30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Penguasaan Bahasa Asing Masih Lemah

Masih banyak lulusan perguruan tinggi yang lemah dalam penguasaan bahasa Inggris profesional. Hal ini disebabkan para lulusan hanya mampu berkomunikasi sebatas Bahasa Inggris secara umum. Apa saja yang harus dibenahi dalam pembelajaran bahasa asing ini? Berikut bincang-bincang Kepala Balai Bahasa Medan Prof Amrin Saragih, dengan wartawan koran ini Rahmat Sazaly, Selasa (18/10).

Menurut Anda, apa yang menyebabkan lulusan perguruan tinggi lemah dalam penguasaan bahasa asing yang profesional?
Dalam hal ini, mahasiswa tak menguasai teknik berbahasa asing yang tepat dan hanya berbekal pengetahuan berbahasa asing secara umum, sebatas istilah dan belum pada penguasaan bidang studi.

Berbahasa asing secara umum, dapatkah Anda menerangkannya lebih rinci?
Lulusan menguasai bahasa asing seperti Bahasa Inggris hanya ditingkat berkomunikasi saja, sementara untuk penguasaan berbahasa untuk profesi belum memadai. Kemampuan berbahasa asing yang masih lemah bagi seseorang dikarenakan tiga unsur, yakni bahasa asing tersebut, Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Apa yang terjadi jika tiga unsur tadi tak dilengkapi?
Jika menguasai Bahasa Inggris tapi mengabaikan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, atau sebaliknya, seseorang pintar berbahasa Indonesia tapi mengabaikan Bahasa Inggris dan bahasa daerah, akibatnya, ketiga unsur ini tak saling mendukung dan menganggap rendah jika menguasai satu dari unsur tersebut.

Jadi, apa yang harus dilakukan?
Pada 2011 ini, sudah diterapkan sistem pembelajaran tata bahasa fungsional dengan metode kolaboratif perpaduan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris umum dan profesional. Hal ini juga disebabkan fenomena yang dihadapi perguruan tinggi selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Ke depan perlu sosialisasi pengajaran wacana, profesi, dan tata bahasa menyangkut wacana di perguruan tinggi sebagai upaya menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Apa harapan Anda kepada sistem pembelajaran tersebut, juga kepada lulusan?
Saya berharap lulusan bisa lebih menguasai bahasa asing seperti penguasaan Bahasa Inggris dari orang asing. Bukan sekedar dapat berkomunikasi secara umum tapi juga memiliki pemahaman terhadap penguasaan Bahasa Inggris profesional. Masyarakat dan ilmu terus berkembang yang berarti kita senantiasa berhadapan dengan perubahan. Kita kekal di dalam perubahan sehingga diharapkan lulusan mengikuti perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan. (*)

Masih banyak lulusan perguruan tinggi yang lemah dalam penguasaan bahasa Inggris profesional. Hal ini disebabkan para lulusan hanya mampu berkomunikasi sebatas Bahasa Inggris secara umum. Apa saja yang harus dibenahi dalam pembelajaran bahasa asing ini? Berikut bincang-bincang Kepala Balai Bahasa Medan Prof Amrin Saragih, dengan wartawan koran ini Rahmat Sazaly, Selasa (18/10).

Menurut Anda, apa yang menyebabkan lulusan perguruan tinggi lemah dalam penguasaan bahasa asing yang profesional?
Dalam hal ini, mahasiswa tak menguasai teknik berbahasa asing yang tepat dan hanya berbekal pengetahuan berbahasa asing secara umum, sebatas istilah dan belum pada penguasaan bidang studi.

Berbahasa asing secara umum, dapatkah Anda menerangkannya lebih rinci?
Lulusan menguasai bahasa asing seperti Bahasa Inggris hanya ditingkat berkomunikasi saja, sementara untuk penguasaan berbahasa untuk profesi belum memadai. Kemampuan berbahasa asing yang masih lemah bagi seseorang dikarenakan tiga unsur, yakni bahasa asing tersebut, Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Apa yang terjadi jika tiga unsur tadi tak dilengkapi?
Jika menguasai Bahasa Inggris tapi mengabaikan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, atau sebaliknya, seseorang pintar berbahasa Indonesia tapi mengabaikan Bahasa Inggris dan bahasa daerah, akibatnya, ketiga unsur ini tak saling mendukung dan menganggap rendah jika menguasai satu dari unsur tersebut.

Jadi, apa yang harus dilakukan?
Pada 2011 ini, sudah diterapkan sistem pembelajaran tata bahasa fungsional dengan metode kolaboratif perpaduan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris umum dan profesional. Hal ini juga disebabkan fenomena yang dihadapi perguruan tinggi selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Ke depan perlu sosialisasi pengajaran wacana, profesi, dan tata bahasa menyangkut wacana di perguruan tinggi sebagai upaya menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Apa harapan Anda kepada sistem pembelajaran tersebut, juga kepada lulusan?
Saya berharap lulusan bisa lebih menguasai bahasa asing seperti penguasaan Bahasa Inggris dari orang asing. Bukan sekedar dapat berkomunikasi secara umum tapi juga memiliki pemahaman terhadap penguasaan Bahasa Inggris profesional. Masyarakat dan ilmu terus berkembang yang berarti kita senantiasa berhadapan dengan perubahan. Kita kekal di dalam perubahan sehingga diharapkan lulusan mengikuti perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/