31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Jalan Jawa Searah, Jalan Gaharu Balik Arah

MEDAN- Dinas Perhubungan Kota Medan bekerja sama dengan Satlantas Polresta Medan telah membuat konsep penanganan lalu-lintas untuk mengatasi kemacetan jalan dengan beroperasinya Bandara Kualnamu pada 25 Juli.

Adapun konsepnya perubahannya yakni, Jalan Jawa direncanakan searah menuju Jalan HM Yamin. Lalu, Jalan Gaharu dirubah balik arah dari sebelumnya Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan HM Yamin diubah menjadi dari HM Yamin menuju Perintis Kemerdekaan.
Kemudian, Jalan Bukit Barisan jadi lokasi parkir penumpang KA Bandara, maka arus dialihkan, kendaraan keluar ke arah Jalan Balai Kota. Jalan Bukit Barisan hanya bisa dilalui kendaraan dari Jalan HM Yamin-Jalan Stasiun Kereta Api menuju Jalan Balai Kota. Sementara kendaraan dari Jalan Balai Kota tidak bisa lagi masuk ke Jalan Bukit Barisan. Rencananya, konsep itu bakal diuji pagi ini, Sabtu (20/7).

“Konsep penanganan lalu-lintas Lapangan Merdeka sudah kita putuskan dalam rapat di Mapolda Sumut tadi (Jumat,Red). Rencananya, besok pagi (hari ini) akan kita uji langsung di lapangan. Kita lihat nanti bagaimana hasilnya,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat kepada Sumut Pos, Jumat (19/7).

Dijelaskannya, uji konsep itu akan dilakukan mulai pukul 08.30 WIB. Kemungkinan juga akan terjadi perubahan lalu-lintas, seperti yang direncanakan sebelumnya. “Kemungkinan ada juga arah lalulintas yang kita ubah. Angkutan kota dan becak bermotor dilarang masuk, sehingga yang bisa melalui Jalan Stasiun adalah mobil penumpang kereta api saja, sedangkan angkot dan becak kita alihkan ke jalan lain. Kita akan uji besok bagaimana hasilnya,” jelasnya.

Selain itu, Jalan Stasiun juga akan dibagi menjadi beberapa jalur. Jalur tersebut akan dibuat atas jalur penumpang kereta api, jalur umum dan sebagainya. “Jalan Stasiun juga akan kita bagi menjadi beberapa jalur atau mungkin nanti kita juga buat jalur khusus angkot. Tapi lihat dulu pengujiannya besok (hari ini), kalau dinilai solusi terbaik, kita terapkan,” katanya.

Pihaknya juga mengusulkan kepada pihak PT KAI untuk membedakan antara jalur keluar dan masuk Stasiun Kereta Api tersebut. Penumpang yang tiba di Stasiun Besar Medan keluar dari Jalan Jawa, dan yang mau berangkat masuk dari Jalan Stasiun. Cara ini pun dinilai sangat ampuh untuk mengatasi kemacetan parah di Lapangan Merdeka. “Tapi, menurut informasi, PT KAI tidak membuat peraturan soal ini, artinya penumpang bisa keluar dari dua pintu ini,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi kemacetan di Lapangan Merdeka memang tergantung lokasi parkir yang akan dibangun di lokasi pedagang buku. Tapi, hingga kini para pedagang buku belum mau pindah ke lokasi relokasi di Jalan Pegadaian.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Medan, Qamarul Fattah ketika dikonfirmasi mengatakan, surat soal legalitas kios pedagang buku belum keluar. Dia bahkan berencana untuk mengejar ke PT KAI. “Belum ada keluar suratnya, saya juga sudah berencana untuk menelepon ke pihak Kereta Api, kalau sudah ada informasi nanti saya informasikan kepada adinda,” ungkapnya kepada Sumut Pos melalui telepon.

Sementara itu, Pemerhati Transportasi, Bakti Alamsayah mengatakan, untuk menghindari kemacetan menumpuk di Jalan Stasiun, pintu masuk dan keluar memang harus dibedakan. Seperti stasiun kereta api di Bandung dan Yogyakarta, dimana pintu masuk dan keluar berbeda. “Agar kemacetan tidak menumpuk di Jalan Stasiun, pintu masuk dan keluar stasiun itu memang harus dibedakan. Ini harus dikoordinasikan dengan semua pihak,” katanya.

Sedangkan anggota Komisi D DPRD Kota Medan, Parlaungan Simangunsong mengatakan, bagaimana pun caranya Pemko Medan harus mencari solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut. Kalau kemacetan tidak diatasi maka bakal banyak penumpang yang terlambat. “Stasiun kereta api merupakan gerbang Bandara Kuala Namu. Kalau terjadi kemacetan, maka pasti banyak penumpang yang terlambat,” katanya.
Politisi dari Partai Demokrat ini beralasan, untuk tahap awal, kereta api akan menjadi satu-satunya akses menuju Bandara Kuala Namu. Sudah pasti, penumpang akan menumpuk di Lapangan Merdeka. “Penumpang pasti menumpuk di Lapangan Merdeka, karena kereta api menjadi akses masuk satu-satunya. Saya pikir, Dishub Medan harus bekerja maksimal,” ungkapnya. (dek)

MEDAN- Dinas Perhubungan Kota Medan bekerja sama dengan Satlantas Polresta Medan telah membuat konsep penanganan lalu-lintas untuk mengatasi kemacetan jalan dengan beroperasinya Bandara Kualnamu pada 25 Juli.

Adapun konsepnya perubahannya yakni, Jalan Jawa direncanakan searah menuju Jalan HM Yamin. Lalu, Jalan Gaharu dirubah balik arah dari sebelumnya Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan HM Yamin diubah menjadi dari HM Yamin menuju Perintis Kemerdekaan.
Kemudian, Jalan Bukit Barisan jadi lokasi parkir penumpang KA Bandara, maka arus dialihkan, kendaraan keluar ke arah Jalan Balai Kota. Jalan Bukit Barisan hanya bisa dilalui kendaraan dari Jalan HM Yamin-Jalan Stasiun Kereta Api menuju Jalan Balai Kota. Sementara kendaraan dari Jalan Balai Kota tidak bisa lagi masuk ke Jalan Bukit Barisan. Rencananya, konsep itu bakal diuji pagi ini, Sabtu (20/7).

“Konsep penanganan lalu-lintas Lapangan Merdeka sudah kita putuskan dalam rapat di Mapolda Sumut tadi (Jumat,Red). Rencananya, besok pagi (hari ini) akan kita uji langsung di lapangan. Kita lihat nanti bagaimana hasilnya,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat kepada Sumut Pos, Jumat (19/7).

Dijelaskannya, uji konsep itu akan dilakukan mulai pukul 08.30 WIB. Kemungkinan juga akan terjadi perubahan lalu-lintas, seperti yang direncanakan sebelumnya. “Kemungkinan ada juga arah lalulintas yang kita ubah. Angkutan kota dan becak bermotor dilarang masuk, sehingga yang bisa melalui Jalan Stasiun adalah mobil penumpang kereta api saja, sedangkan angkot dan becak kita alihkan ke jalan lain. Kita akan uji besok bagaimana hasilnya,” jelasnya.

Selain itu, Jalan Stasiun juga akan dibagi menjadi beberapa jalur. Jalur tersebut akan dibuat atas jalur penumpang kereta api, jalur umum dan sebagainya. “Jalan Stasiun juga akan kita bagi menjadi beberapa jalur atau mungkin nanti kita juga buat jalur khusus angkot. Tapi lihat dulu pengujiannya besok (hari ini), kalau dinilai solusi terbaik, kita terapkan,” katanya.

Pihaknya juga mengusulkan kepada pihak PT KAI untuk membedakan antara jalur keluar dan masuk Stasiun Kereta Api tersebut. Penumpang yang tiba di Stasiun Besar Medan keluar dari Jalan Jawa, dan yang mau berangkat masuk dari Jalan Stasiun. Cara ini pun dinilai sangat ampuh untuk mengatasi kemacetan parah di Lapangan Merdeka. “Tapi, menurut informasi, PT KAI tidak membuat peraturan soal ini, artinya penumpang bisa keluar dari dua pintu ini,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi kemacetan di Lapangan Merdeka memang tergantung lokasi parkir yang akan dibangun di lokasi pedagang buku. Tapi, hingga kini para pedagang buku belum mau pindah ke lokasi relokasi di Jalan Pegadaian.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Medan, Qamarul Fattah ketika dikonfirmasi mengatakan, surat soal legalitas kios pedagang buku belum keluar. Dia bahkan berencana untuk mengejar ke PT KAI. “Belum ada keluar suratnya, saya juga sudah berencana untuk menelepon ke pihak Kereta Api, kalau sudah ada informasi nanti saya informasikan kepada adinda,” ungkapnya kepada Sumut Pos melalui telepon.

Sementara itu, Pemerhati Transportasi, Bakti Alamsayah mengatakan, untuk menghindari kemacetan menumpuk di Jalan Stasiun, pintu masuk dan keluar memang harus dibedakan. Seperti stasiun kereta api di Bandung dan Yogyakarta, dimana pintu masuk dan keluar berbeda. “Agar kemacetan tidak menumpuk di Jalan Stasiun, pintu masuk dan keluar stasiun itu memang harus dibedakan. Ini harus dikoordinasikan dengan semua pihak,” katanya.

Sedangkan anggota Komisi D DPRD Kota Medan, Parlaungan Simangunsong mengatakan, bagaimana pun caranya Pemko Medan harus mencari solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut. Kalau kemacetan tidak diatasi maka bakal banyak penumpang yang terlambat. “Stasiun kereta api merupakan gerbang Bandara Kuala Namu. Kalau terjadi kemacetan, maka pasti banyak penumpang yang terlambat,” katanya.
Politisi dari Partai Demokrat ini beralasan, untuk tahap awal, kereta api akan menjadi satu-satunya akses menuju Bandara Kuala Namu. Sudah pasti, penumpang akan menumpuk di Lapangan Merdeka. “Penumpang pasti menumpuk di Lapangan Merdeka, karena kereta api menjadi akses masuk satu-satunya. Saya pikir, Dishub Medan harus bekerja maksimal,” ungkapnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/