MEDAN- Konflik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ternyata belum berakhir juga. Rabu (19/2) pagi, sekira pukul 06.45 WIB, puluhan sekuriti dan sejumlah pegawai UISU Al Munawarah menyerang kampus Fakultas Kedokteran (FK) UISU Medan di Jalan Sisisngamangaraja Medan, persisnya di depan Kantor PDAM Tirtanadi. Penyerangan itu diduga atas perintah Baihaqi Nasution, selaku pihak yang mengklaim FK UISU milik Yayasan UISU Al Munawarah.
Dalam ‘serangan fajar’ ini, gerbang utama kampus FK UISU roboh. Bahkan sejumlah mahasiswa yang sedang berada di dalam kampus terlibat bentrok dan adu mulut untuk menghadang masuk puluhan sekuriti Al Munawwarah.
Menurut sejumlah mahasiswa FK UISU, kampus mereka sempat digembok oleh sekuriti tersebut. “Kami juga kaget tadi pagi, karena tiba-tiba kampus kami digembok gerbangnya. Mereka menghalang-halangi kami, padahal kami mau kuliah,” kata seorang mahasiswa semester V FKn UISU di lokasi kejadian.
Suasana mendadak kacau, ketika puluhan petugas sekuriti memaksa mahasiswa mengosongkan kampus dengan alasan kampus akan direnovasi. “Tadi ada surat perintah selebaran yang ditandatangani Pak Baihaqi. Di dalam surat itu, kami disuruh mengosongkan kampus. Katanya kampus mau diperbaiki dan direnovasi. Kalau memang mau direnovasi kenapa mesti kami disuruh keluar dan tidak boleh belajar,” kata mahasiswa berkemeja hitam garis-garis yang meminta namanya tidak dikorankan.
Setengah jam setelah kejadian, puluhan petugas Polsek Medan Kota dipimpin Kapolsek Kompol Paulus Hotman Sinaga turun ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Selain petugas Polsek Medan Kota, beberapa personel dari Poldasu juga terlihat sibuk mengumpulkan sejumlah barang bukti untuk penyelidikan.
“Kejadiannya sekitar jam 06.45 WIB. Ada sekitar puluhan orang datang dengan mengendarai bus UISU (Al Munawarah) dan mereka ingin menguasai FK UISU atas surat perintah dari Baihaqi Nasution,” kata Paulus Hotman Sinaga kepada Sumut Pos.
Ia menyebutkan, saat itu ada 20 orang sekuriti bersama lima orang pegawai UISU Al Munawarah membongkar pagar dengan menggunakan linggis dan martil. “Ada tiga pintu yang dibuka paksa oleh mereka. Sekarang, 25 orang sudah dibawa ke Poldasu untuk diamankan,” tegasnya.
Disinggung mengenai adanya dugaan bahwa penyerangan ini didalangi Baihaqi, Paulus belum bisa memastikannya. Paulus menuturkan, Baihaqi saat ini sudah diamankan di Poldasu guna dimintai keterangannya. “Semua sudah diamankan termasuk Baihaqi tapi saya tidak bisa merincinya karena kasusnya sudah ditangani penyidik Poldasu,” jelasnya.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumut, Kombes Pol Dedi Irianto saat ditemui Sumut Pos di depan gedung Ditreskrimum Poldasu juga mengakui telah mengamankan puluhan orang yang diduga terlibat penyerangan kampus FK UISU. Begitu juga dengan barang bukti pintu pagar besi yang dirusak beserta dua linggis dan satu martil besar, turut diboyong sebagai barang bukti. Bahkan, seorang petugas kebersihan Kampus FK UISU bernama Wawan yang disebut menjadi korban penganiayaan turut membuat laporan, bersama Komandan Regu Keamanan Kampus FK UISU, Irwansyah Harahap.
“Sudah kita amankan. Namun, masih kita tunggu untuk pemeriksaan. Sejauh ini, kita masih mengawasi mereka,” ungkap Kombes Pol Dedi Irianto.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Akademik Fakultas Kedokteran UISU, Efendi Barus mengaku kalau penyerangan itu dilakukan berdasarkan intruksi seorang bernama Baihaqi. Disebutnya, penyerangan itu bertujuan untuk menguasai dan memiliki kampus FK UISU. Begitu juga dengan pencurian terhadap berkas dari dalam kantor itu, diakui Efendi kalau pihaknya mendapat informasi akan adanya berkas pada map warna kuning, diambil penyerang dari dalam kantor kampus FK UISU.
“Namun, belum kita periksa apa yang menjadi kehilangan kita. Pastinya, kita sudah membuat laporan secara resmi ke Polda Sumut,” ungkap Efendi Barus. Sementara itu, Rektor UISU Medan, Muhammad Assad yang ditemui di kampus FK UISU mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Menurutnya, pihak UISU Medan sangat mengapresiasi tindakan tegas yang dilakukan polisi terhadap para pelaku penyerangan. “Terima kasih kami kepada polisi karena telah merespon cepat kejadian ini. Untuk selanjutnya, proses hukum tetap kita serahkan kepada pihak Poldasu,” ujarnya kepada Sumut Pos.
Disinggung mengenai kejadian ini, Assad mengaku, integrasi UISU sebenarnya adalah kemauan masyarakat. “Integrasi ini bukan kemauan kita tetapi bagaimana mengurangi kerugian kepada masyarakat. Kita bukan mau mengambil alih tapi mau menyelamatkan mahasiswa,” katanya. Ia menyebutkan, pihak UISU Medan sangat menyayangkan insiden ini. Karena, sebenarnya penyatuan UISU semata-mata untuk kepentingan mahasiswa. “Mahasiswa jangan ragu untuk mengikuti proses belajar mengajar. Ikuti saja semua aturan yang sudah dibuat. Mudah-mudahan kejadian serupa ini tidak terulang lagi,” tukasnya.
Lebih lanjut Assad mengatakan, saat ini sistem IT FK UISU Medan juga sempat diserang. Namun ia tidak mau menuding bahwa hal itu dilakukan oleh pihak UISU Al Munawarah. “Kita saat ini sedang fokus menghadapi ujian mahasiswa agar berjalan lancar. Mudah-mudahan, dengan bantuan kepolisian tidak ada lagi yang berani mengusik proses belajar mengajar kita,” tandasnya.
Pantauan Sumut Pos, pascainsiden tersebut, sejumlah barang bukti diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka. Beberapa pekerja tampak bahu-membahu mengangkut satu unit pagar besi yang sempat roboh pascapenyerangan. Beberapa personil Polsek Medan Kota terlihat duduk di depan kampus tersebut.
Sementara, Humas Yayasan UISU Al Munawwarah Ahmad Reza Siregar saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui secara persis kejadian bentrokan antara petugas keamanan dengan mahasiswa FK UISU. “Saya baru saja dapat kabar, tapi belum begitu jelas informasinya, karena kebetulan saya sedang di Jakarta dalam urusan menempuh izin operasional pendidikan UISU Al Munawwarah ke Kemdikbud,” kata Reza.
Dirinya pun membenarkan, menurut informasinya yang didapat, kedatangan petugas kemanan serta pegawai UISU Al Munawwarah ke UISU bersama dengan, Baihaqi Nasution, namun dirinya membantah jika kedatangan mereka untuk merampas asset UISU.
“Kita pun nggak ingin sebenarnya terjadi bentrok, namun yang jelas UISU Kedokteran tersebut merupakan asset UISU Al Munawwarah, ada akte pendiriannya, apalagi sudah sejak lama pihak senat meminta agar FK UISU dikembalikan bersama kita,” tegasnya.
Mantan Pembantu Rektor (PR) III UISU ini mengatakan, sampai saat ini, pimpinan UISU yang dibawah kepemimpinan Rektor, Muhammad Assad serta wakil Rektor, Effendi Barus tidak berhak mengurusi pendidikan di kampus FK UISU.
“Kalau saya sendiri, cara yang ditempuh seperti inilah, meminta agar pihak Kemendikbud segera mengeluarkan izin pendidikan, karena ini merupakan solusi yang terbaik untuk UISU kedepannya,” pungkasnya.(mag-8/ain/mag-5adz)