MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia Kota Medan mengusulkan Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi lokasi pusat pengamatan hilal dalam menentukan awal Ramadhan. Sebab, OIF UMSU yang terletak di lantai tujuh gedung pascasarjana itu posisinya sangat strategis.
Ketua Dewan Fatwa Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan KH Zulfiqar Hajar mengatakan, OIF UMSU sangat cocok sebagai tempat pusat pengamatan hilal. Karena, selain posisinya strategis juga dilengkapi dengan peralatan pengamatan yang lengkap dan canggih sehingga memungkinkan untuk menghasilkan pengamatan lebih baik.
Dengan begitu, ketersediaan teknologi untuk pengamatan fenomena di luar angkasa yang terbilang modern itu diharapkan mampu menghasilkan rumusan untuk mempersatukan pandangan terkait penentuan awal Ramadhan.
“Saya sudah melihat langsung berbagai peralatan yang dimiliki OIF UMSU, sangat lengkap. Menurut saya, ini bisa menjadi satu solusi untuk menjawab berbagai persoalan keumatan, diantaranya tentang penentuan awal Ramadhan juga penentuan arah kiblat masjid,” katanya, Rabu (20/4).
Zulfiqar pun berjanji akan mengajukan usulan ke Pemko Medan agar lokasi pusat pengamatan awal penentuan Ramadhan tidak lagi di hotel. Untuk itu, dia akan mengajak pihak terkait antara lain, Kementerian Agama dan Pengadilan Agama untuk bersama meninjau kembali fasilitas OIF UMSU.
Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani mengatakan, pihaknya siap menerima dan memfasilitasi pertemuan ulama dengan instansi terkait dalam rangka pengamatan dan penentuan awal Ramadhan di kampus pascasarjana yang terletak di Jalan Denai Medan. Menurutnya, sejak awal, fasilitas dan peralatan yang dimiliki OIF UMSU juga ditujukan bukan hanya untuk riset ilmu pengetahuan, melainkan juga kegiatan keumatan.
“OIF UMSU juga sering mendapatkan kunjungan dari siswa sekolah dasar sampai menengah yang ingin belajar sekaligus mengamati langsung tata surya,” ujarnya.
Kepala OIF UMSU Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar menambahkan, pihaknya juga sering menerima dan membantu dalam penentuan arah kiblat masjid di Medan. Sebab, penyimpangan satu derajat saja kiblat masjid, bisa mengubah jarak mencapai 70 kilometer dari Ka’bah.”Peralatan yang dimiliki OIF UMSU dalam rangka pengamatan tata surya terbilang cukup lengkap dan canggih untuk saat ini. Bukan cuma teleskop, OIF UMSU juga menyiapkan peralatan tradisional yang pernah digunakan masyarakat zaman dulu berkenaan dengan ilmu falak sebagai bahan pembelajaran untuk masyarakat,” imbuhnya. (ris)