28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Rp200 Juta Dana Raker DPRD Sia-sia

MEDAN- Rapat kerja (Raker) DPRD Kota Medan di Hotel Madani, Senin (17/10) dan Selasa (18/10), dinilai amburadul dan terkesan hamburkan uang negara saja. Bahkan, sejumlah anggota dewan menilai, raker yang menelan anggaran Rp200 juta itu tak bermanfaat sama sekali.

Berdasarkan amatan wartawan koran ini di lokasi, situasi panas dipicu karena jadwal yang ditetapkan panitia tidak tepat waktu. Sudah tidak tepat waktu, sejumlah narasumber juga tak dapat hadir. Seperti narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, batal hadir memberikan materi. Padahal, kehadiran pembicara dari Kemendagri itu sangat penting, karena pembahasan raker salah satunya menyangkut pengelolaan keuangan daerah.

“Kita minta penjelasan dari panitia, kenapa narasumber dari Kemendagri itu tidak datang? Raker ini penting dan kehadiran narasumber sangat diperlukan. Kalau begininya, raker ini tak bermanfaat,” kata anggota DPRD Medan darin Fraksi PAN Aripay Tambunan.

Aripay juga menyesalkan panitia yang terkesan kurang persiapan dalam menghadirkan narumber penting. “Ketidakhadiran narasumber ini merupakan preseden buruk selama pelaksanaan raker. Terlebih lagi pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah terjadi. Tahun lalu sudah kita sampaikan supaya lebih teratur dan narasumber bisa hadir tepat wakut, tapi tidak ada juga,” katanya.

Ungkapan kekecewaan juga dilontarkan CP Nainggolan dari Fraksi Golkar. CP Nainggolan mengaku sangat menyesalkan ketidaktertiban raker ini. Menurutnya, ketidaktertiban ini mengakibatkan raker tidak bisa berjalan dan tidak bermanfaat.

“Pimpinan DPRD juga tidak seharusnya menjadi pimpinan rapat, karena pimpinan rapat itu harus ditentukan stering comite. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kalau begini, DPRD bisa bubar. Tidak ada manfaatnya raker ini. Ini raker haw-haw,” katanya sembari keluar ruangan.

Landen Marbun dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) menilai, raker ini merupakan raker paling bobrok yang pernah terjadi. Menurut dia, hal ini disebabkan panitia yang tidak melakukan pemberitahuan tentang hal-hal apa saja yang akan dibahas pada raker. “Jadinya seluruh komisi tidak tahu ke mana arah raker ini. Inilah raker paling bobrok yang pernah saya lihat. Anehnya, pimpinan dewan terlalu percaya diri memimpin raker ini,” tandasnya.

Sementara Ketua Panitia Raker DPRD Medan Mahyuzar, ketika dikonfirmasi mengatakan, sejumlah narasumber dari Kemendagri tidak bisa hadir karena ada halangan mendadak. “Katanya orang itu sudah mau berangkat, tapi tiba-tiba katanya ada halangan, saya juga tidak tahu. Mungkin ada kegiatan mereka ke daerah lain, kan banyak daerah yang mengundang mereka,” kata Mahyuzar.

Dia juga mengungkapkan, raker ini menelan anggaran sebesar Rp200 juta dari APBD Kota Medan 2011. Dana tersebut dipergunakan untuk biaya hotel, makan dan minum, narasumber serta biaya ongkos anggota dewan sebesar Rp500 ribu per orang.(adl)

MEDAN- Rapat kerja (Raker) DPRD Kota Medan di Hotel Madani, Senin (17/10) dan Selasa (18/10), dinilai amburadul dan terkesan hamburkan uang negara saja. Bahkan, sejumlah anggota dewan menilai, raker yang menelan anggaran Rp200 juta itu tak bermanfaat sama sekali.

Berdasarkan amatan wartawan koran ini di lokasi, situasi panas dipicu karena jadwal yang ditetapkan panitia tidak tepat waktu. Sudah tidak tepat waktu, sejumlah narasumber juga tak dapat hadir. Seperti narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, batal hadir memberikan materi. Padahal, kehadiran pembicara dari Kemendagri itu sangat penting, karena pembahasan raker salah satunya menyangkut pengelolaan keuangan daerah.

“Kita minta penjelasan dari panitia, kenapa narasumber dari Kemendagri itu tidak datang? Raker ini penting dan kehadiran narasumber sangat diperlukan. Kalau begininya, raker ini tak bermanfaat,” kata anggota DPRD Medan darin Fraksi PAN Aripay Tambunan.

Aripay juga menyesalkan panitia yang terkesan kurang persiapan dalam menghadirkan narumber penting. “Ketidakhadiran narasumber ini merupakan preseden buruk selama pelaksanaan raker. Terlebih lagi pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah terjadi. Tahun lalu sudah kita sampaikan supaya lebih teratur dan narasumber bisa hadir tepat wakut, tapi tidak ada juga,” katanya.

Ungkapan kekecewaan juga dilontarkan CP Nainggolan dari Fraksi Golkar. CP Nainggolan mengaku sangat menyesalkan ketidaktertiban raker ini. Menurutnya, ketidaktertiban ini mengakibatkan raker tidak bisa berjalan dan tidak bermanfaat.

“Pimpinan DPRD juga tidak seharusnya menjadi pimpinan rapat, karena pimpinan rapat itu harus ditentukan stering comite. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kalau begini, DPRD bisa bubar. Tidak ada manfaatnya raker ini. Ini raker haw-haw,” katanya sembari keluar ruangan.

Landen Marbun dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) menilai, raker ini merupakan raker paling bobrok yang pernah terjadi. Menurut dia, hal ini disebabkan panitia yang tidak melakukan pemberitahuan tentang hal-hal apa saja yang akan dibahas pada raker. “Jadinya seluruh komisi tidak tahu ke mana arah raker ini. Inilah raker paling bobrok yang pernah saya lihat. Anehnya, pimpinan dewan terlalu percaya diri memimpin raker ini,” tandasnya.

Sementara Ketua Panitia Raker DPRD Medan Mahyuzar, ketika dikonfirmasi mengatakan, sejumlah narasumber dari Kemendagri tidak bisa hadir karena ada halangan mendadak. “Katanya orang itu sudah mau berangkat, tapi tiba-tiba katanya ada halangan, saya juga tidak tahu. Mungkin ada kegiatan mereka ke daerah lain, kan banyak daerah yang mengundang mereka,” kata Mahyuzar.

Dia juga mengungkapkan, raker ini menelan anggaran sebesar Rp200 juta dari APBD Kota Medan 2011. Dana tersebut dipergunakan untuk biaya hotel, makan dan minum, narasumber serta biaya ongkos anggota dewan sebesar Rp500 ribu per orang.(adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/