25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Belawan Diselimuti Kabut Asap, Jarak Pandang 4-6 Km

Foto: Raja/PM Pelabuhan Belawan diselimuti kabut asap tebal, Jumat (19/9).
Foto: Raja/PM
Pelabuhan Belawan diselimuti kabut asap tebal, Jumat (19/9).

 

SUMUTPOS.CO – Kabut asap juga tampak menyelimuti wilayah perairan Belawan, Jumat (19/9) pagi. Meski begitu, tak berdampak hingga pelarangan aktifitas pelayaran kapal.

Kasi Analisa dan Pengolah Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Stasiun Belawan, Rizky Ramadhan mengatakan, meski kabut asap secara kasat mata terlihat menyelimuti kawasan Perairan Belawan, tetapi keterbatasan jarak pandang belum membahayakan aktivitas kapal-kapal niaga di tengah laut.

“Jarak pandang saat ini sekitar 4 hingga 6 kilometer. Akan tetapi jika menurun sampai 3 kilometer ke bawah. Kita akan segera mengeluarkan peringatan dini terhadap kapal-kapal niaga agar berhati-hati,” ujar Rizky.

Kendati dampak kabut asap belum mempengaruhi pelayaran kapal niaga, namun dampak dari asap tersebut mesti diwaspadai kapal-kapal penangkap ikan nelayan. Karena kondisi ini menurutnya rawan terjadinya tabrakan kapal.

“Kami hanya sebatas memberi imbauan, khususnya bagi kapal penangkap ikan nelayan. Karena dampak dari kabut asap yang terjadi hari ini (Jumat) mengganggu jarak pandang,” katanya.

Kondisi asap yang menyelimuti laut Belawan lanjut dia, biasanya akan hilang dan kembali normal setelah tiga hari kedepan. ” Apabila terjadi hujan dan angin, potensi kabut asap akan hilang lebih cepat,” terangnya Rizky.

Keterangan serupa juga disampaikan Kasi Sertifikasi dan Keselamatan Syahbandar Belawan, Yanrizal. Ia mengatakan, walau kabut asap kiriman telah menyelimuti kawasan Pelabuhan Belawan, sampai sekarang pihaknya belum memberikan imbauan tentang kewaspadaan bagi para nakhoda kapal.

“Sampai saat ini belum ada larangan untuk berlayar, karena kondisi kabut asap yang terjadi dinilai belum membahayakan,” ungkapnya.

Begitupun Yanriza tetap mengingatkan para nakhoda kapal untuk meningkatkan kewaspadaan. ”Kami belum punya rencana untuk meminta perusahaan pelayaran menunda keberangkatan kapal. Karena kondisi asap ini masih terbilang belum mengganggu pelayaran, sebab masih bisa terpantau oleh radar kapal,” pungkasnya. (mag-1/cr-1/bd)

Foto: Raja/PM Pelabuhan Belawan diselimuti kabut asap tebal, Jumat (19/9).
Foto: Raja/PM
Pelabuhan Belawan diselimuti kabut asap tebal, Jumat (19/9).

 

SUMUTPOS.CO – Kabut asap juga tampak menyelimuti wilayah perairan Belawan, Jumat (19/9) pagi. Meski begitu, tak berdampak hingga pelarangan aktifitas pelayaran kapal.

Kasi Analisa dan Pengolah Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Stasiun Belawan, Rizky Ramadhan mengatakan, meski kabut asap secara kasat mata terlihat menyelimuti kawasan Perairan Belawan, tetapi keterbatasan jarak pandang belum membahayakan aktivitas kapal-kapal niaga di tengah laut.

“Jarak pandang saat ini sekitar 4 hingga 6 kilometer. Akan tetapi jika menurun sampai 3 kilometer ke bawah. Kita akan segera mengeluarkan peringatan dini terhadap kapal-kapal niaga agar berhati-hati,” ujar Rizky.

Kendati dampak kabut asap belum mempengaruhi pelayaran kapal niaga, namun dampak dari asap tersebut mesti diwaspadai kapal-kapal penangkap ikan nelayan. Karena kondisi ini menurutnya rawan terjadinya tabrakan kapal.

“Kami hanya sebatas memberi imbauan, khususnya bagi kapal penangkap ikan nelayan. Karena dampak dari kabut asap yang terjadi hari ini (Jumat) mengganggu jarak pandang,” katanya.

Kondisi asap yang menyelimuti laut Belawan lanjut dia, biasanya akan hilang dan kembali normal setelah tiga hari kedepan. ” Apabila terjadi hujan dan angin, potensi kabut asap akan hilang lebih cepat,” terangnya Rizky.

Keterangan serupa juga disampaikan Kasi Sertifikasi dan Keselamatan Syahbandar Belawan, Yanrizal. Ia mengatakan, walau kabut asap kiriman telah menyelimuti kawasan Pelabuhan Belawan, sampai sekarang pihaknya belum memberikan imbauan tentang kewaspadaan bagi para nakhoda kapal.

“Sampai saat ini belum ada larangan untuk berlayar, karena kondisi kabut asap yang terjadi dinilai belum membahayakan,” ungkapnya.

Begitupun Yanriza tetap mengingatkan para nakhoda kapal untuk meningkatkan kewaspadaan. ”Kami belum punya rencana untuk meminta perusahaan pelayaran menunda keberangkatan kapal. Karena kondisi asap ini masih terbilang belum mengganggu pelayaran, sebab masih bisa terpantau oleh radar kapal,” pungkasnya. (mag-1/cr-1/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/