29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bongkar Bangunan di Lapangan Merdeka

SUMUTPOS.CO- SALAH satu bangunan bersejarah yang harus diselamatkan adalah Lapangan Merdeka Medan. Pasalnya, saat ini lapangan tersebut semakin tertutup akibat bangunan-bangunan komersil dan berkantoran berdiri di sana.

Seperti di ketahui, di sisi-sisi Lapangan Merdeka berdiri pusat jajanan Merdeka Walk, toko buku bekas, lapangan parkir (City Check In) dan lainnya sehingga meninggalkan fungsinya sebagai tempat pusat kegiatan upacara dan pagelaran seni budaya.

Untuk itu, Komunitas Medan Adalah Kita meminta fungsi Lapangan Merdeka dikembalikan seperti semula. Hal ini terungkap dalam pertemuan komunitas tersebut dengan Komisi D DPRD Kota Medan di gedung dewan, Rabu (18/2) lalu.

“Kami minta bangunan yang ada di atas Lapangan Merdeka tersebut dibongkar. Kecuali pendopo dan monument yang ada di sana. Selebihnya di bongkar, karena tidak sesuai dengan peruntukannya,” tegas Koordinator Komunitas Medan Adalah Kita, Efendi Naibaho.

Effendi menjelaskan, keberadaan Merdeka Walk dan bangunan lainnya, termasuk Kantor UPT Dinas Pertamanan tidak pantas berdiri di lapangan tersebut. Sebab, menghilangkan fungsi lapangan itu sendiri. Mengingat, lapangan tersebut bukan lahan perkantoran dan perdagangan. Terlebih lagi di buat permanen.

“Inikan sudah merusak estetika kota. Ditakutkan, akan ada bangunan permanen lainnya berdiri di sana. Selain itu, bangunan yang baru berdiri (City Check In, Red) untuk kepentingan PT KAI. Harusnya PT KAI membangun di lahan mereka sendiri. Lahan mereka cukup luas,” ungkapnya.

Dia menambahkan, komunitas ini mengajak semua masyarakat Medan untuk mendukung pengembalian fungsi Lapangan Merdeka. Sebab, lapangan tersebut merupakan saksi sejarah perjuangan di Kota Medan. Selain itu, satu-satunya ikon yang merupakan aset Pemko Medan.

“Lapangan Merdeka harus dilestarikan karena penuh sejarah,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu pensiunan PNS Pemko Medan Anwar, yang hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, apa yang dibangun Belanda dinilai sudah tepat. Mulai dari lapangan, bangunan sekitar, jaringan drainasenya, dan sebagainya. Namun akibat beridirnya bangunan-bangunan komersil dan perkantoran tersebut, Lapangan Merdeka menjadi berubah fungsi.

“Apa yang dibuat Belanda dulu sudah bagus. Jangan diubah-ubah. Lihat saja jadinya. Terlalu sesak dan tertutup. Pemko harus berani membongkar bangunan itu dan mengembalikan seperti semula. Lebih baik dihias dengan tanaman-taman agar lebih nyaman dan asri,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DRPD Medan Maruli Tua Tarigan mengaku sangat mendukung pengembalian fungsi semula Lapangan Merdeka. Sebab, satu-satunya lapangan atau alun-alun yang ada di Indonesia, hanya Lapangan Merdeka Medan yang dikelilingi bangunan komersil. Biasanya alun-alun hanya lapangan biasa saja.

“Makanya, kami setuju lapangan tersebut dikembalikan fungsinya. Ini akan kami sampaikan dalam paripurna perubahan peruntukan Senin mendatang,” ungkap Maruli.

Dia menjelaskan, pihaknya akan memperjuangan keinginan warga Kota Medan tersebut. Sebab, tidak pantas lapangan penuh sejarah dirusak dengan berbagai kepentingan sehingga berdiri bangunan yang tidak sesuai diatasnya.

Dia menambahkan, DPRD Medan sangat berterima kasih adanya warga Medan yang masih peduli atas semua ini. Meskipun dirinya bukan penentu, pihaknya akan memperjuangkan hal tersebut. Sebab, hal ini sangat penting guna menjaga nilai sejarah.(gus/adz)

SUMUTPOS.CO- SALAH satu bangunan bersejarah yang harus diselamatkan adalah Lapangan Merdeka Medan. Pasalnya, saat ini lapangan tersebut semakin tertutup akibat bangunan-bangunan komersil dan berkantoran berdiri di sana.

Seperti di ketahui, di sisi-sisi Lapangan Merdeka berdiri pusat jajanan Merdeka Walk, toko buku bekas, lapangan parkir (City Check In) dan lainnya sehingga meninggalkan fungsinya sebagai tempat pusat kegiatan upacara dan pagelaran seni budaya.

Untuk itu, Komunitas Medan Adalah Kita meminta fungsi Lapangan Merdeka dikembalikan seperti semula. Hal ini terungkap dalam pertemuan komunitas tersebut dengan Komisi D DPRD Kota Medan di gedung dewan, Rabu (18/2) lalu.

“Kami minta bangunan yang ada di atas Lapangan Merdeka tersebut dibongkar. Kecuali pendopo dan monument yang ada di sana. Selebihnya di bongkar, karena tidak sesuai dengan peruntukannya,” tegas Koordinator Komunitas Medan Adalah Kita, Efendi Naibaho.

Effendi menjelaskan, keberadaan Merdeka Walk dan bangunan lainnya, termasuk Kantor UPT Dinas Pertamanan tidak pantas berdiri di lapangan tersebut. Sebab, menghilangkan fungsi lapangan itu sendiri. Mengingat, lapangan tersebut bukan lahan perkantoran dan perdagangan. Terlebih lagi di buat permanen.

“Inikan sudah merusak estetika kota. Ditakutkan, akan ada bangunan permanen lainnya berdiri di sana. Selain itu, bangunan yang baru berdiri (City Check In, Red) untuk kepentingan PT KAI. Harusnya PT KAI membangun di lahan mereka sendiri. Lahan mereka cukup luas,” ungkapnya.

Dia menambahkan, komunitas ini mengajak semua masyarakat Medan untuk mendukung pengembalian fungsi Lapangan Merdeka. Sebab, lapangan tersebut merupakan saksi sejarah perjuangan di Kota Medan. Selain itu, satu-satunya ikon yang merupakan aset Pemko Medan.

“Lapangan Merdeka harus dilestarikan karena penuh sejarah,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu pensiunan PNS Pemko Medan Anwar, yang hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, apa yang dibangun Belanda dinilai sudah tepat. Mulai dari lapangan, bangunan sekitar, jaringan drainasenya, dan sebagainya. Namun akibat beridirnya bangunan-bangunan komersil dan perkantoran tersebut, Lapangan Merdeka menjadi berubah fungsi.

“Apa yang dibuat Belanda dulu sudah bagus. Jangan diubah-ubah. Lihat saja jadinya. Terlalu sesak dan tertutup. Pemko harus berani membongkar bangunan itu dan mengembalikan seperti semula. Lebih baik dihias dengan tanaman-taman agar lebih nyaman dan asri,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DRPD Medan Maruli Tua Tarigan mengaku sangat mendukung pengembalian fungsi semula Lapangan Merdeka. Sebab, satu-satunya lapangan atau alun-alun yang ada di Indonesia, hanya Lapangan Merdeka Medan yang dikelilingi bangunan komersil. Biasanya alun-alun hanya lapangan biasa saja.

“Makanya, kami setuju lapangan tersebut dikembalikan fungsinya. Ini akan kami sampaikan dalam paripurna perubahan peruntukan Senin mendatang,” ungkap Maruli.

Dia menjelaskan, pihaknya akan memperjuangan keinginan warga Kota Medan tersebut. Sebab, tidak pantas lapangan penuh sejarah dirusak dengan berbagai kepentingan sehingga berdiri bangunan yang tidak sesuai diatasnya.

Dia menambahkan, DPRD Medan sangat berterima kasih adanya warga Medan yang masih peduli atas semua ini. Meskipun dirinya bukan penentu, pihaknya akan memperjuangkan hal tersebut. Sebab, hal ini sangat penting guna menjaga nilai sejarah.(gus/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/