25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Papua akan Kembalikan Medali Terbang Layang

PERSIAPAN: Atlet Terbang Layang Riau Lilik Endang Jarwati melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba.//istimewa
PERSIAPAN: Atlet Terbang Layang Riau Lilik Endang Jarwati melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba.//istimewa

PEKANBARU- Provinsi Papua berniat mengembalikan medali perak dari Cabang Olahraga (Cabor) Terbang Layang kepada Panitia Besar (PB) PON. Pasalnya, mereka menerima sertifikat yang ditandatangi Ketum PB PON sebagai juara 1, sedangkan medali yang diraih adalah perak.

“Medali ini akan kami kembalikan ke PB PON. Dan kami mengharapkan ketulusan dan kearifan Ketum PB PON yang menandatangani untuk menyadari kondisi ini, kalau tidak ada keputusan maka akan dibawa ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (Baori),” kata Ketua Harian KONI Papua H E Mackbon kepada Riau Pos (grup Sumut Pos), kemarin.

Protes keras tersebut disampaikan karena dua atletnya yang turun di nomor mix double duration flight kelas schweizer sgu 2-22, Samuel Hans Anusefer dan Deby Vivi Iventi Hor seakan dicurangi. Sebab, Panitia Pelaksana (Panpel) tidak transparan dalam hal penilaian.

Sehingga di nomor tersebut, mereka hanya mendapat peringkat dua. Tanpa mengetahui berapa nilai yang diraih atletnya.

“PON ini tidak ada saksi kita, nilai tertutup dan panpel tidak terbuka dalam hal ini. Sementara di PON sebelumnya, ada saksi dan kita bisa dapat mengukur ketepatan atlet yang mendarat,” timpal manajer tim Terbang Layang Papua, Zakarias Yoppo.
Di nomor yang dipertandingkan tersebut diikuti Jatim, Jateng, Papua, Riau, dan DKI. Dimana peringkat pertama diraih Jateng untuk medali emas. Dan Papua peringkat dua dengan perak serta peringkat tiga Riau.

Selain itu, Papua juga tidak bisa menerima kenyataan kalau ada kesalahan ketikan pada sertifikat yang diterima. “Masak kedua-dua atlet kita mendapat sertifikat salah yang sama,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, memang dibenarkan Ketua Panpel Cabor Terbang Layang, Aris Wandawa. Menurutnya memang ada kesalahan dari Pengawas Pertandingan tentang penulisan tersebut. “Memang benar ada yang salah sertifikat untuk peraih perak di nomor tersebut, dan kami akan perbaiki,” bebernya.

Cabor Terbang Layang mempertandingkan 13 nomor. Papua hanya meraih tiga perak dan satu perunggu saja. Prestasi ini diakui kontingen Papua jauh menurun. Sebab, di PON Kaltim dulu mereka mendapatkan dua medali emas. (egp/jpnn)

PERSIAPAN: Atlet Terbang Layang Riau Lilik Endang Jarwati melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba.//istimewa
PERSIAPAN: Atlet Terbang Layang Riau Lilik Endang Jarwati melakukan persiapan sebelum mengikuti lomba.//istimewa

PEKANBARU- Provinsi Papua berniat mengembalikan medali perak dari Cabang Olahraga (Cabor) Terbang Layang kepada Panitia Besar (PB) PON. Pasalnya, mereka menerima sertifikat yang ditandatangi Ketum PB PON sebagai juara 1, sedangkan medali yang diraih adalah perak.

“Medali ini akan kami kembalikan ke PB PON. Dan kami mengharapkan ketulusan dan kearifan Ketum PB PON yang menandatangani untuk menyadari kondisi ini, kalau tidak ada keputusan maka akan dibawa ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (Baori),” kata Ketua Harian KONI Papua H E Mackbon kepada Riau Pos (grup Sumut Pos), kemarin.

Protes keras tersebut disampaikan karena dua atletnya yang turun di nomor mix double duration flight kelas schweizer sgu 2-22, Samuel Hans Anusefer dan Deby Vivi Iventi Hor seakan dicurangi. Sebab, Panitia Pelaksana (Panpel) tidak transparan dalam hal penilaian.

Sehingga di nomor tersebut, mereka hanya mendapat peringkat dua. Tanpa mengetahui berapa nilai yang diraih atletnya.

“PON ini tidak ada saksi kita, nilai tertutup dan panpel tidak terbuka dalam hal ini. Sementara di PON sebelumnya, ada saksi dan kita bisa dapat mengukur ketepatan atlet yang mendarat,” timpal manajer tim Terbang Layang Papua, Zakarias Yoppo.
Di nomor yang dipertandingkan tersebut diikuti Jatim, Jateng, Papua, Riau, dan DKI. Dimana peringkat pertama diraih Jateng untuk medali emas. Dan Papua peringkat dua dengan perak serta peringkat tiga Riau.

Selain itu, Papua juga tidak bisa menerima kenyataan kalau ada kesalahan ketikan pada sertifikat yang diterima. “Masak kedua-dua atlet kita mendapat sertifikat salah yang sama,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, memang dibenarkan Ketua Panpel Cabor Terbang Layang, Aris Wandawa. Menurutnya memang ada kesalahan dari Pengawas Pertandingan tentang penulisan tersebut. “Memang benar ada yang salah sertifikat untuk peraih perak di nomor tersebut, dan kami akan perbaiki,” bebernya.

Cabor Terbang Layang mempertandingkan 13 nomor. Papua hanya meraih tiga perak dan satu perunggu saja. Prestasi ini diakui kontingen Papua jauh menurun. Sebab, di PON Kaltim dulu mereka mendapatkan dua medali emas. (egp/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/