26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Poldasu Racik 2 Ribu Botol Hand Sanitizer

RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.
RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DENGAN mewabahnya virus corona di Indonesia, khususnya Sumatera Utara, masker dan hand sanitizer menjadi barang yang paling banyak diburu masyarakat. Akibatnya, stok masker dan hand sanitizer mulai langka di pasaran dalam beberapa hari terakhir. Karenanya, tak sedikit masyarakat yang membuat sendiri kedua alat kesehatan tersebut untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Seperti yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, meracik hand sanitizer secara mandiri sebagai bentuk antiseptik terhadap penularan Covid-19. Tak tanggung-tanggung, cairan pencuci tangan yang diracik tersebut diproduksi sebanyak 2.000 botol ukuran 50 mililiter (ml).

Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pembuatan hand sanitizer dibantu tim Labfor Polda Sumut di bawah pimpinan Kompol Debora M Hutagaol. Hand sanitizer diracik dari bahan-bahan sesuai standar formula lembaga kesehatan dunia atau WHO. “Bahan-bahannya sesuai standar WHO, yang terdiri dari etanol (alkohol), gliserol/gliserin, H2O2 dan aquades. Hand sanitizer racikan tersebut dimasukkan ke dalam botol berukuran 50 ml sebanyak 2.000 botol,” jelas Tatan kepada wartawan, Kamis (19/3).

Disebutkannya, cairan pencuci tangan itu nantinya akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut. Tujuannya, tak lain sebagai langkah antisipasi penularan virus corona. “Hal ini merupakan sebagai bentuk upaya Polda Sumut untuk ikut terlibat dalam pencegahan dan penyebaran penularan virus corona,” ucapnya.

Dikatakan Tatan, Polda Sumut juga telah menyediakan hand sanitizer di setiap pintu masuk agar personel dan tamu yang masuk dapat tetap terjaga kebersihan tangannya. “Selain membuat hand sanitizer, Polda Sumut juga meracik sendiri cairan disinfektan,” ujarnya.

Lebih lanjut Tatan mengatakan, secara rutin personel di lingkungan Mapolda Sumut dilakukan pengecekan suhu tubuh dan disemprot disinfektan setiap apel. Selain itu, para tamu atau masyarakat yang datang juga demikian. “Kegiatan ini dilaksanakan sesuai perintah Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, setiap personel dan ruang kerja di Mapolda Sumut harus bersih untuk menghindari wabah virus Covid-19,” tukasnya.

Senada disampaikan Kompol Debora M Hutagaol selaku tim Labfor Polda Sumut. Kata Debora, hand sanitizer yang diracik bahan-bahannya sesuai standar WHO. Disinggung salah satu bahan dasarnya yaitu gliserol atau gliserin yang merupakan obat untuk mengatasi konstipasi atau kesulitan buang air besar secara sementara, Debora menyatakan aman digunakan. “Kami mengikuti standar WHO komponennya, termasuk juga gliserol. Artinya, tidak ada efek samping, misalnya iritasi,” jelasnya.

Kata Debora, proses pembuatan dilakukan selama dua hari. Hari pertama 1.000 botol dan kedua juga 1.000 botol. “Sejauh ini dibagikan kepada internal di lingkungan Polda Sumut. Apabila lebih nantinya, maka akan dibagikan kepada masyarakat luas,” sebutnya.

Dia menambahkan, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terkait wabah Covid-19. Artinya, menjaga kesehatan tubuh dan juga menerapkan pola hidup sehat dan bersih. “Harapan kami tentunya wabah penyakit ini cepat berakhir,” tandasnya.

Pemko Upayakan Ketersediaan Masker

Sementara, Pemko Medan segera berupaya mengadakan kembali ketersediaan stok masker dan hand sanitizer di Kota Medan. “Kita akan melakukan semua upaya untuk mengadakan masker dan peralatan lainnya,” kata Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Kamis (19/3).

Kepada Sumut Pos, Kabag Humas Pemko Medan, Arrahman Pane menjelaskan, untuk kelangkaan masker saat ini, Pemko Medan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk segera menyediakan masker. “Soal masker sudah diminta Pak Plt Wali Kota agar segera diselesaikan, sedang diusahakan supaya masker tersedia di Kota Medan,” ujarnya.

Sedangkan untuk hand sanitizer, kata Arrahman, saat ini Pemko Medan telah meminta Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) untuk menyediakannya. “Dinas Ketapang kan ada Laboratoriumnya, jadi infonya memang nanti mereka yang membuat. Memang secara tupoksi itu bukan tugas Dinas Ketapang, tapi dalam kondisi darurat seperti ini kita tidak bisa lagi bicara tupoksi, siapa yang bisa berbuat untuk Kota Medan maka dia harus berbuat, karena kondisinya memang sedang darurat,” jelasnya.

Nantinya, hand sanitizer tersebut akan diedarkan di Kota Medan. “Prioritasnya untuk dibagikan ke rumah-rumah ibadah. Untuk itu, Plt Wali Kota terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar tidak panik dan tetap menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun,” tutupnya.

Pantauan Sumut Pos, saat ini Pemko Medan telah menyediakan hand sanitizer di sejumlah titik di Balai Kota Medan. Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Medan, Aulia Rahman sangat menyayangkan lemahnya pengawasan Pemko Medan dalam mencegah terjadinya penimbunan masker dan hand sanitizer yang membuat langkanya kedua hal tersebut di pasaran. “Saat ini sedang urgent, tapi pemerintah tidak mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang saat ini sedang dalam kondisi cemas,” katanya.

Dikatakan Aulia, saat ini harga hand sanitizer yang biasanya ada di kisaran harga Rp20 ribu melonjak tajam hingga ke Rp60 ribu, padahal cost logistik tidak mengalami kenaikan. “Dimana peran pemerintah dalam hal ini? Sudahlah langka, harganya pun mahal sekali, kasihan mereka yang tak mampu membelinya. Justru seharusnya pemerintah ada untuk menyediakan barang-barang itu kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau atau setidaknya harga normal,” tegasnya.

Untuk itu, Aulia meminta agar Pemko Medan mau meningkatkan pengawasannya supaya ketersediaan barang-barang tersebut tetap ada dan terjaga di Kota Medan. “Jangan hanya mereka yang menimbun barang saja yang ditindak, mereka yang sekonyong-konyong menaikkan harga juga harus ditindak. Sebab apa bedanya? Sama saja itu. Pemerintah harus memastikan tidak ada pihak yang sengaja memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri,” tutupnya. (ris/map)

RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.
RACIK: Tim Labfor Polda Sumut sedang meracik hand sanitizer dari bahan-bahan yang sesuai standar WHO, Kamis (19/3). Cairan pencuci tangan itu akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DENGAN mewabahnya virus corona di Indonesia, khususnya Sumatera Utara, masker dan hand sanitizer menjadi barang yang paling banyak diburu masyarakat. Akibatnya, stok masker dan hand sanitizer mulai langka di pasaran dalam beberapa hari terakhir. Karenanya, tak sedikit masyarakat yang membuat sendiri kedua alat kesehatan tersebut untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Seperti yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, meracik hand sanitizer secara mandiri sebagai bentuk antiseptik terhadap penularan Covid-19. Tak tanggung-tanggung, cairan pencuci tangan yang diracik tersebut diproduksi sebanyak 2.000 botol ukuran 50 mililiter (ml).

Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pembuatan hand sanitizer dibantu tim Labfor Polda Sumut di bawah pimpinan Kompol Debora M Hutagaol. Hand sanitizer diracik dari bahan-bahan sesuai standar formula lembaga kesehatan dunia atau WHO. “Bahan-bahannya sesuai standar WHO, yang terdiri dari etanol (alkohol), gliserol/gliserin, H2O2 dan aquades. Hand sanitizer racikan tersebut dimasukkan ke dalam botol berukuran 50 ml sebanyak 2.000 botol,” jelas Tatan kepada wartawan, Kamis (19/3).

Disebutkannya, cairan pencuci tangan itu nantinya akan dibagikan kepada seluruh personel di lingkungan Mapolda Sumut. Tujuannya, tak lain sebagai langkah antisipasi penularan virus corona. “Hal ini merupakan sebagai bentuk upaya Polda Sumut untuk ikut terlibat dalam pencegahan dan penyebaran penularan virus corona,” ucapnya.

Dikatakan Tatan, Polda Sumut juga telah menyediakan hand sanitizer di setiap pintu masuk agar personel dan tamu yang masuk dapat tetap terjaga kebersihan tangannya. “Selain membuat hand sanitizer, Polda Sumut juga meracik sendiri cairan disinfektan,” ujarnya.

Lebih lanjut Tatan mengatakan, secara rutin personel di lingkungan Mapolda Sumut dilakukan pengecekan suhu tubuh dan disemprot disinfektan setiap apel. Selain itu, para tamu atau masyarakat yang datang juga demikian. “Kegiatan ini dilaksanakan sesuai perintah Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, setiap personel dan ruang kerja di Mapolda Sumut harus bersih untuk menghindari wabah virus Covid-19,” tukasnya.

Senada disampaikan Kompol Debora M Hutagaol selaku tim Labfor Polda Sumut. Kata Debora, hand sanitizer yang diracik bahan-bahannya sesuai standar WHO. Disinggung salah satu bahan dasarnya yaitu gliserol atau gliserin yang merupakan obat untuk mengatasi konstipasi atau kesulitan buang air besar secara sementara, Debora menyatakan aman digunakan. “Kami mengikuti standar WHO komponennya, termasuk juga gliserol. Artinya, tidak ada efek samping, misalnya iritasi,” jelasnya.

Kata Debora, proses pembuatan dilakukan selama dua hari. Hari pertama 1.000 botol dan kedua juga 1.000 botol. “Sejauh ini dibagikan kepada internal di lingkungan Polda Sumut. Apabila lebih nantinya, maka akan dibagikan kepada masyarakat luas,” sebutnya.

Dia menambahkan, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terkait wabah Covid-19. Artinya, menjaga kesehatan tubuh dan juga menerapkan pola hidup sehat dan bersih. “Harapan kami tentunya wabah penyakit ini cepat berakhir,” tandasnya.

Pemko Upayakan Ketersediaan Masker

Sementara, Pemko Medan segera berupaya mengadakan kembali ketersediaan stok masker dan hand sanitizer di Kota Medan. “Kita akan melakukan semua upaya untuk mengadakan masker dan peralatan lainnya,” kata Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Kamis (19/3).

Kepada Sumut Pos, Kabag Humas Pemko Medan, Arrahman Pane menjelaskan, untuk kelangkaan masker saat ini, Pemko Medan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk segera menyediakan masker. “Soal masker sudah diminta Pak Plt Wali Kota agar segera diselesaikan, sedang diusahakan supaya masker tersedia di Kota Medan,” ujarnya.

Sedangkan untuk hand sanitizer, kata Arrahman, saat ini Pemko Medan telah meminta Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) untuk menyediakannya. “Dinas Ketapang kan ada Laboratoriumnya, jadi infonya memang nanti mereka yang membuat. Memang secara tupoksi itu bukan tugas Dinas Ketapang, tapi dalam kondisi darurat seperti ini kita tidak bisa lagi bicara tupoksi, siapa yang bisa berbuat untuk Kota Medan maka dia harus berbuat, karena kondisinya memang sedang darurat,” jelasnya.

Nantinya, hand sanitizer tersebut akan diedarkan di Kota Medan. “Prioritasnya untuk dibagikan ke rumah-rumah ibadah. Untuk itu, Plt Wali Kota terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar tidak panik dan tetap menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun,” tutupnya.

Pantauan Sumut Pos, saat ini Pemko Medan telah menyediakan hand sanitizer di sejumlah titik di Balai Kota Medan. Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Medan, Aulia Rahman sangat menyayangkan lemahnya pengawasan Pemko Medan dalam mencegah terjadinya penimbunan masker dan hand sanitizer yang membuat langkanya kedua hal tersebut di pasaran. “Saat ini sedang urgent, tapi pemerintah tidak mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang saat ini sedang dalam kondisi cemas,” katanya.

Dikatakan Aulia, saat ini harga hand sanitizer yang biasanya ada di kisaran harga Rp20 ribu melonjak tajam hingga ke Rp60 ribu, padahal cost logistik tidak mengalami kenaikan. “Dimana peran pemerintah dalam hal ini? Sudahlah langka, harganya pun mahal sekali, kasihan mereka yang tak mampu membelinya. Justru seharusnya pemerintah ada untuk menyediakan barang-barang itu kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau atau setidaknya harga normal,” tegasnya.

Untuk itu, Aulia meminta agar Pemko Medan mau meningkatkan pengawasannya supaya ketersediaan barang-barang tersebut tetap ada dan terjaga di Kota Medan. “Jangan hanya mereka yang menimbun barang saja yang ditindak, mereka yang sekonyong-konyong menaikkan harga juga harus ditindak. Sebab apa bedanya? Sama saja itu. Pemerintah harus memastikan tidak ada pihak yang sengaja memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri,” tutupnya. (ris/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/