Untuk jumlah berapa anak yang menjadi korban, NH mengaku, dari pengakuan sejumlah orangtua dan anak-anak yang ada, diperkirakan mencapai 17 orang bahkan lebih.
” Dan yang datang kemari (Polres Tapsel,red) saat ini ada sebanyak 12 korban didampingi orangtua masing-masing. Tapi jumlah korban kabarnya ada sebanyak 20 orang,” tukasnya.
Awal mula kejadian itu terungkap, kata NH, Senin (27/2) lalu, RH (5) putranya dijemput oleh tersangka dari rumahnya. Bahkan, NH melihat pelaku membonceng putranya. ” Namanya juga sudah kenal dan satu kampung, jadi tidak ada rasa curiga sedikitpun,” terangnya.
Namun, setelah putranya pulang dan diantar oleh pelaku, korban mengeluh sakit dibagian duburnya. Kemudian, NH dan istri menanyai putranya yang baru duduk dibangku TK itu. Mendengar pengakuan putranya, sontak membuat NH kaget dan langsung menemui pelaku.
“Anak saya dibawa ke kebun di dekat kampung kami, disitu ada gubuk, lalu putra saya ditidurkan dan kemudian pelaku memasukkan alat kelaminnya kebagian anus putra saya. Itu pengakuan putra saya, dan tak mungkin ia berbohong,” keluh NH dan meminta polisi harus menangkap pelaku.
Dari situ, NH yang sudah menemui pelaku dan menanyainya, lalu melaporkannya ke pihak desa setempat. Dan kemudian, barulah banyak warga lainnya yang mengaku anaknya juga sudah menjadi korban cabul pelaku.
“Dari pengakuan anak saya, barulah diketahui warga lainnya, dan hampir semua anak-anak yang dekat dengan pelaku mengaku sudah pernah di’apain’ oleh pelaku. Begitu juga dengan pelaku, sudah mengakui perbuatannya,” jelasnya dan setelah geger, pelaku sudah tidak lagi terlihat di kampung mereka.(yza/spg/rbb)