MEDAN-Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) kota Medan meminta agar pihak Kepolisian khususnya Polresta Medan, lebih spesifik dalam menentukan kriteria preman, saat melakukan razia preman. Hal itu disampaikan Wakil Ketua GAMKI kota Medan, Krisman Saragih yang ditemui Sumut Pos di kediamannya Jalan Garu III Kecamatan Medan Amplas, Jumat (19/4). Menurut pria yang juga berprofesi sebagai kontraktor itu, kalau razia preman yang belakangan intens dilakukan pihak Kepolisian, belum tepat sasaran.
“Saya lihat yang ditangkap kebanyakan juru parkir yang disebut mereka juru parkir liar. Apa itu yang dikatakan preman, padahal menurut saya mereka hanyalah korban. Selain itu, kalau memang mau berantas keliarannya, langsung tertibkan dong parkir liarnya dan tangkap pengelolalnya. Oleh karena itu, Polisi harus jeli menentukan sasaran tembaknya,” ungkapnya.
Selain itu, Krisman juga menilai kalau razia tersebut kurang efektif. Hal itu dikatakannya karena tidak tampaknya kordinasi yang baik antara pihak Kepolisian dengan Pemerintah untuk menanggulangi preman itu. Disebutnya, para preman yang terjaring razia itu seharusnya diberi pembinaan yang terah dan jelas. Pasalnya, Krisman mengatakan kalau preman yang terjaring razia Polisi itu, akan kembali pada kesehariannya, begitu dipulangkan dan didata oleh Polisi.
Terpisah, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang saat dikonfirmasi, Jumat (19/4) siang mengatakan, kalau pihaknya akan segera berkordinasi dengan Pemko Medan. “Ini dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi pengangguran yang angkanya saat ini terbilang tinggi,”sebutnya. (mag-10)