MEDAN-Masyarakat di Sumut hingga Aceh atau seluruh Sumbagut harus menelan pil pahit dari dampak black out listrik. Sebab, dalam pemulihan mesin pembangkit di Pulau Naga Putri Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, terpaksa dilakukan pemadaman bergilir selama 2 jam tiap harinya. Pasalnya, pasokan listrik baru bisa dikatakan aman pada Juli 2013.
“Pemadaman bergilir selama dua jam terpaksa kita lakukan karena mesin pembangkit yang black out kemarin sedang kita perbaiki,” ujarnya Manager Unit Pengatur Beban (UPB) Sumbagut H Barusdidampingi Manager Produksi Sektor Belawan M Ali, Manager UPT Aceh Bagus Haryanto, Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarat PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Raidir Sigalingging, Rabu (20/3) malam di kantor Unit Pengaturan Beban PLN (Persero).
Dikatakannya, mesin yang belum bisa dioperasikan adalah mesin GT 1.1 dan GT 2.2. Kedua mesin ini tengah diperbaiki. Untuk mesin GT 2.2 sendiri menghasilkan daya hingga 180 MW, namun saat ini kondisinya rusak. “Dampak rusaknya mesin kita defisit 200 MW. Nah, beban puncak hingga 1.630 MW. Sedangkan daya mampu semua pembangkit 1.400 MW. Kita harus melakukan pemadaman selama 2 jam secara bergilir di keseluruhan wilayah Sumbagut karena saat ini defisit 200 MW,” ujarnya.
Untuk unit GT 2.2 itu, lanjutnya, masih proses perbaikan dan diharapkan dua hari ke depan dapat pulih sembari menunggu pasokan dari PLTU Labuhan Angin Sibolga sebesar 90 MW. “Besok (hari ini,Red) akan mulai pasokan dari PLTU Labuhan Angin Sibolga. Kalau ada ini kita bisa meminimalisir pemadaman yang terjadi,” katanya.
Dijelaskannya, gangguan pada unit 1.1 awalnya memang langsung merusak sistem lainnya yakni unit GT 1.2, 2.1, 2.2, 1.0 dan unit GT 2.0.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Krisna Simba Putra mengatakan, meningkatnya beban listrik hingga 100 Megawatt (MW) akibat cuaca panas yang terjadi sebulan terakhir. “Korelasi dari akibat cuaca panas, yakni masyarakat mulai meningkat menggunakan AC sehingga paling besar mempengaruhi daya hingga menjadi beban puncak berlebih,” tegas Krisna.
Ke depannya, untuk tambahan pasokan, pihaknya akan mendapatkan pasokan daya dari PLTU Nagan Raya Aceh pada April sebesar 110 MW dan unit mesin kedua PLTU Nagan Raya Aceh kembali memasok sebanyak 110 MW masuk Juli 2013. Dengan begitu, pasokan listrik akan aman dengan 220 MW cadangan. “Bila sudah aman, kita akan merencanakan penggantian PTLG unit 1.1, 1.2, 2.1 dan GT 2.2 di tahun ini,” kata Krisna.
Sementara Manager Produksi Sektor Belawan M Ali mengatakan, semua unit pembangkit di Belawan saat ini sudah berusia lebih dari 25 tahun dan untuk unit GT 2.2 sudah waktunya direhabilitasi. Namun karena masih menunggu pembangkit dari Nagan Raya Aceh, baru bisa dilakukan rehabilitasi pada April ini.
Dikatakannya, dalam perbaikan mesin GT 2.2 yang rusak saat ini, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pabrikannya di Jerman dan minta dibantu teman-teman dari Jawa untuk menormalkannya kembali mesin GT 2.2. “Kita lagi berusaha mencari spare part untuk mesin GT 2.2. Tapi yang pasti, kita tidak lagi menunggu spare part dari Jerman, sudah ada kok alatnya kita dapat, rangkaian spare partnya ada punya teman kita, hampir mirip dengan yang kita butuhkan, mudah-mudahan bisa terpasang,” ujar Ali.
Ali menambahkan, untuk mesin GT 1.1, 1.2, 2.1, 2.2 sebenarnya sudah tidak baik lagi dipaksa beroperasi. Sebab, pembangkit yang dimiliki PT PLN Sumbagut sekitar 70 persen menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar dan memerlukan biaya produksi tinggi. Harusnya mesin tersebut menggunakan gas. Untuk itu dalam waktu dekat atau tahun ini, kesemua pembangkit itu akan diganti dengan yang baru melalui pelelangan ataupun pengadaan barang.
PLN Pusat Desak PT Siemens
Sementara Kantor Pusat PLN di Jakarta mengklaim, kondisi listrik di wilayah Sumut pascarusaknya mesin gas turbin (GT) di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Pulau Naga Putri Sicanang Kecamatan Medan Belawan, Senin (18/3), saat ini berangsur-angsur membaik.
“Kondisi berangsur-angsur normal,” ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Pusat, Bambang Dwiyanto kepada koran ini di Jakarta, kemarin (20/3).
Kondisi yang berangsur-angsur pulih ini, kata dia, lantaran pihak PLN Sumut langsung mengoperasikan pembangkit-pembangkit cadangan. “Kita juga mendorong pihak ketiga (PT Siemens Indonesia, Red) untuk segera menyediakan suku cadang yang dibutuhkan, Saya yakin mereka juga sudah paham SOP PLN, karena ini menyangkut pelayanan masyarakat atau pelanggan,” cetus Bambang.
Di sisi lain, ‘bencana’ listrik langsung direspon Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho. Melalui melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sumatera Utara, Jumsadi Damanik, gubernur memina PLN memberikan penjelasan tentang pemadaman listrik di Sumut yang terjadi dalam 2 hari ini.
“Pak Gubernur sampai menelpon saya dari Lampung agar segera dicari tahu permasalahan yang terjadi dengan pemadaman listrik seluruh Sumut tersebut. Apa sebenarnya yang menjadi kendala dari kejadian kemarin masalah teknis apa sesungguhnya, agar cepat teratasi, kita harap paling tidak besok ada statement dari PLN, agar cepat teratasi. karena tentunya ini juga jadi pertanyaan utama dari investor asing,” katanya.
4 Ribu Kabel Listrik Dicuri
Parahnya, di saat pasokan listrik berbahaya, malah ada orang yang mencuri kabel listrik. Tidak tanggung-tanggung, kabel yang dicuri mencapai empat ribu meter. Karena itu, polisi masih mendeteksi pelaku pencurian kabel saluran utama tegangan tinggi (Sutet) milik PLN di area PTPN 2 persisnya Kecamatan Hinai-Langkat itu. Aksi para pelaku, sebabkan PLN merugi Rp10 Miliar.
Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Rosyid membenarkan adanya laporan PT PLN mengenai peristiwa tersebut. Namun demikian, polisi disebutkan masih berupaya mendalami kasus termasuk tentang dugaan terlibatnya orang dalam. “Sampai sejauh ini, kita masih memeriksa keterangan dari si pelapor.
Nah, tentang keterlibatan orang dalam kita dalami dulu. Sementara bagi penadahnya, kita belum dapat memastikan karena hanya orang atau pengusaha tertentu yang mau menampung barang seperti ini (kabel),” seru AKP Rosyid.
Terkait pencurian empat ribuan kabel ini diperkirakan tergolong piawai. Sebab diketahui kabel dimaksud sudah terpasang di tiang yang ketinggiannya mencapai 70 meter. Selanjutnya dalam menjalankan aksi, si pelaku diperkirakan tidak perlu memanjat tiang atau tower namun berhasil menariknya sekaligus mencurinya. Anehnya lagi, pelaku memahami betul kabel belum dialiri arus listrik.
Suprianto selaku Humas PT PLN Wilayah Medan saat membuat laporan pengaduan ke Polres Langkat, Selasa (19/3) kemarin, terkesan tidak menampik tentang dugaan keterlibatan orang dalam atau yang paham persis tentang listrik. “Kalau dilihat dari caranya, memang tidak tertutup kemungkinan melibatkan orang dalam. Ya bagaimana tidak, kabel diambil dengan cara memotong kabel penahan skur yang berada di permukaan tanah terus tahu betul kalau arus listriknya belum ada,” beber dia.
Masih menurut penjelasan dia, hilangnya kabel sutet itu menyusul laporan anggota Koramil Hinai ke pihaknya melalui sambungan telepon yang disahuti spontan dengan melakukan pengecekan ke lokasi.
“Makanya ketika kita membuat laporan pengaduan ke Polres, saya sampaikan tidak tertutup kemungkinan pencurian kabel-kabel itu melibatkan orang dalam,” ungkapnya seraya akui sutet masih tahap pembangunan dengan proyeksi selesai April 2014.
Tentang proyek sutet itu, dia mengakui, fungsinya menghubungkan dari Pangkalan Susu-Langkat ke gardu induk cabang Binjai. Pelaksanaan proyek dimulai sekitar enam bulan silam oleh perusahaan (pihak ketiga) yang tidak ingat persisnya namanya.
Suprianto menekankan, jika dugaan tersebut terbukti maka pegawai (PLN) yang terlibat dipastikan diusulkan pemecatannya dan menjalani proses hukum. Begitu juga dengan dugaan pelakunya pihak perusahaan pelaksana proyek maka diputus kontrak.
“Memang kita tidak mau menduga-duga begitu saja. Serahkan kepada pihak berwajib sepenuhnya tentang keterlibatan pihak mana saja. Alumunium yang ada kalau di jualkan ke pasar loak harganya murah, namun masalahnya kalau kita yang beli harganya melambung jauh dan itu harus melalui pemesanan,” tuntas dia. (ila/sam/jie)