26 C
Medan
Monday, February 17, 2025

Ciuman Massal PNS Bikin Heboh

Kalau Pemkab Nisel bertujuan agar keluarga-keluarga PNS di lingkungan Pemkab Nisel harmonis, maka masih banyak cara lain yang bisa dilakukan yang lebih bermanfaat. Dan kepada DPRD setempat agar dapat memanggil Bupati Nisel,” paparnya.

Senada, Tokoh Nias Turunan Gulo juga menyayangkan peristiwa memalukan tersebit. “Ya, itu sangat tidak lazim dilakukan orang Nias. Peristiwa itu sangat kita sesalkan. Karena tradisi keseharian Nias tidak mengenal budaya Valentine Days. Makanya kita juga kaget apalagi sampai disuguhi atraksi ciuman kayak gitu,” katanya, tadi malam.

Ia tidak tahu ada program atau kebijakan Bupati Nisel sekaitan peristiwa ini. “Saya juga nggak tahu apa yang terjadi. Mungkin saja mereka sekadar merayakan Valentine Days. Namun motifnya itu apa saya tidak tahu. Saya dengar dalam rangka mengembangkan kasih sayang sesama keluarga. Tetapi tidak mesti diekspresikan dengan adegan ciuman di hadapan publik. Di luar itu buat saya, Valentine Days itu tradisi barat yang sebenarnya tidak terlalu penting,” ungkapnya.

Ia menilai, ungkapan kasih sayang tidak mesti diaplikasikan dalam satu hari tertentu saja. Apalagi ini dilakukan pada saat jam kerja. “Lalu mereka seolah-olah menyamakan Valentine Days seperti upacara 17 Agustus. Apalagi tupoksi birokrasi tidak seperti itu. Padahal masih ada urusan lain seperti pelayanan publik. Itu sangat keliru dan memberi contoh buruk kalangan generasi muda,” imbuh Gulo.

Ia juga menyarankan, karena hal ini sudah menjadi perhatian nasional, perlu kiranya Menpan RB dan Mendagri menindaklanjuti dengan memberi teguran kepada Bupati Nisel. “Justru sebenarnya menurut saya, boleh juga dimonitor atau ditegur Menpan RB atau Mendagri. Karena aktivitas yang terjadi dari foto yang saya lihat, pada saat jam kerja. Biar atasan mereka tahu anggotanya ada yang seperti itu,” katanya.

Gulo menegaskan hal itu bukan tradisi orang Nias. Menurutnya orang Nias sangat menjunjung tinggi etika dalam kehidupan keseharian dan bermasyarakat. “Ini bukan bagian dari keseharian kami. Dan saya pikir ini baru. Jangankan adegan ciuman yang diekspresikan secara terbuka, merayakan Valentine Days saja tidak pernah terdengar di negeri kita. Apalagi ini pada saat jam-jam kerja. Tentu jadi contoh buruk buat generasi muda kedepan. Tokoh-tokoh adat juga perlu bertindak tegas,” pungkasnya.

Kalau Pemkab Nisel bertujuan agar keluarga-keluarga PNS di lingkungan Pemkab Nisel harmonis, maka masih banyak cara lain yang bisa dilakukan yang lebih bermanfaat. Dan kepada DPRD setempat agar dapat memanggil Bupati Nisel,” paparnya.

Senada, Tokoh Nias Turunan Gulo juga menyayangkan peristiwa memalukan tersebit. “Ya, itu sangat tidak lazim dilakukan orang Nias. Peristiwa itu sangat kita sesalkan. Karena tradisi keseharian Nias tidak mengenal budaya Valentine Days. Makanya kita juga kaget apalagi sampai disuguhi atraksi ciuman kayak gitu,” katanya, tadi malam.

Ia tidak tahu ada program atau kebijakan Bupati Nisel sekaitan peristiwa ini. “Saya juga nggak tahu apa yang terjadi. Mungkin saja mereka sekadar merayakan Valentine Days. Namun motifnya itu apa saya tidak tahu. Saya dengar dalam rangka mengembangkan kasih sayang sesama keluarga. Tetapi tidak mesti diekspresikan dengan adegan ciuman di hadapan publik. Di luar itu buat saya, Valentine Days itu tradisi barat yang sebenarnya tidak terlalu penting,” ungkapnya.

Ia menilai, ungkapan kasih sayang tidak mesti diaplikasikan dalam satu hari tertentu saja. Apalagi ini dilakukan pada saat jam kerja. “Lalu mereka seolah-olah menyamakan Valentine Days seperti upacara 17 Agustus. Apalagi tupoksi birokrasi tidak seperti itu. Padahal masih ada urusan lain seperti pelayanan publik. Itu sangat keliru dan memberi contoh buruk kalangan generasi muda,” imbuh Gulo.

Ia juga menyarankan, karena hal ini sudah menjadi perhatian nasional, perlu kiranya Menpan RB dan Mendagri menindaklanjuti dengan memberi teguran kepada Bupati Nisel. “Justru sebenarnya menurut saya, boleh juga dimonitor atau ditegur Menpan RB atau Mendagri. Karena aktivitas yang terjadi dari foto yang saya lihat, pada saat jam kerja. Biar atasan mereka tahu anggotanya ada yang seperti itu,” katanya.

Gulo menegaskan hal itu bukan tradisi orang Nias. Menurutnya orang Nias sangat menjunjung tinggi etika dalam kehidupan keseharian dan bermasyarakat. “Ini bukan bagian dari keseharian kami. Dan saya pikir ini baru. Jangankan adegan ciuman yang diekspresikan secara terbuka, merayakan Valentine Days saja tidak pernah terdengar di negeri kita. Apalagi ini pada saat jam-jam kerja. Tentu jadi contoh buruk buat generasi muda kedepan. Tokoh-tokoh adat juga perlu bertindak tegas,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/