31 C
Medan
Wednesday, August 21, 2024

Dinkes Sumut Antisipasi Ancaman Penyakit M-Pox atau Cacar Monyet

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam upaya menghadapi ancaman penyebaran penyakit M-Pox (dulu dikenal sebagai cacar monyet), Dinas Kesehatan Provinsi Sumut telah menyiapkan serangkaian langkah antisipasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penyebaran dan memastikan respons yang cepat serta tepat jika ditemukan kasus di wilayah ini.

Hal itu dikatakan oleh Plt.Kadis Kesehatan Sumut, Basarin Tanjung ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (20/8/2024)

Ia mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan kasus M-Pox di wilayah Sumut. Namun, pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

“Kami terus memantau perkembangan informasi terkait M-Pox melalui website resmi Kementerian Kesehatan. Selain itu, kami telah menerapkan langkah-langkah preventif, deteksi, dan respon yang mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian M-Pox,” ucapnya.

Dinas Kesehatan juga telah mengaktifkan sistem pemantauan kasus melalui laporan Event Bases Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR dan PHEOC. Jika ada laporan kasus yang sesuai dengan definisi operasional M-Pox, akan segera ditindaklanjuti, termasuk dengan mengirimkan spesimen kasus ke laboratorium rujukan nasional.

Selain itu, jika ada laporan mengenai kasus suspek, probable, atau konfirmasi M-Pox, investigasi akan dilakukan dalam waktu 24 jam, termasuk pelacakan kontak erat dari kasus yang ditemukan.

“Kami akan segera melakukan investigasi dan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” tambahnya.

Dinas Kesehatan Sumut juga aktif menyebarluaskan informasi mengenai M-Pox kepada masyarakat dan fasilitas kesehatan di wilayah Sumut. Upaya ini termasuk meningkatkan komunikasi risiko, khususnya kepada kelompok-kelompok yang lebih berisiko tertular seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, pengguna narkoba suntik (Penasun), serta populasi khusus lainnya.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan paham akan risiko serta cara pencegahan M-Pox, terutama bagi kelompok-kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi,” ucap Basarin.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat membantu Sumut dalam mencegah dan mengendalikan potensi penyebaran M-Pox, serta memastikan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan munculnya kasus di masa mendatang.(san/han)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam upaya menghadapi ancaman penyebaran penyakit M-Pox (dulu dikenal sebagai cacar monyet), Dinas Kesehatan Provinsi Sumut telah menyiapkan serangkaian langkah antisipasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penyebaran dan memastikan respons yang cepat serta tepat jika ditemukan kasus di wilayah ini.

Hal itu dikatakan oleh Plt.Kadis Kesehatan Sumut, Basarin Tanjung ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (20/8/2024)

Ia mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan kasus M-Pox di wilayah Sumut. Namun, pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

“Kami terus memantau perkembangan informasi terkait M-Pox melalui website resmi Kementerian Kesehatan. Selain itu, kami telah menerapkan langkah-langkah preventif, deteksi, dan respon yang mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian M-Pox,” ucapnya.

Dinas Kesehatan juga telah mengaktifkan sistem pemantauan kasus melalui laporan Event Bases Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR dan PHEOC. Jika ada laporan kasus yang sesuai dengan definisi operasional M-Pox, akan segera ditindaklanjuti, termasuk dengan mengirimkan spesimen kasus ke laboratorium rujukan nasional.

Selain itu, jika ada laporan mengenai kasus suspek, probable, atau konfirmasi M-Pox, investigasi akan dilakukan dalam waktu 24 jam, termasuk pelacakan kontak erat dari kasus yang ditemukan.

“Kami akan segera melakukan investigasi dan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” tambahnya.

Dinas Kesehatan Sumut juga aktif menyebarluaskan informasi mengenai M-Pox kepada masyarakat dan fasilitas kesehatan di wilayah Sumut. Upaya ini termasuk meningkatkan komunikasi risiko, khususnya kepada kelompok-kelompok yang lebih berisiko tertular seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, pengguna narkoba suntik (Penasun), serta populasi khusus lainnya.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan paham akan risiko serta cara pencegahan M-Pox, terutama bagi kelompok-kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi,” ucap Basarin.

Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat membantu Sumut dalam mencegah dan mengendalikan potensi penyebaran M-Pox, serta memastikan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan munculnya kasus di masa mendatang.(san/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/