28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Bermodal Satu Mesin Jahit, Mimpi Besarkan Brand Miliknya

Denada
Denada

Bisnis dan artis seperti dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Berbekal nama besar, para artis mencoba peruntungan di dunia bisnis. Hal serupa juga coba diikuti Denada. Mantan ratu rapper tanah air itu, kini mulai melirik bisnis di tengah aktivitas menyanyinya.

 

ACHMAD SUKARNO HAMID, Jakarta

 

Yang membuat berbeda dari bisnis yang tengah dirintis Dena-sapaan akrabnya, karena dia berani mencoba sesuatunya dari modal pas-pasan. ’’ Kalau modal pertama, sebuah mesin jahit kulit yang dibelikan suami. Dari situ berkembang, saya punya beberapa, seperti mesin potong dan lain-lain,’’ tuturnya di Kuningan City, Jakarta, belum lama ini.

Dia mengaku memiliki ide mendesain tas memang suka. Dia pun tidak menampik, memiliki beberapa buah tas cantik yang dikoleksi.

Sebagai wanita, ibu dari Shakira Aurum itu menyadari, bahwa perempuan identik dengan fashion. Tas, menjadi salah satu komponen fashion yang bisa menunjang penampilan wanita dalam berbagai kesempatan.

Mengusung brand KAIL, dia mencoba peruntungan di jagad fashion tanah air. ’’Waktu saya ingin mengembangkan KAIL, nggak terlalu banyak angan. Modal saya, mesin jahit dan passion saya. Jadi kalau harga mesin jahit beragam. Kalau dulu saya start dengan harga mesin jahit yang standar,’’ akunya.

Segala macam bisa menjadi inspirasi bagi Den dalam proses mendesain tas produksinya. Dulu, saat sekolah desain di Italia, dia pernah mendapat tugas mengkolaborasikan antara budaya Barat dan Timur.

Kini, dia terus mengeksplor budaya daerah yang digabungkan dengan tren internasional. ’’Macam-macam (inspirasinya). Waktu dulu sekolah (desain) tugas saya menggabungkan dua budaya yang sangat berbeda, Kalimantan dengan punk, tapi kebanyakan dari Indonesia. Jadi orang kreatif, maka Indonesia itu surga karena dari alamnya sudah dapat inspirasi,’’ bebernya.

Sebagai produsen yang mengedepankan kualitas, Denada juga menjadi orang pertama yang mencoba layak atau tidaknya tas tersebut untuk dipasarkan. Dengan memakai tas miliknya, dia menjadikan dirinya sebagai quality control produk yang akan dipasarkan.

Dena ingin memberikan sesuatu yang lebih pada pengguna tasnya. Bukan hanya sekedar aksesoris. ’’Tas ini nggak semata-mata aksesoris. Saya pingin KAIL saat dipakai wanita maka dia merasa bukan melengkapi, tapi tas ini menunjang. Yang bikin komplit dan bukan hanya pelengkap,’’ tegas istri fotografer Jerry Aurum itu.

Dalam berbisnis, keseriusan dan rasa enjoy adalah segalanya bagi Dena. Tanpa passion, apa yang dikerjakan menjadi tidak ’’bernyawa’’.

Tidak hanya dilirik pecinta tas dalam negeri, costumer Dena juga berasal dari luar negeri. ’’Jadi kebanyakan tas ini pakai eksotik skin, jadi nggak usah khawatir. Karena klien dari luar negeri sangat peduli dengan bahan baku,’’ ungkapnya.

Bahan baku yang Dena maksud adalah kulit ular dan buaya. ’’Jadi semua kulit yang dipakai bersertifikat resmi dan desainnya bold dan loud. Warnanya memang keras dan nggak terang. Cerminan dari karakterku,’’ tutupnya. (*)

Denada
Denada

Bisnis dan artis seperti dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Berbekal nama besar, para artis mencoba peruntungan di dunia bisnis. Hal serupa juga coba diikuti Denada. Mantan ratu rapper tanah air itu, kini mulai melirik bisnis di tengah aktivitas menyanyinya.

 

ACHMAD SUKARNO HAMID, Jakarta

 

Yang membuat berbeda dari bisnis yang tengah dirintis Dena-sapaan akrabnya, karena dia berani mencoba sesuatunya dari modal pas-pasan. ’’ Kalau modal pertama, sebuah mesin jahit kulit yang dibelikan suami. Dari situ berkembang, saya punya beberapa, seperti mesin potong dan lain-lain,’’ tuturnya di Kuningan City, Jakarta, belum lama ini.

Dia mengaku memiliki ide mendesain tas memang suka. Dia pun tidak menampik, memiliki beberapa buah tas cantik yang dikoleksi.

Sebagai wanita, ibu dari Shakira Aurum itu menyadari, bahwa perempuan identik dengan fashion. Tas, menjadi salah satu komponen fashion yang bisa menunjang penampilan wanita dalam berbagai kesempatan.

Mengusung brand KAIL, dia mencoba peruntungan di jagad fashion tanah air. ’’Waktu saya ingin mengembangkan KAIL, nggak terlalu banyak angan. Modal saya, mesin jahit dan passion saya. Jadi kalau harga mesin jahit beragam. Kalau dulu saya start dengan harga mesin jahit yang standar,’’ akunya.

Segala macam bisa menjadi inspirasi bagi Den dalam proses mendesain tas produksinya. Dulu, saat sekolah desain di Italia, dia pernah mendapat tugas mengkolaborasikan antara budaya Barat dan Timur.

Kini, dia terus mengeksplor budaya daerah yang digabungkan dengan tren internasional. ’’Macam-macam (inspirasinya). Waktu dulu sekolah (desain) tugas saya menggabungkan dua budaya yang sangat berbeda, Kalimantan dengan punk, tapi kebanyakan dari Indonesia. Jadi orang kreatif, maka Indonesia itu surga karena dari alamnya sudah dapat inspirasi,’’ bebernya.

Sebagai produsen yang mengedepankan kualitas, Denada juga menjadi orang pertama yang mencoba layak atau tidaknya tas tersebut untuk dipasarkan. Dengan memakai tas miliknya, dia menjadikan dirinya sebagai quality control produk yang akan dipasarkan.

Dena ingin memberikan sesuatu yang lebih pada pengguna tasnya. Bukan hanya sekedar aksesoris. ’’Tas ini nggak semata-mata aksesoris. Saya pingin KAIL saat dipakai wanita maka dia merasa bukan melengkapi, tapi tas ini menunjang. Yang bikin komplit dan bukan hanya pelengkap,’’ tegas istri fotografer Jerry Aurum itu.

Dalam berbisnis, keseriusan dan rasa enjoy adalah segalanya bagi Dena. Tanpa passion, apa yang dikerjakan menjadi tidak ’’bernyawa’’.

Tidak hanya dilirik pecinta tas dalam negeri, costumer Dena juga berasal dari luar negeri. ’’Jadi kebanyakan tas ini pakai eksotik skin, jadi nggak usah khawatir. Karena klien dari luar negeri sangat peduli dengan bahan baku,’’ ungkapnya.

Bahan baku yang Dena maksud adalah kulit ular dan buaya. ’’Jadi semua kulit yang dipakai bersertifikat resmi dan desainnya bold dan loud. Warnanya memang keras dan nggak terang. Cerminan dari karakterku,’’ tutupnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/