25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Enam Perampok Bank BRI Cabang Medan Diringkus

Simulasi Penanggulangan Teror dan Perampokan

Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan, Jalan Putri Hijau, Medan, dirampok enam pria bersenjata, Sabtu (19/3) pagi. Tetapi para pelaku yang berjumlah enam orang berhasil diringkus oleh aparat kepolisian karena di bank tersebut telah terpasang kamera pengawas.

Hal itu terjadi saat Polda Sumut melakukan latihan penanggulangan teror dengan membuat simulasi penanganan perampokan di kantor bank tersebut. Simulasi dimulai ketika dua anggota perampok mengendarai sepeda motor masuk dan memantau gedung BRI Cabang Medan yang menjadi target perampokan.

Setelah kondisi dinilai aman, dua anggota kawanan perampok itu memanggil rekan-rekannya yang datang mengendarai dua sepeda motor guna mendukung rencana perampokan gedung tersebut.

Enam pelaku yang terdiri dari tiga, di antaranya memasuki gedung untuk mengambil uang dan tiga lainnya bersiap-siap dengan sepeda motornya untuk melarikan diri. Namun, gedung BRI Cabang Medan telah terpasang kamera pemantau yang terkoneksi langsung dengan kantor Kepolisian terdekat.

Berselang dua menit, sejumlah anggota Satuan Samapta Polresta Medan yang datang dengan senjata lengkap berhasil menyergap tiga anggota kawanan perampok yang berada di area parkir sepeda motor. Sedangkan untuk menangkapn
tiga anggota kawanan perampok yang masih berada dalam gedung BRI, pihak kepolisian mengerahkan tim Antireror Satuan Brimob Polda Sumut yang menggunakan senjata lengkap.

Karena terkepung, tiga anggota perampok itu berupaya melindungi diri dengan menyandera pegawai dan pengunjung nasabah tersebut. Untuk menyelamatkan pegawai dan nasabah bank itu, petugas melakukan negosiasi sambil mengimbau kawanan perampok menyerahkan diri.

Akibat sudah terkepung dan tidak mungkin melarikan diri, kawanan perampok itu keluar dari gedung BRI dan menyerahkan diri kepada petugas yang bersiaga di bagian luar gedung. Setelah mengamankan tiga perampok, pihak kepolisian menurunkan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) dari Satuan Brimob Polda Sumut untuk menyisir benda-benda berbahaya yang mungkin ditinggalkan kawanan penjahat tersebut.

Setelah itu, tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) memasuki gedung tersebut melihat kemungkinan adanya pegawai atau nasabah BRI yang terluka atau mengalami trauma atas kejadian itu. Sedangkan langkah terakhir mengirimkan unit olah TKP untuk mendapatkan bukti atas peristiwa perampokan tersebut.

Lima Menit

Usai latihan, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno yang berada di lokasi mengatakan, prosedur yang dilaksanakan dalam latihan itu perlu disempurnakan lagi, meski dinilai cukup baik.  “Harus berlatih terus, berulang-ulang,” ujarnya Oegreseno.

Dikatakan Oegreseno, untuk kepentingan jangka panjang, pengamanan gedung seperti perkantoran dan bank harus menggunakan teknologi, khususnya kamera pengawas dan terkoneksi dengan kantor kepolisian terdekat sehingga petugas dapat bertindak cepat jika memantau gelagat akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau ada kamera, paling lama lima menit polisi harus sudah sampai,” ucapnya.

Dengan keberadaan kamera pengawas, lanjutnya, Polri juga bisa lebih aman menjalankan tugasnya jika diperintahkan menjaga sebuah perkantoran atau bank. Hal itu disebabkan jika masih menggunakan pola lama yakni menempatkan polisi di depan kantor bank, maka kawanan perampok akan menghabisi anggota Polri terlebih dulu jika ingin melaksanakan aksinya.

“Kalau ada pengawas, anggota Polri bisa lebih tenang termasuk meminta bantuan jika menemukan adanya gerakan mencurigakan. Mungkin polisi bisa memantau saja dari control room,” bebernya.

Sementara itu Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga saat dikonfirmasi wartawan koran ini beberapa waktu lalu mengatakan, menanggapi aksi tebar bom buku seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu, pihaknya telah memerintahkan seluruh jajaranya untuk meningkatkan kinerja inteligen dan memasang camera CCTV di tempat-tempat tertentu.

Yang utama dalam mencegah serta mengantisipasi adanya aksi teror bom seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Jakarta, gerakan inteligen dan pemasangan camera CCTV harus dilakukan segera,” kata Tagam beberapa waktu lalu.

Dijelaskan, kejadian memilukan pada hari Selasa (14/3) lalu yang melukai Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur dan (17/3) lalu juga mengancam Rumah Ahmad Dhani mengharuskan di Jajaran Polresta Medan untuk bersiaga.
“Akibat kejadian di Jakarta itu, kita di Medan ini harus lebih waspada lagi termasuk memeriksa barang-barang titipan serta menebarkan inteligen.”Jelas Tagam.

Dia mrnambahkan, sebagai pimpinan Polresta Medan, dia sangat respon dalam kasus meledaknya bom di Jakarta yang melukai perwira polisi. Oleh sebab itu, semua tim dalam kepolisian di Mapolsek akan mengawasi dan mengantisipasi peredaran paket buku yang mencurigakan. (adl/mag-8)

Simulasi Penanggulangan Teror dan Perampokan

Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Medan, Jalan Putri Hijau, Medan, dirampok enam pria bersenjata, Sabtu (19/3) pagi. Tetapi para pelaku yang berjumlah enam orang berhasil diringkus oleh aparat kepolisian karena di bank tersebut telah terpasang kamera pengawas.

Hal itu terjadi saat Polda Sumut melakukan latihan penanggulangan teror dengan membuat simulasi penanganan perampokan di kantor bank tersebut. Simulasi dimulai ketika dua anggota perampok mengendarai sepeda motor masuk dan memantau gedung BRI Cabang Medan yang menjadi target perampokan.

Setelah kondisi dinilai aman, dua anggota kawanan perampok itu memanggil rekan-rekannya yang datang mengendarai dua sepeda motor guna mendukung rencana perampokan gedung tersebut.

Enam pelaku yang terdiri dari tiga, di antaranya memasuki gedung untuk mengambil uang dan tiga lainnya bersiap-siap dengan sepeda motornya untuk melarikan diri. Namun, gedung BRI Cabang Medan telah terpasang kamera pemantau yang terkoneksi langsung dengan kantor Kepolisian terdekat.

Berselang dua menit, sejumlah anggota Satuan Samapta Polresta Medan yang datang dengan senjata lengkap berhasil menyergap tiga anggota kawanan perampok yang berada di area parkir sepeda motor. Sedangkan untuk menangkapn
tiga anggota kawanan perampok yang masih berada dalam gedung BRI, pihak kepolisian mengerahkan tim Antireror Satuan Brimob Polda Sumut yang menggunakan senjata lengkap.

Karena terkepung, tiga anggota perampok itu berupaya melindungi diri dengan menyandera pegawai dan pengunjung nasabah tersebut. Untuk menyelamatkan pegawai dan nasabah bank itu, petugas melakukan negosiasi sambil mengimbau kawanan perampok menyerahkan diri.

Akibat sudah terkepung dan tidak mungkin melarikan diri, kawanan perampok itu keluar dari gedung BRI dan menyerahkan diri kepada petugas yang bersiaga di bagian luar gedung. Setelah mengamankan tiga perampok, pihak kepolisian menurunkan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) dari Satuan Brimob Polda Sumut untuk menyisir benda-benda berbahaya yang mungkin ditinggalkan kawanan penjahat tersebut.

Setelah itu, tim medis dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) memasuki gedung tersebut melihat kemungkinan adanya pegawai atau nasabah BRI yang terluka atau mengalami trauma atas kejadian itu. Sedangkan langkah terakhir mengirimkan unit olah TKP untuk mendapatkan bukti atas peristiwa perampokan tersebut.

Lima Menit

Usai latihan, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno yang berada di lokasi mengatakan, prosedur yang dilaksanakan dalam latihan itu perlu disempurnakan lagi, meski dinilai cukup baik.  “Harus berlatih terus, berulang-ulang,” ujarnya Oegreseno.

Dikatakan Oegreseno, untuk kepentingan jangka panjang, pengamanan gedung seperti perkantoran dan bank harus menggunakan teknologi, khususnya kamera pengawas dan terkoneksi dengan kantor kepolisian terdekat sehingga petugas dapat bertindak cepat jika memantau gelagat akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau ada kamera, paling lama lima menit polisi harus sudah sampai,” ucapnya.

Dengan keberadaan kamera pengawas, lanjutnya, Polri juga bisa lebih aman menjalankan tugasnya jika diperintahkan menjaga sebuah perkantoran atau bank. Hal itu disebabkan jika masih menggunakan pola lama yakni menempatkan polisi di depan kantor bank, maka kawanan perampok akan menghabisi anggota Polri terlebih dulu jika ingin melaksanakan aksinya.

“Kalau ada pengawas, anggota Polri bisa lebih tenang termasuk meminta bantuan jika menemukan adanya gerakan mencurigakan. Mungkin polisi bisa memantau saja dari control room,” bebernya.

Sementara itu Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga saat dikonfirmasi wartawan koran ini beberapa waktu lalu mengatakan, menanggapi aksi tebar bom buku seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu, pihaknya telah memerintahkan seluruh jajaranya untuk meningkatkan kinerja inteligen dan memasang camera CCTV di tempat-tempat tertentu.

Yang utama dalam mencegah serta mengantisipasi adanya aksi teror bom seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Jakarta, gerakan inteligen dan pemasangan camera CCTV harus dilakukan segera,” kata Tagam beberapa waktu lalu.

Dijelaskan, kejadian memilukan pada hari Selasa (14/3) lalu yang melukai Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur dan (17/3) lalu juga mengancam Rumah Ahmad Dhani mengharuskan di Jajaran Polresta Medan untuk bersiaga.
“Akibat kejadian di Jakarta itu, kita di Medan ini harus lebih waspada lagi termasuk memeriksa barang-barang titipan serta menebarkan inteligen.”Jelas Tagam.

Dia mrnambahkan, sebagai pimpinan Polresta Medan, dia sangat respon dalam kasus meledaknya bom di Jakarta yang melukai perwira polisi. Oleh sebab itu, semua tim dalam kepolisian di Mapolsek akan mengawasi dan mengantisipasi peredaran paket buku yang mencurigakan. (adl/mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/