MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut kembali menyatakan, Kota Medan sebagai zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Penetapan ini berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah pertanggal 17 Januari 2020 yang disampaikan pada website covid19.go.id, pada Rabu (20/1).
Dalam website itu, juga disampaikan, terdapat 5 daerah yang berada dalam zona kuning (risiko sedang) yakni Tapanuli Utara, Simalungun, Asahan, Padangsidimpuan, dan Nias Utara. Kemudian untuk zona hijau ada 3 yaitu Nias, Nias Selatan, dan Nias Barat.
Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyampaikan saat ini terdapat 918 orang pasien Covid-19 di Kota Medan yang menjalani isolasi.
“Jumlah ini diketahui dari akumulasi kasus sebanyak 9.752 orang, dengan 8.489 orang diantaranya sembuh dan 345 lainnya meninggal,” ungkapnya.
Sementara untuk Kabupaten Tapanuli Utara yang disebut zona kuning, hanya menyisakan 5 pasien dan Simalungun menyisakan 44 pasien. Lalu Asahan 60 pasien, Padang Sidempuan 5 pasien dan Nias Utara 0 pasien
Selanjutnya tambah Aris, untuk Kabupaten Nias yang disebut zona hijau menyisakan 1 pasien, Nias Selatan menyisakan 4 pasien dan Nias Barat menyisakan 1 pasien. Aris menuturkan, saat ini diperoleh penambahan 80 kasus baru Covid-19 dari laporan 15 Kabupaten/Kota, sehingga akumulasinya kini menjadi 19.879 orang. Sedangkan angka kesembuhan bertambah 90 orang dari 9 Kabupaten/Kota menjadi 17.150 orang.
“Untuk kasus baru jumlah terbanyak berasal dari Medan dengan 47 orang dan Deliserdang 10 orang. Sementara untuk angka kesembuhan jumlah terbanyak didapatkan dari Medan dengan 38 orang dan Pematang Siantar 37 orang,” paparnya.
Berikutnya untuk angka kematian, terjadi penambahan 2 orang dari Medan Toba, sehingga akumulasinya sudah menjadi 718 orang. Oleh karena itu dari data tersebut diketahui jumlah penderita Covid-19 Sumut kini ada 2.011 orang.
Sementara secara nasional, Kasus Covid-19 dalam sehari bertambah 12.568 orang pada Rabu (20/1). Jumlah itu melonjak lagi dari hari sebelumnya pada Selasa (19/1), sebanyak 10.365 kasus. Saat ini total sudah 927.380 orang terinfeksi Covid-19.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus harian tertinggi. Dalam sehari ada 3.786 kasus. Lalu disusul Jawa Barat 1.814 kasus, Jawa Tengah 1.775 kasus, Jawa Timur 955 kasus, dan Sulawesi Selatan 661 kasus.
Jumlah itu terdeteksi dari 58.805 spesimen yang dites sehari. Ada 43.748 orang yang diperiksa. Masih ada 79.418 orang berstatus suspek. Angka positivity rate mencapai 16,6 persen. Sementara itu, angka kematian dalam sehari bertambah 267 jiwa. Paling banyak kasus kematian terjadi di Jawa Timur sebanyak 78 jiwa. Kini total sudah 26.857 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.
Sedangkan, pasien sembuh bertambah 9.755 orang dalam sehari. Paling banyak angka kesembuhan harian disumbang DKI Jakarta sebanyak 3.885 orang. Kini total sudah 763.703 orang sembuh dari Covid-19. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Sebanyak 3 provinsi mencatat kasus harian di bawah 10 kasus. Tak ada satupun provinsi dengan nol kasus harian.
Dua Staf Positif, DPRD Medan WFH 2 Pekan
DPRD Kota Medan memberlakukan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) selama dua pekan ke depan. Hal ini menyusul dua staf DPRD Medan terkonfirmasi positif Covid-19.
Seluruh kegiatan, baik kegiatan anggota DPRD maupun sekretariat DPRD akan dilakukan secara daring. Sedangkan untuk staf yang tetap bekerja ke gedung DPRD Medan, hanya beberapa orang saja.
“Kita memberlakukan WFH selama dua minggu untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 di lingkup DPRD Medan, karena adanya dua staf yang terkonfirmasi Covid. Kebetulan belum ada agenda dari Banmus (badan musyawarah), sehingga kegiatan di luar agenda Bamus bisa dilakukan melalui virtual. Baik aspirasi maupun evaluasi melalui virtual saja, sampai dua pekan ke depan. Kalau istilah lockdown tidak ada,” kata Plt Sekretaris DPRD Medan, Hj Alida kepada wartawan, Rabu (20/1).
Dikatakan wanita yang kerap disapa Uni ini, operasional maupun kegiatan DPRD Medan akan tetap berjalan seperti biasanya. Namun, pekerja yang masuk ke kantor DPRD Medan akan benar-benar dibatasi.
“Sekitar 70 persen dikurangi, termasuk petugas cleaning service. Jika pun nanti ada paripurna maupun banmus, tak seluruh dewan yang datang, karena berlangsung virtual. DPRD Medan tidak tutup, semuanya tetap berjalan. Kalau ada rakyat yang menyampaikan aspirasinya, kita tetap menerima,’’ imbuhnya.
Uni menambahkan, BPBD Kota Medan sudah melakukan penyemprotan disinfektan sebagai langkah awal pencegahan. Selanjutnya, memberlakukan FWH dan memperketat protokol kesehatan (prokes).
Nakes RS USU Divaksin Covid-19
Vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit khususnya di Kota Medan kembali berlanjut. Kini, giliran Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU), Rabu (20/1).
Direktur Utama (Dirut) RS USU, Dr dr Syah Mirsya Warli SPU(K) mengungkapkan, pada hari pertama vaksiniasi ini nakes yang divaksin sebanyak 34 orang. Jumlah nakes tersebut sudah terdaftar melalui sistem. “Setelah hari pertama selesai, vaksinasi Covid-19 terhadap nakes di RS USU akan terus berlanjut pada hari berikutnya,” ungkap Mirsya saat diwawancarai.
Mirsya menyebutkan, RS USU mendapatkan distribusi vaksin sebanyak 354 vial pada tahap pertama ini. Karena itu, vaksin tersebut akan disuntikkan kepada 177 nakes. “Kita berharap nantinya distribusi vaksin ke RS USU dapat bertambah. Total nakes yang ada yaitu 428 orang,” sebutnya didampingi Direktur Pelayanan Medik dr Riyadh Ikhsan SpKK, Direktur Keuangan, Umum, SDM yang juga Kepala Lab, dr Dewi Indah Sari Siregar dan Humas M Zeinizen.
Kata Mirsya, selain nakes, dosen juga menjadi sasaran untuk dilakukan vaksinasi Covid-19 buatan Sinovac. Dengan demikian, diharapkan pula perkuliahan secara tatap muka di USU bisa dimulai kembali setelah vaksinasi ini berjalan baik.
Diutarakan dia, dari 34 nakes yang terdaftar untuk divaksin sejauh ini belum ada yang batal atau tidak hadir. Namun, jika ada yang sudah terdaftar namanya tetapi berhalangan hadir maka pada hari berikutnya masih bisa datang untuk divaksin. “Intinya semua vaksin yang telah kita terima harus habis untuk divaksinasi kepada nakes sesuai sistem,” pungkasnya.
Sementara, salah satu nakes yang divaksin, Hilda mengaku biasa saja setelah beberapa menit disuntikkan vaksin. “Tidak ada terasa pusing. Artinya, tidak ada efek samping yang rasakan,” kata nakes yang bertugas di IGD RS USU ini.
Hilda juga mengau, sebelum divaksin perasaan takut tidak ada, yang ada mungkin cemas atau gugup karena baru pertama kalinya divaksin Covid-19. Akan tetapi, setelah divaksin ternyata biasa saja.
Menurutnya, vaksinasi Covid-19 merupakan langkah yang tepat untuk pencegahan. Karena, dengan divaksin maka dapat melindungi diri seseorang maupun orang lain dari virus corona. Namun, tetap menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup yang sehat. “Tidak ada persiapan khusus sebelum divaksin. Tapi, paling penting mempersiapkan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan bugar,” pungkasnya. (ris/map)