30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Asap Riau Tiba di Medan

DISELIMUTI ASAP: Kabut asap diduga dari kebakaran hutan dan lahan di Riau menyelimuti Kota Medan, Rabu (18/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabut asap diduga dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mulai memasuki langit Sumatera Utara. Wilayah Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang terlihat diselimuti oleh kabut asap, Rabu (18/9/2019). Beberapa hari sebelumnya, kabut asap terlihat telah menutupi langit pesisir timur Sumut.

LAPORAN dihimpun dari lapangan, kabut asap sudah tiba di Sumut sejak Kamis (12/9) lalu. Daerah yang terpapar berada di pesisir timur, seperti Kota Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Labuhanbatun

Saat itu, kabut relatif masih tipis. Namun semakin hari ketebalan kabut asap semakin memburuk.

Rabu (18/9) kemarin, kabut telah menyebar ke Tebingtinggi, Deliserdang, hingga ke Kota Medan. Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menyebutkan, Kota Medan terdampak kabut asap sejak pagi hingga sore. Cuaca terlihat seperti mendung. Tak hanya Medan, Deliserdang juga terdampak.

Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Edison Kurniawan, menyampaikan, saat ini memang terdapat 6 titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, keenam titik panas ini dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen di daerah Asahan, Humbahas, Paluta dan Labuhanbatu.

“Pola angin di Sumatera Utara bertiup dari arah tenggara hingga barat daya. Mengakibatkan wilayah Kota Medan dan Deliserdang terdampak asap dari 4 daerah tersebut,” jelasnya.

Dari pengamatan yang dilakukan, saat ini kelembaban udara cukup tinggi (RH 80%) dan suhu 27°C. “Hal ini mengindikasikan adanya kabut akan bertahan pada pagi hingga siang hari, karena hujan diperkirakan akan terjadi pada malam hingga dini hari,” jelasnya.

Namun begitu, menurut Edison, jarak pandang saat ini masih tergolong aman bagi penerbangan. Tercatat di Bandara Kualanamu dan Aek Godang jarak pandang sejauh 3 km. Sedangkan di Bandara FL Tobing Sibolga dan Binaka Nias masih diatas 10 km. “Tapi untuk wilayah Sumatera Utara masih aman,” tandasnya.

Disebutkan Edison, dari pengamatan yang dilakukan pihaknya kelembaban udara cukup tinggi dengan RH 80 persen dan jarak pandang ada pada 7 km pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan, suhu udara sekitar 27 derajat celsius. Namun, adanya kabut tersebut tidak bertahan lama karena diprediksi hujan akan terjadi pada malam hingga dini hari. “Kota Medan dan sekitarnya diprediksi akan terjadi hujan pada malam hari. Untuk jarak pandang masih kategori aman, termasuk bagi penerbangan di wilayah Sumut,” tukasnya.

Kurangi Aktivitas di Luar Rumah

Terkait kondisi cuaca, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendy mengimbau agar masyarakat dapat meminimalisir risiko kabut asap dengan mengurangi aktifitas di luar rumah. Sebab, masalah kabut asap ini sudah menjadi prioritas pihaknya hingga ke pusat.

“(Kabut asap) masih relatif cukup aman di Medan, namun diimbau demi kesehatan maka pada masyarakat diminta mengenakan masker saat keluar rumah. Bahkan, kalau bisa kurangi aktifitas yang tidak penting di luar rumah,” ujarnya.

Selain itu, Edwin menyarankan agar masyarakat menjaga pola hidup sehat dan perbanyak minum air putih serta istirahat yang cukup. “Peran keluarga merupakan yang terpenting untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Hal ini agar masyarakat terhindar dari risiko yang ditimbulkan kabut asap, seperti penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),” sebutnya.

Edwin menyatakan, jika nantinya kondisi kabut asap ini dianggap menimbulkan risiko yang cukup parah, maka Dinkes Medan segera bertindak. “Demi kesehatan masyarakat, maka kita akan mengambil langkah-langkah penting apabila kabut asap ini sangat berisiko,” tukasnya.

Tebingtinggi & Labuhanbatu Terpapar

Dari Tebingtinggi dilaporkan, kabut asap mulai menyelimuti Kota Lemang itu sejak dua hari belakangan. Jarak pandang dilaporkan hanya berkisar 800 meter, Rabu (18/9).

Kabut asap terlihat tebal di waktu pagi dan sore hari. Cahaya matahari hanya terlihat merah tertutupi kabut asap. Para pengendara motor yang mengemudi di jalan umum mengaku, mata terasa pedas jika tidak menggunakan tutup helm.

Salah seorang pengguna motor, Very (42) warga Jalan KL Yos Sudarso menuturkan kabut asap mulai menyelimuti Kota Tebingtinggi selama dua hari ini, kemarin tidak begitu tampak pekat. Tapi pada Rabu kemarin, langit tampak putih dan jarak padang hanya kisaran 800 meter saja.

Very juga menuturkan, warga sekitar sudah mengeluhkan penyakit batuk. Karena itu, warga mulai menggunakan masker sebagai penutup mulut dan hidung. “Semakin hari semakin tebal asapnya. Biasanya sudah ada yang bagi-bagi masker. Ini kok belum ada,” papar Very.

Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia, mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, yaitu dengan menggunakan masker. Apabila ada masyarakat yang mengalami gangguan pernafasan, agar segera memeriksakannya ke pelayanan kesehatan yang ada di kecamatan masing masing.

“Perbanyak minum air putih dan kurangi aktivitas di luar rumah, khususnya kepada balita dan orang lanjut usia,” jelasnya.

Terkait pembagian masker kepada masyarakat, Nanag menjelaskan, akan berkoordinasi dengan instansi terkait. “Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup sudah sampai di mana pencemaran udara yang ada di Kota Tebingtinggi akibat dari dampak asap,” ujarnya.

Dari Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu dan sekitarnya dilaporkan, kabut asap makin menebal Rabu (18/9/2019) sejak pukul 07.00 Wib.

Kabut asap sendiri sebenarnya telah melanda daerah itu sejak dua minggu terakhir. Namun kemarin kabut asapnya bertambah parah dan mulai mengganggu aktifitas warga. “Diperparah intensitas curah hujan yang minim,” kata Nana Ariani, warga Kota Rantauprapat.

Sejumlah warga memilih berdiam diri di rumah. Pasalnya, polusi asap membuat jarak pandang semakin rendah, dan mata terasa perih serta tenggorokan terasa gatal. Suhu udara juga terasa gerah dan panas. Yang melakukan aktifitas luar ruang terlihat mengenakan masker.

Meski demikian, jarak pandang masih relatif aman bagi pengemudi kendaraan. Walaupun banyak kendaraan yang menyalakan lampunya di siang hari.

Fadli, warga Labuhanbatu mengimbau pemerintah daerah agar memantau kondisi warga yang berpotensi terdampak ISPA akibat paparan asap.

Dalam dua pekan terakhir, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara terpapar polusi asap dengan ketebalan bervariasi. Secara geografis, daerah kawasan Pantai Timur Sumatera ini juga bersebelahan dengan Provinsi Riau dekat dengan perairan Selatan Malaka.

8 Penerbangan dari Kualanamu Ditunda

Akibat menebalnya kabut asap di Kota Medan dan Deliserdang, sejumlah jadwal penerbangan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, tertunda.

Manager of Branch Communication & Legal Bandara Kualanamu, Wishnu Budi Setianto, mengatakan penundaan dan pembatalan penerbangan dilakukan karena jarak pandang yang pendek.

“Dari data Bandara Kualanamu menunjukkan ada delapan penerbangan yang tertunda keberangkatannya. Ditambah dua penerbangan yang dibatalkan dengan tujuan Penang, Malaysia,” terang Wisnu, Rabu (18/9).

Delapan penerbangan yang tertunda keberangkatannya yakni dua penerbangan tujuan Pekanbaru dan lima penerbangan ke Penang. “Lalu satu penerbangan rute Singapura-Penang yang dialihkan (divert) ke Kualanamu,” imbuhnya.

Salahsatu maskapai yang batal terbang adalah maskapai Wings Air batal terbang, seharusnya dari Bandara Kuala Namu Medan menuju Bandara Sultan Malikussaleh, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (18/9/2019).

Kepala Tata Usaha, Bandara Sultan Malikussaleh, Niswan, dihubungi per telepon, menyebutkan, bandara sudah menerima surat pembatalan terbang dari maskapai yang menggunakan pesawat jenis ATR dengan kapasitas penumpang 70 kursi itu. “Sudah pasti batal terbang. Barusan saya menerima informasi resmi dari pihak Wings Air,” kata Niswan.

Dia memastikan batal terbang itu disebabkan kabut asap yang semakin tebal di Aceh dan Sumatera Utara. Seluruh penumpang dikembalikan uang pembelian tiket sebesar 90 persen. Setelah diumumkan pembatalan terbang, penumpang langsung diarahkan untuk mengambil uang pengembalian tiket di loket wings Air di bandara tersebut.

“Proses pengembalian uang tiket sedang berlangsung. Semoga hujan turun dan kabut asap hilang. Sehingga besok atau lusa bandara bisa melayani penumpang lagi,” pungkas Niswan.

Selain Sumut, kabut asap juga melanda sejumlah daerah di Aceh. Jarak pandang hanya dua sampai empat kilometer.

Hasil analisis BBMKG) Wilayah I Medan, kabut asap tidak memberi dampak serius pada penerbangan. Jarak pandang di Bandara Kualanamu saat ini, masih cukup jauh sekitar 3 km.

Begitu juga di Bandara Aek Godang (Padang Lawas Utara). Sedangkan di Bandara Binaka (Nias) dan FL Tobing (Tapanuli Tengah) jarak pandang sekitar 10 km. (ris/ian/mag-13/bbs)

DISELIMUTI ASAP: Kabut asap diduga dari kebakaran hutan dan lahan di Riau menyelimuti Kota Medan, Rabu (18/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabut asap diduga dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mulai memasuki langit Sumatera Utara. Wilayah Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang terlihat diselimuti oleh kabut asap, Rabu (18/9/2019). Beberapa hari sebelumnya, kabut asap terlihat telah menutupi langit pesisir timur Sumut.

LAPORAN dihimpun dari lapangan, kabut asap sudah tiba di Sumut sejak Kamis (12/9) lalu. Daerah yang terpapar berada di pesisir timur, seperti Kota Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Labuhanbatun

Saat itu, kabut relatif masih tipis. Namun semakin hari ketebalan kabut asap semakin memburuk.

Rabu (18/9) kemarin, kabut telah menyebar ke Tebingtinggi, Deliserdang, hingga ke Kota Medan. Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menyebutkan, Kota Medan terdampak kabut asap sejak pagi hingga sore. Cuaca terlihat seperti mendung. Tak hanya Medan, Deliserdang juga terdampak.

Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Edison Kurniawan, menyampaikan, saat ini memang terdapat 6 titik panas (hotspot) di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, keenam titik panas ini dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen di daerah Asahan, Humbahas, Paluta dan Labuhanbatu.

“Pola angin di Sumatera Utara bertiup dari arah tenggara hingga barat daya. Mengakibatkan wilayah Kota Medan dan Deliserdang terdampak asap dari 4 daerah tersebut,” jelasnya.

Dari pengamatan yang dilakukan, saat ini kelembaban udara cukup tinggi (RH 80%) dan suhu 27°C. “Hal ini mengindikasikan adanya kabut akan bertahan pada pagi hingga siang hari, karena hujan diperkirakan akan terjadi pada malam hingga dini hari,” jelasnya.

Namun begitu, menurut Edison, jarak pandang saat ini masih tergolong aman bagi penerbangan. Tercatat di Bandara Kualanamu dan Aek Godang jarak pandang sejauh 3 km. Sedangkan di Bandara FL Tobing Sibolga dan Binaka Nias masih diatas 10 km. “Tapi untuk wilayah Sumatera Utara masih aman,” tandasnya.

Disebutkan Edison, dari pengamatan yang dilakukan pihaknya kelembaban udara cukup tinggi dengan RH 80 persen dan jarak pandang ada pada 7 km pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan, suhu udara sekitar 27 derajat celsius. Namun, adanya kabut tersebut tidak bertahan lama karena diprediksi hujan akan terjadi pada malam hingga dini hari. “Kota Medan dan sekitarnya diprediksi akan terjadi hujan pada malam hari. Untuk jarak pandang masih kategori aman, termasuk bagi penerbangan di wilayah Sumut,” tukasnya.

Kurangi Aktivitas di Luar Rumah

Terkait kondisi cuaca, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendy mengimbau agar masyarakat dapat meminimalisir risiko kabut asap dengan mengurangi aktifitas di luar rumah. Sebab, masalah kabut asap ini sudah menjadi prioritas pihaknya hingga ke pusat.

“(Kabut asap) masih relatif cukup aman di Medan, namun diimbau demi kesehatan maka pada masyarakat diminta mengenakan masker saat keluar rumah. Bahkan, kalau bisa kurangi aktifitas yang tidak penting di luar rumah,” ujarnya.

Selain itu, Edwin menyarankan agar masyarakat menjaga pola hidup sehat dan perbanyak minum air putih serta istirahat yang cukup. “Peran keluarga merupakan yang terpenting untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Hal ini agar masyarakat terhindar dari risiko yang ditimbulkan kabut asap, seperti penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),” sebutnya.

Edwin menyatakan, jika nantinya kondisi kabut asap ini dianggap menimbulkan risiko yang cukup parah, maka Dinkes Medan segera bertindak. “Demi kesehatan masyarakat, maka kita akan mengambil langkah-langkah penting apabila kabut asap ini sangat berisiko,” tukasnya.

Tebingtinggi & Labuhanbatu Terpapar

Dari Tebingtinggi dilaporkan, kabut asap mulai menyelimuti Kota Lemang itu sejak dua hari belakangan. Jarak pandang dilaporkan hanya berkisar 800 meter, Rabu (18/9).

Kabut asap terlihat tebal di waktu pagi dan sore hari. Cahaya matahari hanya terlihat merah tertutupi kabut asap. Para pengendara motor yang mengemudi di jalan umum mengaku, mata terasa pedas jika tidak menggunakan tutup helm.

Salah seorang pengguna motor, Very (42) warga Jalan KL Yos Sudarso menuturkan kabut asap mulai menyelimuti Kota Tebingtinggi selama dua hari ini, kemarin tidak begitu tampak pekat. Tapi pada Rabu kemarin, langit tampak putih dan jarak padang hanya kisaran 800 meter saja.

Very juga menuturkan, warga sekitar sudah mengeluhkan penyakit batuk. Karena itu, warga mulai menggunakan masker sebagai penutup mulut dan hidung. “Semakin hari semakin tebal asapnya. Biasanya sudah ada yang bagi-bagi masker. Ini kok belum ada,” papar Very.

Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia, mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, yaitu dengan menggunakan masker. Apabila ada masyarakat yang mengalami gangguan pernafasan, agar segera memeriksakannya ke pelayanan kesehatan yang ada di kecamatan masing masing.

“Perbanyak minum air putih dan kurangi aktivitas di luar rumah, khususnya kepada balita dan orang lanjut usia,” jelasnya.

Terkait pembagian masker kepada masyarakat, Nanag menjelaskan, akan berkoordinasi dengan instansi terkait. “Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup sudah sampai di mana pencemaran udara yang ada di Kota Tebingtinggi akibat dari dampak asap,” ujarnya.

Dari Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu dan sekitarnya dilaporkan, kabut asap makin menebal Rabu (18/9/2019) sejak pukul 07.00 Wib.

Kabut asap sendiri sebenarnya telah melanda daerah itu sejak dua minggu terakhir. Namun kemarin kabut asapnya bertambah parah dan mulai mengganggu aktifitas warga. “Diperparah intensitas curah hujan yang minim,” kata Nana Ariani, warga Kota Rantauprapat.

Sejumlah warga memilih berdiam diri di rumah. Pasalnya, polusi asap membuat jarak pandang semakin rendah, dan mata terasa perih serta tenggorokan terasa gatal. Suhu udara juga terasa gerah dan panas. Yang melakukan aktifitas luar ruang terlihat mengenakan masker.

Meski demikian, jarak pandang masih relatif aman bagi pengemudi kendaraan. Walaupun banyak kendaraan yang menyalakan lampunya di siang hari.

Fadli, warga Labuhanbatu mengimbau pemerintah daerah agar memantau kondisi warga yang berpotensi terdampak ISPA akibat paparan asap.

Dalam dua pekan terakhir, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara terpapar polusi asap dengan ketebalan bervariasi. Secara geografis, daerah kawasan Pantai Timur Sumatera ini juga bersebelahan dengan Provinsi Riau dekat dengan perairan Selatan Malaka.

8 Penerbangan dari Kualanamu Ditunda

Akibat menebalnya kabut asap di Kota Medan dan Deliserdang, sejumlah jadwal penerbangan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, tertunda.

Manager of Branch Communication & Legal Bandara Kualanamu, Wishnu Budi Setianto, mengatakan penundaan dan pembatalan penerbangan dilakukan karena jarak pandang yang pendek.

“Dari data Bandara Kualanamu menunjukkan ada delapan penerbangan yang tertunda keberangkatannya. Ditambah dua penerbangan yang dibatalkan dengan tujuan Penang, Malaysia,” terang Wisnu, Rabu (18/9).

Delapan penerbangan yang tertunda keberangkatannya yakni dua penerbangan tujuan Pekanbaru dan lima penerbangan ke Penang. “Lalu satu penerbangan rute Singapura-Penang yang dialihkan (divert) ke Kualanamu,” imbuhnya.

Salahsatu maskapai yang batal terbang adalah maskapai Wings Air batal terbang, seharusnya dari Bandara Kuala Namu Medan menuju Bandara Sultan Malikussaleh, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (18/9/2019).

Kepala Tata Usaha, Bandara Sultan Malikussaleh, Niswan, dihubungi per telepon, menyebutkan, bandara sudah menerima surat pembatalan terbang dari maskapai yang menggunakan pesawat jenis ATR dengan kapasitas penumpang 70 kursi itu. “Sudah pasti batal terbang. Barusan saya menerima informasi resmi dari pihak Wings Air,” kata Niswan.

Dia memastikan batal terbang itu disebabkan kabut asap yang semakin tebal di Aceh dan Sumatera Utara. Seluruh penumpang dikembalikan uang pembelian tiket sebesar 90 persen. Setelah diumumkan pembatalan terbang, penumpang langsung diarahkan untuk mengambil uang pengembalian tiket di loket wings Air di bandara tersebut.

“Proses pengembalian uang tiket sedang berlangsung. Semoga hujan turun dan kabut asap hilang. Sehingga besok atau lusa bandara bisa melayani penumpang lagi,” pungkas Niswan.

Selain Sumut, kabut asap juga melanda sejumlah daerah di Aceh. Jarak pandang hanya dua sampai empat kilometer.

Hasil analisis BBMKG) Wilayah I Medan, kabut asap tidak memberi dampak serius pada penerbangan. Jarak pandang di Bandara Kualanamu saat ini, masih cukup jauh sekitar 3 km.

Begitu juga di Bandara Aek Godang (Padang Lawas Utara). Sedangkan di Bandara Binaka (Nias) dan FL Tobing (Tapanuli Tengah) jarak pandang sekitar 10 km. (ris/ian/mag-13/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/