MEDAN-Mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Lundu Panjaitan, mengungkapkan kalau gubernur di zaman sekarang berbeda dibanding masanya dulu. Gubernur sekarang harus bisa melihat kemauan rakyat.
Lundu membandingkan, pada eranya dulu untuk jadi gubernur atau bupati hanya memerlukan persetujuan dari presiden ataupun gubernur. Kini, para calon harus terlebih dahulu mempersiapkan partai politik yang akan mencalonkan dan mendukungnya.
Menurutnya, Pilgubsu ataupun pemilukada yang terjadi selama ini di tanah air telah menempatkan rakyat sebagai toke atau juragan. Berbeda pada masa dia dulu yang menempatkan presiden atau gubernur sebagai toke. “Jadi, kita harus ikut apa yang diinginkan toke. Kalau sekarang, para calon harus ikut apa yang diinginkan rakyat,” katanya dalam acara syukuran ulang tahun ke-61 Letjen Purn TNI Cornel Simbolon di Griya Dome, Jalan T Amir Hamzah, Medan, Sabtu (14/7) malam lalu.
Di samping itu, lanjutnya, biaya yang harus disiapkan oleh para calon juga bukanlah hitungan kecil. “Biayanya juga sangat besar. Sebab pimpinan partai yang di pusat yang akan merekomendasikan. Jadi kalau ada calon yang tidak mempunyai jalur ke pimpinan partai di tingkat pusat akan sulit memperoleh pencalonan dari partai politik yang ada,” jelas sosok yang pernah menjabat sebagai bupati Tapanuli Utara itu.
Lundu menilai sosok yang berjiwa nasionalis adalah figur yang layak memimpin Sumut 2013 hingga 2018. Selain itu, calon tersebut harus memiliki kapasitas dan kapabilitas serta dikenal oleh masyarakat Sumut.
“Ini syarat yang sangat diperlukan oleh setiap calon untuk dapat memenangkan pertarungan dalam pemilihan itu nantinya,” ucapnya.
Bagi Lundu, sosok atau figur yang mengedepankan pendekatan primordial lewat suku, agama, atau kelompok maupun golongan dalam pencalonannya menjadi Cagubsu, sangat bertentangan dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebab menurutnya, keberagaman etnik, suku, agama, dan golongan yang ada merupakan kekayaan bangsa yang harus senantiasa dijaga oleh seluruh warga bangsa dan negara.
Terkait soal akan majunya Cornel dalam Pilgubsu mendatang, Lundu mengatakan hal itu adalah hak pribadi setiap orang yang dijamin oleh undang-undang. “Dengan pengalaman yang ada sebagai pimpinan dan adanya rasa kepedulian yang besar untuk membangun tanah kelahirannya, keinginan untuk maju sebagai calon gubernur adalah sesuatu yang sangat logis,” ujarnya.
Sementara, Syech H Ali Akbar Marbun, yang terlihat hadir dalam acara yang sama mengatakan bahwa bersyukur dan mempererat persaudaraan adalah tugas dan tanggung jawab semua manusia. “Kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan sebab dengan bersyukur, berarti kita mengerti kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita,” ucapnya.
Menanggapi acara yang digelar serta adanya rencana Cornel Simbolon untuk maju pada Pilgubsu, dia mengatakan pencalonan itu adalah bagian dari bentuk kepedulian Cornel terhadap masa depan bangsa dan negara, terutama kepada tanah kelahirannya.
“Itu adalah sesuatu yang baik dan segala baik yang harus kita dukung,” imbuhnya.
Syech Ali juga mengingatkan agar setiap orang selalu menjaga serta memelihara adat budaya dan nilai-nilai yang sesuai dengan kemanusian. “Apalagi kita adalah bangsa yang berbudaya dan masih banyak suku bangsa yang ada terus menjaga dan memelihara adat budayanya. Silaturahim adalah adat dan budaya yang harus terus kita pelihara dan kita jaga kelestariannya sebab itu adalah anugerah Tuhan kepada manusia,” pungkasnya. (ari)