27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Srikandi Ganjar Kenalkan Pelleng, Kuliner Tradisional Suku Pakpak Barat

PAKPAKBARAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Pakpak, Sumatera Utara (Sumut) diberikan edukasi soal membuat kuliner tradisional khas suku Pakpak, yakni Pelleng. Makanan yang terbuat dari nasi bertekstur lunak dengan campuran rempah rempah seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabe dan lain-lain ini memiliki cita rasa gurih dan pedas.

Edukasi tersebut diselenggarakan di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumut, Kamis (19/10).

Bendahara Srikandi Ganjar Wilayah Sumut, Bina Safrina mengungkapkan selain menjadi santapan pada acara-acara penting seperti pesta adat, festival budaya hingga untuk tamu istimewa, Pelleng ini bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat.

Keotentikan rasa dari Pelleng ditambah belum banyak masyarakat awam yang mengenal kuliner khas Pakpak tersebut, lanjut Bina, membuatnya memiliki potensi untuk menambah pundi-pundi rupiah pendapatan keluarga.

Menurut dia, Pelleng bisa dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp15-25 ribu tergantung dari lauk yang dipilih, mulai dari ayam hingga ikan.

“Tentunya itu, karena kita juga disini buat pelatihan-pelatihan seperti ini agar bisa menjadi ladang usaha juga untuk mereka,” jelas Bina.

Makanan ini juga memiliki nilai historis bagi suku Pakpak. Dulunya Pelleng disajikan suku Pakpak kepada para prajurit yang akan pergi ke medan perang.

Konon, Pelleng ini dipercaya mampu memberikan tambahan asupan energi bagi prajurit.

Oleh karena itu, kuliner tradisional khas suku Pakpak ini harus tetap dilestarikan dan dijaga eksistensinya.

Dia berharap, dengan adanya pelatihan ini mampu menginspirasi masyarakat untuk berwirausaha, sehingga meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat.

“Jadi, pelleng ini tuh bisa digunakan untuk syukuran-syukuran (tetapi) bisa juga dibuat untuk umum, jadi pelleng ini bisa dijual ke masyarakat-masyarakat sini,” tutup Bina.

Lili Rahmawati Simanjuntak (24) masyarakat Desa Lae Ikan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Srikandi Ganjar Sumut. Setelah pelatihan ini, Lili ingin mencoba membuat Pelleng yang nantinya bila berhasil dapat menjadi peluang usaha.

“Ya pengennya mau buat usaha lah karena pembuatannya pun bisa dibilang itu seperti sama dengan gulai gitu. Pengen buat usaha aja gitu,” kata dia. (rel/tri)

PAKPAKBARAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Pakpak, Sumatera Utara (Sumut) diberikan edukasi soal membuat kuliner tradisional khas suku Pakpak, yakni Pelleng. Makanan yang terbuat dari nasi bertekstur lunak dengan campuran rempah rempah seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabe dan lain-lain ini memiliki cita rasa gurih dan pedas.

Edukasi tersebut diselenggarakan di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumut, Kamis (19/10).

Bendahara Srikandi Ganjar Wilayah Sumut, Bina Safrina mengungkapkan selain menjadi santapan pada acara-acara penting seperti pesta adat, festival budaya hingga untuk tamu istimewa, Pelleng ini bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat.

Keotentikan rasa dari Pelleng ditambah belum banyak masyarakat awam yang mengenal kuliner khas Pakpak tersebut, lanjut Bina, membuatnya memiliki potensi untuk menambah pundi-pundi rupiah pendapatan keluarga.

Menurut dia, Pelleng bisa dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp15-25 ribu tergantung dari lauk yang dipilih, mulai dari ayam hingga ikan.

“Tentunya itu, karena kita juga disini buat pelatihan-pelatihan seperti ini agar bisa menjadi ladang usaha juga untuk mereka,” jelas Bina.

Makanan ini juga memiliki nilai historis bagi suku Pakpak. Dulunya Pelleng disajikan suku Pakpak kepada para prajurit yang akan pergi ke medan perang.

Konon, Pelleng ini dipercaya mampu memberikan tambahan asupan energi bagi prajurit.

Oleh karena itu, kuliner tradisional khas suku Pakpak ini harus tetap dilestarikan dan dijaga eksistensinya.

Dia berharap, dengan adanya pelatihan ini mampu menginspirasi masyarakat untuk berwirausaha, sehingga meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat.

“Jadi, pelleng ini tuh bisa digunakan untuk syukuran-syukuran (tetapi) bisa juga dibuat untuk umum, jadi pelleng ini bisa dijual ke masyarakat-masyarakat sini,” tutup Bina.

Lili Rahmawati Simanjuntak (24) masyarakat Desa Lae Ikan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Srikandi Ganjar Sumut. Setelah pelatihan ini, Lili ingin mencoba membuat Pelleng yang nantinya bila berhasil dapat menjadi peluang usaha.

“Ya pengennya mau buat usaha lah karena pembuatannya pun bisa dibilang itu seperti sama dengan gulai gitu. Pengen buat usaha aja gitu,” kata dia. (rel/tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/