30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Banjir Rob Terjang Pemukiman Warga Belawan

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Terjangan banjir air laut (rob) yang melanda warga Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan terus merambah ke permukimam warga Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Marelan, semakin menambah menderitaan warga di dua kawasan pesisir di wilayah utara Kota Medan tersebut, Senin (19/10) dinihari.

Banjir rob bukan hanya merendam pemukiman warga, tetapi sejumlah fasilas umum seperti jalan raya, Puskesmas dan sejumlah perkantor tampak dimasuki air berasa asin tersebut.

Agusleo, warga Young Panah Hijau, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, mengatakan, jalan raya yang berada di sisi Sungai Deli sebelah Utaran

Senin dini hari bagaikan anak sungai yang berarus, sementara permukiman warga yang dihuni oleh ribuan warga, khawatir terhadap datangnya banjir rob pada dinihari tersebut dan berusaha menyelamatkan barang-barang perabotan yang mudah terjamah air.

“Kami ini memang warga pesisir yang kerap menghadapi pasang surut air laut, tetapi dalam kondisi banjir rob yang terjadi dinihari warga juga semakin panik, karena harus mengangkat barang untuk diselamatkan agar tidak terendam air yang datangnya dari laut tersebut,” kata pemerhati masalah sosial itu.

Ironisnya, kata Agusleo, belum ada lembaga yang bisa memprediksi datangnya banjir rob maupun ketinggian air, sehingga warga yang bermukim di kawassn pesisir tidak mengetahui kapan waktu terjadi banjir rob tersebut.

Terpisah, Nursidin, tokoh masyarakat di Kelurahan Belawan Bahagia, mengatakan, kawasan kawasan yang kerap diterjang banjir rob adalah Kelurahan Belawan Bahagia. Warga di kawasan padat pemukiman penduduk ini, Senin dinihari terpaksa terpaksa harus bekerja keras mengangkat barang-barang berharga seperti perabotan rumah tangga ke lokadi yang lebih tinggi agar tidak terjamah oleh air.

Seemnatara itu, calon Wali Kota Medan petahana, Akhyar Nasution merasakan kesusahan masyarakat yang mengalami kebanjiran rob di Belawan. Pemerintah Kota (Pemko) Medan, kata dia, sejak 2016 sudah menyurati Kementerian PUPR. Bahkan, persoalan banjir rob ini sudah ditanyakan kepada Presiden Jokowi, atau mertua dari Bobby Nasution yang menjadi rivalnya di Pilkada Medan saat ini. “Kami menanyakan langsung ke Presiden RI soal penanganan banjir rob di Belawan. Sesuai pemetaan kami, banjir rob ini tidak hanya terjadi di Belawan, tapi terjadi juga di kawasan Percut Seituan,” ujar Akhyar, Senin (19/10).

Ketika itu, lanjutnya, sesuai hasil rapat dengan para teknokrat, akademisi dan tenaga ahli munculah keputusan secara teknis untuk dibangun tanggul pencegahan rob. Namun, saat dibangun tanggul ini, maka dampak terbesar akan dirasakan di kawasan bagan Percut Seituan. Inikan tidak mungkin juga dilakukan, bahkan tim teknis Kementerian PUPR sudah turun meninjau geografis wilayah.”Alhamdulillah saat ini sudah berproses, semoga akan ada penyelesaian masalah rob ini,” katanya.

Akhyar juga menyampaikan, beberapa hari lalu, ia bersilaturahmi ke Bachtiar Jafar, Wali Mota Medan periode 1990-2000. Dalam pertemuan itu, Bachtiar memberikan contoh di Perumahan Nelayan Indah dengan rumah panggung. Inikan sebuah contoh perumahan pinggiran lain.

Akhyar menyatakan, secara pribadi dan Pemko Medan tidak pernah lari dari tanggung jawab. Ia berharap masyarakat bisa memahami karakteristik kawasan Medan Belawan. Di sisi lain, Pemko Medan terus bekerja mencari solusinya. “Sesuai pengetahuan ilmu teknik tata ruang saya pelajari di bangku perkuliahan, tata ruang wilayah itu harus mengacu pada karakteristik dan kearifan lokal, dengan cara itu akan banyak bisa dilakukan dan gampang mengerjakannya. (mbo/ila)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Terjangan banjir air laut (rob) yang melanda warga Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan terus merambah ke permukimam warga Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Marelan, semakin menambah menderitaan warga di dua kawasan pesisir di wilayah utara Kota Medan tersebut, Senin (19/10) dinihari.

Banjir rob bukan hanya merendam pemukiman warga, tetapi sejumlah fasilas umum seperti jalan raya, Puskesmas dan sejumlah perkantor tampak dimasuki air berasa asin tersebut.

Agusleo, warga Young Panah Hijau, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, mengatakan, jalan raya yang berada di sisi Sungai Deli sebelah Utaran

Senin dini hari bagaikan anak sungai yang berarus, sementara permukiman warga yang dihuni oleh ribuan warga, khawatir terhadap datangnya banjir rob pada dinihari tersebut dan berusaha menyelamatkan barang-barang perabotan yang mudah terjamah air.

“Kami ini memang warga pesisir yang kerap menghadapi pasang surut air laut, tetapi dalam kondisi banjir rob yang terjadi dinihari warga juga semakin panik, karena harus mengangkat barang untuk diselamatkan agar tidak terendam air yang datangnya dari laut tersebut,” kata pemerhati masalah sosial itu.

Ironisnya, kata Agusleo, belum ada lembaga yang bisa memprediksi datangnya banjir rob maupun ketinggian air, sehingga warga yang bermukim di kawassn pesisir tidak mengetahui kapan waktu terjadi banjir rob tersebut.

Terpisah, Nursidin, tokoh masyarakat di Kelurahan Belawan Bahagia, mengatakan, kawasan kawasan yang kerap diterjang banjir rob adalah Kelurahan Belawan Bahagia. Warga di kawasan padat pemukiman penduduk ini, Senin dinihari terpaksa terpaksa harus bekerja keras mengangkat barang-barang berharga seperti perabotan rumah tangga ke lokadi yang lebih tinggi agar tidak terjamah oleh air.

Seemnatara itu, calon Wali Kota Medan petahana, Akhyar Nasution merasakan kesusahan masyarakat yang mengalami kebanjiran rob di Belawan. Pemerintah Kota (Pemko) Medan, kata dia, sejak 2016 sudah menyurati Kementerian PUPR. Bahkan, persoalan banjir rob ini sudah ditanyakan kepada Presiden Jokowi, atau mertua dari Bobby Nasution yang menjadi rivalnya di Pilkada Medan saat ini. “Kami menanyakan langsung ke Presiden RI soal penanganan banjir rob di Belawan. Sesuai pemetaan kami, banjir rob ini tidak hanya terjadi di Belawan, tapi terjadi juga di kawasan Percut Seituan,” ujar Akhyar, Senin (19/10).

Ketika itu, lanjutnya, sesuai hasil rapat dengan para teknokrat, akademisi dan tenaga ahli munculah keputusan secara teknis untuk dibangun tanggul pencegahan rob. Namun, saat dibangun tanggul ini, maka dampak terbesar akan dirasakan di kawasan bagan Percut Seituan. Inikan tidak mungkin juga dilakukan, bahkan tim teknis Kementerian PUPR sudah turun meninjau geografis wilayah.”Alhamdulillah saat ini sudah berproses, semoga akan ada penyelesaian masalah rob ini,” katanya.

Akhyar juga menyampaikan, beberapa hari lalu, ia bersilaturahmi ke Bachtiar Jafar, Wali Mota Medan periode 1990-2000. Dalam pertemuan itu, Bachtiar memberikan contoh di Perumahan Nelayan Indah dengan rumah panggung. Inikan sebuah contoh perumahan pinggiran lain.

Akhyar menyatakan, secara pribadi dan Pemko Medan tidak pernah lari dari tanggung jawab. Ia berharap masyarakat bisa memahami karakteristik kawasan Medan Belawan. Di sisi lain, Pemko Medan terus bekerja mencari solusinya. “Sesuai pengetahuan ilmu teknik tata ruang saya pelajari di bangku perkuliahan, tata ruang wilayah itu harus mengacu pada karakteristik dan kearifan lokal, dengan cara itu akan banyak bisa dilakukan dan gampang mengerjakannya. (mbo/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/