Mendapat laporan tersebut, petugas Koramil dan Polisi Militer terjun ke lokasi. Keenam pria yang berpakaian preman yang melihat mobil Polisi Militer yang dikendarai oleh Herri S dan Koramil datang, tiba-tiba langsung melarikan diri.
“Cabut kita, males berurusan sama PM dan Koramil,” sebut Apeng menirukan perkataan salah satu keenam pria tersebut.
Apeng mengaku, penggerebekan yang dilakukan oleh keenam pria tersebut, sudah yang kedua kalinya. “Ini uda yang kedua kali dan juga seperti itu. Mereka datang enggak bersama Kepling dan satpam. Jadi, mana mau aku kasih mereka masuk. Kalau aku kasih mereka masuk, bodoh lah aku. Dilemparnya pula entah apa ke dalam rumahku, makanya aku panggil PM dan Koramil. Eh, begitu datang mereka cabut,” jelas Apeng.
Sementara itu, salah seorang petugas yang datang menyebut, pihaknya berada di lokasi lantaran dihubungi oleh pemilik rumah. Petugas hanya ingin memastikan apakah penggerebekan tersebut sesuai prosedur.
“Kami berada di sini mau tahu saja, siapa mereka yang datang tadi. Soalnya, sudah kedua kalinya mereka datang dan mau gerebek tanpa adanya pemerintah setempat (Kepling),” ujar petugas tersebut yang enggan namanya dikorankan.
Amatan di lapangan, penduduk yang berada di perumahan tersebut tampak memadati rumah Apeng. Pasalnya, mereka terkejut lantaran banyaknya aparat yang datang. ”Kurang tahu juga ya bang ada apa. Katanya ada penggerebekan oleh polisi. Tapi yang kelihatan petugas PM dan TNI, mana polisi. Makanya bingung juga,” ucap Joni kepada wartawan di lokasi. (ris/ila)