MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut sudah mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat untuk membantu pemulihan ekonomi para peternak babi di Sumatera Utara akibat wabah virus African Swene Fever (ASF). Hal ini salah satu bentuk komitmen Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dalam pertemuan terbuka bersama Forkopimda Sumutn
dan Komunitas Konsumen Daging Babi Indonesia (KKDBI) membahas isu pemusnahan massal babi di Sumut, di DPRD Sumut, Kamis (13/2) lalu.
“Sekarang ini kita tengah mencari jalan terbaik, bagaimana kehidupan peternak dapat terus berlanjut. Kita lagi usulkan ke pusat untuk (anggaran) ini,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, M Azhar Harahap menjawab wartawan di Kantor Gubsu, Rabu (19/2).
Menurut dia, dalam situasi Sumut terjangkit wabah virus ASF, ganti rugi antara babi dengan babi kepada kelompok peternak dan masyarakat bukanlah solusi. Pun dalam Undang-undang peternakan, hal tersebut tidak diperkenankan. Opsi paling memungkinkan dan sedang diupayakan pihaknya ialah, dapat diganti dengan hewan ternak lain yang bebas ASF.
“Ya inikan bencana. Tidak ada semua orang mau terjadi di Sumut. Makanya kita carikan alternatif, selain dapat diganti dengan hewan lain atau katakanlah semacam kompensasi buat membantu perekonomian masyarakat, seperti di bidang pertanian,” katanya.
Upaya ini, kata dia, merupakan bentuk komitmen Gubernur Edy Rahmayadi terhadap rakyat Sumut terutama kalangan peternak babi. “Gubsu tegas menyampaikan ini dalam audiensi di DPRD Sumut tempo hari. Fokus kita adalah bagaimana agar masyarakat ekonominya tidak semakin anjlok akibat wabah ASF ini,” ujar mantan kadis TPH Sumut tersebut, tanpa merinci berapa anggaran yang telah pihaknya usulkan ke pusat. “Kami juga berharap pemerintah pusat untuk bersama-sama memikirkan solusi terbaik. Meminta bantuan anggaran untuk menghidupkan kembali perekomian masyarakat kita khususnya peternak babi,” imbuhnya.
Hingga kini Azhar mengungkapkan jumlah babi yang mati terserang ASF sudah mencapai 47 ribu ekor lebih. Angka tersebut bertambah sekitar 600 ribu dalam waktu sepekan lebih, usai pertemuan Forkopimda Sumut dengan KKDBI. “Ya, ada penambahan mencapai 600 ribu ekor dari minggu lalu,” katanya.
Kepada seluruh peternak yang akan mendapatkan bantuan, sambung dia, sementara waktu jangan dulu memelihara babi sampai dinyatakan virus ASF ini benar-benar hilang dari Sumut. Disamping itu pihaknya juga sudah melarang lalu lintas babi baik yang keluar ataupun masuk ke Sumut. “Apa saja yang mampu diusahakan oleh masyarakat, kalau untuk ternak babi tidak boleh terlebih dahulu,” ucapnya.
Gubsu Edy Rahmayadi sebelumnya berjanji, pihaknya akan segera mencari solusi terbaik untuk membantu perekonomian peternak babi di Sumut. Selain terus mendesak pemerintah pusat membantu penyelesaian kasus ini, ia berharap sumbangsih pemikiran masyarakat kepada pihaknya supaya cepat untuk direalisasikan. Terlebih selama hal itu tidak menyalahi aturan, dirinya siap membuat kebijakan berdasarkan masukan dimaksud. (prn)