27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Mendaftar SNMPTN Secara Online

Antre Pembayaran di Bank, Bisa Daftar di Kampung Halaman

Sekarang ini mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 harus melalui online.  Tak dapat dipungkiri perkembangan teknologi ini sedikit banyak membawa pengaruh. Seperti apa?

INDRA JULI, Medan

Sejak dimulainya Selasa (3/5) lalu, antrean pembelian formulir Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 masih terlihat di halaman Bank Mandiri Universitas Sumatera Utara (USU), Kamis (19/5). Hingga memasuki jam makan siangn antrean yang dibatasi dengan tali rafia itu masih berlanjut. Meskipun antrean tidak sepanjang tahun-tahun sebelumnya, tetap saja pergerakan terlihat lambat.

Begitu pun matahari yang mulai menyengat tak mengendurkan semangat calon-calon mahasiswa itu. Setelah mengisi slip penyetoran, dengan tertib mereka melakoni menunggu giliran untuk tempat kosong di barisan berikutnya. Untuk berlanjut dengan antrean yang hanya disediakan satu baris di teller. Setelah melakukan pembayaran sesuai dengan pilihan, IPA, IPS, atau IPC mereka pun akan mendapatkan kode PIN yang akan digunakan untuk melakukan pendaftaran secara online.

Jainal (19), lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Berastagi Kabupaten Karo yang sudah mengantre 30 menit lamanya. Bintik keringat yang terlihat di wajah dan lehernya tak membuatnya keluar dari barisan. Sesekali slip pembayaran diayunkan di wajahnya untuk menghela panas yang menerpa. “Saya datang bersama paman dari jam 12.00 WIB. Ya, sampai sekarang masih berdiri,” aku Jainal yang berencana mendaftar di Deparemen Ilmu Komputer USU.

Menurut Jainal, system online yang digunakan sedikit banyak membantu pendaftaran menjadi lebih mudah. Pasalnya, dengan kode PIN yang didapat, pendaftaran dapat dilakukan di kampung halaman atau pun dari rumah. “Tidak perlu harus ke USU lagi. Dari warnet juga bisa. Cuma ya ini lah, antrenya saja yang lama,” tambahnya.

Kemudahan itu juga diakui Daniel (20), yang mendampingi adiknya Rudi (17) yang berencana mendaftar di Fakultas Hukum USU dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed). Namun, kurangnya sosialisasi mengenai ketiga sistem pembayaran tadi membuat tidak bisa memanfaatkan sistem Anjungan Tunai Mandiri (ATM) juga Mandiri Online. “Saya tidak tau pasti bagaimana menggunakan ATM atau e-banking. Tapi pada prinsipnya sistem online ini jelas mempermudah peserta SNMPTN 2011 ini,” ucap Daniel.

“Sebenarnya pembayaran bisa juga dilakukan dimana saja melalui ATM atau Mandiri Online. Nantinya di slip ada kode PIN Untuk mengakses ke laman SNMPTN. Di halaman pendaftaran peserta tinggal mengisi biodata, dan menentukan lokasi ujiannya,” jelas Front Liner Erisma Gultom kepada Sumut Pos.

Pendaftaran secara langsung lanjutnya peserta tinggal mengisi form dengan nomor pada Nomor Induk Siswa (NIS) atau boleh juga Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK). Antisipasi keberadaan NIS ganda, panitia memasang nomor kode sesuai daerah asal sekolah. “Sebenarnya gelombang alumni sejak tanggal tiga sampai sembilan. Tapi belakangan kita diinstruksikan untuk menerima kembali pendaftar dari alumni. Penjelasan lebih lanjut mengenai pendaftaran online ini dapat dilihat di website resmi http://www.snmptn.ac.id/,” tambahnya.

Kemudahan proses yang ditawarkan system pendaftaran online berbanding terbalik dengan penjual kisi-kisi soal SNMPTN yang mewarna proses SNMPTN dari tahun ke tahun. Karena pendaftaran yang tidak harus dilakukan di Kota Medan lagi, para pedagang tadi pun harus merasakan penurunan omset penjualan. Begitu juga dengan penjual map, materai, dan alat tulis tak semeriah sebelumnya.

“Ya, jelas berpengaruh lah, bang. Makanya dari tanggal tiga itu hanya beberapa yang laku. Apalagi harganya juga tidak bias kita patok, tergantung minat pembeli. Seperti ini sepasang cuma saya jual Rp15.000,” keluh salah seorang pedagang kisi-kisi soal SNMPTN, Pakpahan yang dibenarkan beberapa rekannya.

Begitupun, mengisi kekosongan order tadi, Pakpahan bersama rekan lainnya turut membantu peserta mulai dari mengisi slip pembayaran sampai memahami berbagai syarat yang diterapkan untuk proses pendaftaran online. “Banyak juga tadi yang salah, kasihan saja, bang,” pungkasnya. (*)

Antre Pembayaran di Bank, Bisa Daftar di Kampung Halaman

Sekarang ini mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 harus melalui online.  Tak dapat dipungkiri perkembangan teknologi ini sedikit banyak membawa pengaruh. Seperti apa?

INDRA JULI, Medan

Sejak dimulainya Selasa (3/5) lalu, antrean pembelian formulir Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 masih terlihat di halaman Bank Mandiri Universitas Sumatera Utara (USU), Kamis (19/5). Hingga memasuki jam makan siangn antrean yang dibatasi dengan tali rafia itu masih berlanjut. Meskipun antrean tidak sepanjang tahun-tahun sebelumnya, tetap saja pergerakan terlihat lambat.

Begitu pun matahari yang mulai menyengat tak mengendurkan semangat calon-calon mahasiswa itu. Setelah mengisi slip penyetoran, dengan tertib mereka melakoni menunggu giliran untuk tempat kosong di barisan berikutnya. Untuk berlanjut dengan antrean yang hanya disediakan satu baris di teller. Setelah melakukan pembayaran sesuai dengan pilihan, IPA, IPS, atau IPC mereka pun akan mendapatkan kode PIN yang akan digunakan untuk melakukan pendaftaran secara online.

Jainal (19), lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Berastagi Kabupaten Karo yang sudah mengantre 30 menit lamanya. Bintik keringat yang terlihat di wajah dan lehernya tak membuatnya keluar dari barisan. Sesekali slip pembayaran diayunkan di wajahnya untuk menghela panas yang menerpa. “Saya datang bersama paman dari jam 12.00 WIB. Ya, sampai sekarang masih berdiri,” aku Jainal yang berencana mendaftar di Deparemen Ilmu Komputer USU.

Menurut Jainal, system online yang digunakan sedikit banyak membantu pendaftaran menjadi lebih mudah. Pasalnya, dengan kode PIN yang didapat, pendaftaran dapat dilakukan di kampung halaman atau pun dari rumah. “Tidak perlu harus ke USU lagi. Dari warnet juga bisa. Cuma ya ini lah, antrenya saja yang lama,” tambahnya.

Kemudahan itu juga diakui Daniel (20), yang mendampingi adiknya Rudi (17) yang berencana mendaftar di Fakultas Hukum USU dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed). Namun, kurangnya sosialisasi mengenai ketiga sistem pembayaran tadi membuat tidak bisa memanfaatkan sistem Anjungan Tunai Mandiri (ATM) juga Mandiri Online. “Saya tidak tau pasti bagaimana menggunakan ATM atau e-banking. Tapi pada prinsipnya sistem online ini jelas mempermudah peserta SNMPTN 2011 ini,” ucap Daniel.

“Sebenarnya pembayaran bisa juga dilakukan dimana saja melalui ATM atau Mandiri Online. Nantinya di slip ada kode PIN Untuk mengakses ke laman SNMPTN. Di halaman pendaftaran peserta tinggal mengisi biodata, dan menentukan lokasi ujiannya,” jelas Front Liner Erisma Gultom kepada Sumut Pos.

Pendaftaran secara langsung lanjutnya peserta tinggal mengisi form dengan nomor pada Nomor Induk Siswa (NIS) atau boleh juga Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK). Antisipasi keberadaan NIS ganda, panitia memasang nomor kode sesuai daerah asal sekolah. “Sebenarnya gelombang alumni sejak tanggal tiga sampai sembilan. Tapi belakangan kita diinstruksikan untuk menerima kembali pendaftar dari alumni. Penjelasan lebih lanjut mengenai pendaftaran online ini dapat dilihat di website resmi http://www.snmptn.ac.id/,” tambahnya.

Kemudahan proses yang ditawarkan system pendaftaran online berbanding terbalik dengan penjual kisi-kisi soal SNMPTN yang mewarna proses SNMPTN dari tahun ke tahun. Karena pendaftaran yang tidak harus dilakukan di Kota Medan lagi, para pedagang tadi pun harus merasakan penurunan omset penjualan. Begitu juga dengan penjual map, materai, dan alat tulis tak semeriah sebelumnya.

“Ya, jelas berpengaruh lah, bang. Makanya dari tanggal tiga itu hanya beberapa yang laku. Apalagi harganya juga tidak bias kita patok, tergantung minat pembeli. Seperti ini sepasang cuma saya jual Rp15.000,” keluh salah seorang pedagang kisi-kisi soal SNMPTN, Pakpahan yang dibenarkan beberapa rekannya.

Begitupun, mengisi kekosongan order tadi, Pakpahan bersama rekan lainnya turut membantu peserta mulai dari mengisi slip pembayaran sampai memahami berbagai syarat yang diterapkan untuk proses pendaftaran online. “Banyak juga tadi yang salah, kasihan saja, bang,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/