bantaran sungai akan dilakukan,” ujarnya.

Bobby menjelaskan, Pemko Medan telah melakukan kewenangannya dalam mengatasi permasalahan banjir. Salahsatunya dengan melakukan penganggaran dalam pembebasan lahan untuk dijadikan kolam di sekitar aliran sungai.

“Artinya dalam hal ini, perlu kolaborasi antara Pemko Medan dan BWS Sumatera II, agar titik yang akan dijadikan kolam lebih jelas. Sehingga Pemko Medan tidak salah dalam memilih lahan yang akan dibebaskan,” jelas Bobby.

BWS Beber Program Normalisasi

Terkait penanganan banjir di Kota Medan, Kepala BWS Sumatera II, Maman Noprayamin, mengungkapkan pihaknya telah membuat program khusus yang saat ini sudah mendekati tahap akhir desain. Hanya saja, sebutnya, di beberapa sisi di Kota Medan terdapat banyak permasalahan. Baik itu soal lahan, penyempitan aliran sungai, bangunan infrastruktur yang menghambat aliran air, hingga jalur drainase.

“BWS tahun ini tengah dan akan melakukan normalisasi serta pembangunan tanggul atau tebing sungai secara spot- spot. Di antaranya Sungai Deli di Jalan Yong Panah Hijau Medan Marelan, Sungai Babura jalan Kapten Pattimura, Kecamatan Medan Baru. Kemudian Sungai Percut, Medan Amplas dan Sei Kambing di Kecamatan Medan Sunggal, serta Sungai Putih di Kecamatan Medan Baru yang akan dilakukan pelebaran alur sungai,” jelasnya.

Kepala BWS juga menerangkan, di tahun 2022 mendatang, BWS juga akan melakukan normalisasi dan pembangunan tanggul atau tebing, di antaranya Sungai Bedera, Sungai Belawan, Sungai Babura, Sungai Percut, Sungai Deli, dan Sungai Kambing. Tentunya, program kerja yang dilakukan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan.

“Selain itu, kami juga memprioritaskan penyelesaian Bendungan Lau Simeme yang diperkirakan akan selesai di bulan 4 tahun 2022. Artinya jika ini selesai, nantinya 30 sampai 40 persen banjir di Kota Medan bisa direduksi,” ujarnya.

Untuk solusi cepat mengatasi banjir, Kepala BWS juga mengungkapkan, pihaknya siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Pemko Medan. “Salahsatunya akan memfungsikan kanal untuk mengantisipasi tingginya debit air di Sungai Deli, dengan membuat pintu di kanal. Selain itu, kita akan menentukan titik pembuatan kolam di aliran sungai Bedera,” tandasnya.

Rampung Akhir Tahun

Terpisah, Kepala Dinas PKPPR Kota Medan, Benny Iskandar ST MT, kepada Sumut Pos mengatakan, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dr BWSS II terkait keputusan pembuatan atau penambahan pintu Kanal Titi Kuning.

“Sudah dibahas dan akan segera diputuskan oleh BWS. Nanti apakah kita tambah pintu kanalnya dari yang saat ini ada 1 pintu, atau kita potong tinggi pintu yang ada, agar air yang meluap bisa lebih mudah mengalir ke dalam kanal. Dalam waktu dekat, akan diinfokan ke Pemko Medan,” jawab Benny kepada Sumut Pos, usai menghadiri rapat evaluasi Triwulan Ke-II di Komisi IV DPRD Medan, Selasa (18/5).

Dikatakan Benny, Pemko Medan dan BWS menargetkan agar penyelesaian kanal tersebut dapat dirampungkan di akhir tahun ini juga. “Tadinya ditargetkan tahun depan. Tapi Pak Wali tidak mau, maunya tahun ini juga masalah kanal harus selesai. Soal anggaran, tentu itu bukan di Pemko tapi sepenuhnya ada di BWS,” pungkasnya.

Anggota Komisi IV DPRD Medan, Syaiful Ramadhan, mengapresiasi dan mendorong rencana Wali Kota Medan untuk memfungsikan keberadaan Kanal Titi Kuning Medan, sebagai upaya mengantisipasi banjir.

“Keberadaan Kanal Banjir perlu dievaluasi dari sisi kemanfaatannya. Selama ini Kanal Banjir tidak memberikan pengaruh apa-apa ketika Medan dilanda banjir,” kata Syaiful dalam rapat evaluasi triwulan pertama yang digelar Komisi IV DPRD Medan bersama Dinas PKPPR Kota Medan, Selasa (18/5).

Dalam kesempatan tersebut, Benny Iskandar menyampaikan beberapa rencana ke depan yang mungkin akan dilakukan Pemko Medan terkait Kanal Banjir Titi Kuning. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/