MEDAN- Kereta api kelas ekonomi yang tidak menggunakan Air Conditioning (AC) jurusan Medan-Tanjung Balai untuk sementara tidak akan dioperasikan hingga akhir Maret 2013. Ini karena belum dibuat lagi perjanjian antara Dirjen Kereta Api sebagai pemerintah pusat dan PT KAI (Kereta Api Indonesia).
Sebab, operasional KA ekonomi tersebut merupakan subsidi pemerintah atau dengan kata lain rangkaian kereta api PSO (Public Service Obligation).
“Pemberhentian ini berlaku mulai 21 Februari hingga 31 Maret 2013. Dimanan
harga tiket ke Tanjung Balai menjadi Rp45 ribu per tiket dari harga sebelumnya Rp14 ribu pertiket. Tarif ekonomi AC ini bukan subsidi dan lebih nyaman karena sudah dilengkapi dengan AC,” ujar Humas PT KAI Divre I Sumut Rapino Situmorang di stasiun besar kereta api medan, Rabu (20/2).
Dikatakan Rapino, sebenarnya kereta api memakai AC ini sudah ada sejak Juli 2012 dan berlaku dengan harga Rp46 ribu per tiket. “Sebelumnya, dalam rangkaian ada 2 jenis gerbong yang kita gunakan. Misalnya, 3 gerbong non ac dan 2 gerbong ac. Nah, yang AC hanya 1 gerbong yang berisi, sedangkan yang non AC full,” lanjutnya.
Selain tarif tiket, tarif bagasi juga mengalami kenaikan. Menjadi Rp10 ribu per 10 kilogram. Harga tersebut merupakan harga yang ditetapkan pihak ketiga dan bukan dari PT KAI. “Selama ini masyarakat lebih memilih KA yang tidak menggunakan AC karena tarif lebih murah,” ujarnya.
Pemberhentian sementara ini membuat masyarakat menolak, dan memilih transportasi Koperasi Usaha Pengangkutan Jalan (KUPJ). Seperti yang diungkapkan oleh Rina Rahim. Mahasiswi Umsu FAI ini, dirinya akan memilih KUPJ untuk kembali ke kampung halamannya di Tanjung Balai. “Saya sering balik kampung, minimal 2 kali dalam sebulan. Jadi, kalau harganya terlalu jauh berbeda, mending naik KUPJ saja,” ungkapnya.
Rina mengungkan, bila dirinya naik angkutan umum ongkosnya berkisar Rp25 ribu dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 5 hingga 6 jam. “Bedanya sampai Rp20 ribu. Jadi, mending naik angkot. Toh waktu jarak tempuhnya sama, memakan waktu lima jam. Saya mahasiswa, uang saja masih minta sama orangtua,” akunya.
Disadarinya, kenyamanan akan sangat terasa bila menggunakan angkutan umum. Pertama, akan lebih desak-desakan, kedua lebih ribut dan pengap karena asap rokok. “Kenyamanannya yang jelas berbeda. Kalau ditanya, ya lebih nyaman kereta api,” tutupnya. (ram)