Ada yang tak biasa dilakukan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Rabu (18/12) sore. Usai mengantar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ibu negara, Ani Yudhoyono ke lobi Gedung Wisma Antara Jakarta, Dahlan memilih langsung jalan kaki menuju kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta.
——-
Gedung Wisma Antara memang tak begitu jauh dari Gedung Kementerian BUMN, hanya berjarak sekitar tiga gedung saja. Kehadiran Dahlan di Wisma Antara untuk menghadiri acara HUT ke-75 Antara.
Nah keputusan Dahlan untuk jalan kaki ke kantor sempat membuat pengendara di sekitar jalan itu kaget dan tak menyangka, seorang menteri mau jalan kaki. Terlebih Dahlan langsung diburu oleh beberapa awak media.
Wartawan yang hendak mewawancarai Dahlan bahkan langsung berlari mengikutinya di belakang agar tak ketinggalan. Bahkan, seorang wartawan yang ketinggalan mengejar Dahlan lari terbirit-birit. Dia mengaku tak menyangka menteri yang ogah pakai pengawalan itu mau berjalan kaki.
“Bapak kok mau jalan kaki, jalannya cepat sekali Pak? Saya sampai ngos-ngosan ngejar bapak,” ujar salah satu wartawan sembari berjalan kaki mengejar Dahlan di belakangnya.
Mendengar pertanyaan wartawan itu, pria asal Magetan ini sempat melempar senyum dan balik bertanya. “Memang ada yang salah kalau saya jalan kaki, memang ada yang melarang?” tanya Dahlan.
Akhirnya sambil berjalan menuju Gedung Kementerian BUMN, beberapa wartawan mengajukan beberapa pertanyaan pada Dahlan. Mantan Dirut PLN itu pun tetap menanggapi pertanyaan para awak media tersebut tetap sambil berjalan.
Bukan Sekadar Dukung Jadi Presiden
Di sisi lain, Deklarator Forum Dahlan Iskan (ForDIS), Gandhi Parapat, menegaskan, gerakan yang dia gagas bersama sejumlah deklarator lainnya, terlalu kecil jika hanya untuk mengantarkan Dahlan Iskan sebagai calon Presiden Indonesia 2014 mendatang.
ForDIS, menurut Gandhi, sebuah gerakan mulia untuk demi hadirnya perubahan besar dari seluruh elemen rakyat Indonesia. ForDIS akan terus mensosialisasikan ke masyarakat luas agar meniru dan mengikuti jejak seorang Dahlan yang dinilai penuh inspirasi, giat bekerja keras dan tidak pernah berhenti berpengharapan.
“Jadi ini bukan hanya sekadar untuk mendukung Dahlan Iskan menjadi seorang presiden. Tapi lebih kepada keinginan agar semangat beliau tertular kepada seluruh rakyat Indonesia, mengubah orang yang dulunya pemalas dan hanya menghayal, menjadi orang-orang kreatif. Tapi kalau ada yang menginginkan dan mengusung beliau menjadi presiden, tentu kita dukung penuh,” ujar Gandhi dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta, Rabu (18/12).
Menurut Gandhi, ada banyak hal dari seorang Dahlan yang dapat dijadikan sebagai inspirasi. Antara lain, bahwa dengan kerja keras Dahlan yang dulunya hanya seorang pemuda miskin, mampu menjadi pengusaha besar.
Apalagi sejak sembuh dari penyakit, Dahlan hampir tidak pernah berhenti melakukan hal-hal positif. Mulai dari melakukan reformasi total di tubuh BUMN, hingga tidak pernah berhenti mengajak masyarakat memiliki gaya hidup sehat.
“Semangat kerjanya sangat tinggi, sampai-sampai untuk makan pun ia bisa melakukannya sambil berjalan. Saya kira kalau itu dilakukan untuk mengejar harta, tidak mungkin. Karena sekarang ini beliau kan sudah sangat berkecukupan, untuk apalagi baginya harta di dunia. Harapan kami, dengan gerakan ForDIS, generasi muda dapat mengikuti jejak Dahlan yang terus bekerja dan memunyai pengharapan yang tinggi,” ujarnya.
Gandhi mengaku setiap hari makin bersemangat menghidupkan gerakan ForDIS di sejumlah daerah di Indonesia, karena faktanya antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk terlibat bersama-sama menularkan semangat Dahlan.
ForDIS, menurutnya kini telah berdiri di 10 provinsi, padahal baru dideklarasikan 9 September 2013 lalu dan hanya mengandalkan swadaya masyarakat yang peduli ingin melihat perubahan.(chi/jpnn/gir/rbb)